07.Goa

106 21 0
                                    

"Akh"
Bruk
Aku ikut terjatuh dari kuda.
"Duke Devilsman?"ucap Duke Belion.
Srrrk
Aku menarik Duke Belion ke belakang sebuah pohon cukup besar.
"Ada 4 musuh, mereka menggunakan Panah"bisiku.
Tis tis darah terus menetes dari tangan kiriku.
Bruk
"Ukh" tiba tiba kakiku menjadi lemah.
Ujung panah menghitam, artinya ada racun di panah ini

Srrrk
4 pria berpakaian hitam itu turun dan mengepung kami.
"Tunggu disini, aku akan mengalahkan mereka"ucap Duke Belion menyentuh bahuku.
"Hei jangan kau bisa saja mati"ucapku menahan tangannya.
"Tenang saja, aku bukanlah orang yang mudah mati"ucap Duke Belion melangkah pergi dari hadapanku.
Racun ini perlahan demi perlahan membuat tanganku mati rasa.
Crap
Aku menarik Pana itu dengan kuat.
"Ukh" sakit dan nyeri.
"Sialan mata Pana nya tersangkut"gumamku yang menarik lagi.
"Ughk"
Anak panah itu keluar dari lengan kiriku.
Zrrt
Aku merobek ujung celanaku.
Ku lilitkan potongan kain itu di atas luka itu.
Dengan ujung kain yang kugigit dan satu lagi berada di tangan kananku.
Aku mengencangkan kain itu dengan kuat.
"Haaah sialaan"ucapku melihat keadaan di belakang pohon.

Suara pedang yang beradu terdengar keras dari belakangku.
Brak tiba tiba satu dari 4 orang yang menghadapi Duke Belion berdiri di hadapanku.
Dia mengangkat pedangnya.
Tangan kiri ku mati rasa dengan keringat yang terus menetes.
Nafasku yang terengah-engah yang semakin la menyesakkan.

Srrt
Pedang itu sebentar lagi akan mengenaiku
Ztttggg
Brak
Pedang kami beradu.
Dia memegang satu pedangnya dengan kedua tangannya dan aku hanya memegang satu pedang dengan satu tanganku.
Gubrak
Aku menendang perut pria itu dengan keras.
Membuatnya terpental dan menabrak sebuah pohon.
"Tidak mungkin kenapa kau masih bisa bergerak"ucap pria itu yang terbatuk batuk.
"Apa kau tak perna melihat orang pemakai 2 pedang hah"ucapku yang sudah berada di hadapannya.
Crap
Aku menancapkan pedangku tepat di kepalanya.
Srruk
Spontan aku terduduk di rumput.
"Sesak"
"Haah haah haaah" aku mencoba bernafas dengan paksa.
Sembari terus mengencangkan ikatan
"Kepalaku sangat pusing!"
"Aku tak bisa lagi menahannya", dan
brak.
Aku terjatuh pingsan dalam dekapan seorang pria yang paling ku benci.

__
Krrtk
Krrtk
Suara api yang sedang membakar kayu serta suara nafas yang cukup berat.
"Dingin!"
"Hei?, Apa kau sudah bangun?"terdengar suara samar dari seseorang.
"Siapa?"
"Kepalaku berat, tenggorokanku sangat sakit."
Sstt
Sebuah tangan yang cukup besar menyentuh dahiku.
"Demamnya masih tinggi"ucap orang yang sama.
Suara hintik hujan yang deras terdengar jelas di telingaku.
Srrrk
Aku sontak duduk.
"Auh kepalaku!"gumamku
"Hei jangan paksakan dirimu, teruslah berbaring"ucap pria berambut biru dengan luka yang besar di wajahnya.
"Siapa?"
"Haah haah haaah" nafasku memberat.
"Sial kenapa hujannya tidak berhenti juga"upat pria itu
"Dingin, ini sangat dingin"
Padahal dia sudah memberikan mantel dan kemejanya padaku, tapi ini masih sangat dingin.
"Aku kedinginan"
Aku memandang pria yang duduk telanjang dada sambil menahan api agar terus menyalah.
Mata kami tiba tiba saling bertemu.
"Ada apa?"tanya dia.
Aku merentangkan kedua tanganku.
"Dingin, sangat dingin. Tolong peluk aku sebentar saja. Ini sangat dingin"ucapku dengan airmata yang akan keluar.
"Apakah sedingin itu?"tanya dia.
"Sakit, dingin, dingin. Kupikir aku akan mati karna kedinginan"ucapku.

Zrrk
Dia menarikku dan memeluku dalam pangkuannya.
Lalu menutupi tubuhku dengan Mantel hitamnya.
"Apa masih dingin?"tanya dia.
"Hangat terima kasih"ucapku yang semakin mengeratkan pelukan kami.
Krrtk
Krrtk
Krrtk
Malam semakin larut hujan semakin deras.
Api yang menghangatkan perlahan mulai memudar.
Rasa dinginnya kembali.
"Dingin"aku memeluk pria di hadapanku semakin erat.
Srrk
Sebuah tangan menyentuh dahiku dengan lembut.
"Tidak apa, ini akan baik baik saja. Setelah hujannya reda kita akan kembali ke ibukota"bisik pria itu dengan nada halus yang menenangkan.
Aku mengangguk dan melingkarkan tanganku di lehernya.
"Terima kasih"ucapku tersenyum lebar.

Sudah lama aku tak di perlakukan dengan baik oleh orang lain selain mereka(Lina,Rika,Dio,lilia dan paman kaisar).
Sepertinya menjadi lemah seperti ini juga bukan kesalahannya.
___
"Eumh?"perlahan aku membuka mataku.
Dan mendapati diriku berada di kamar tempatku bermalam.
Brak tiba tiba sebuah baskom berisi air terjatuh.
"Tuan Duke"terdengar suara Lina dari ujung pintu.
"Duke Belion, tuan Duke sudah bangun"ucap Lina yang langsung berlari ke luar.
"Hiks hiks, Al akhirnya kau bangun"ucap lilia yang melayang di hadapanku dengan tangisan.
"Lilia kenapa kau menangis?"tanyaku.
"Akhirnya hiks, setelah 4 hari. Akhirnya kau bangun juga"ucap lilia dengan air matanya.
Brak pintu terbuka Duke Belion serta dokter masuk kedalam kamar.
___
"Duke, apa ada yang tidak nyaman pada tubuh anda?"tanya dokter.
Aku menggeleng.
"Ini sebuah keajaiban"ucap dokter itu tersenyum.
"Tangan anda yang terkontaminasi karna racun, sembuh total setelah 3 hari. Karna luka dan racun yang menyebar kami berfikir untuk memotongnya waktu itu, tapi ternyata itu tidak perlu di lakukan, terimakasih tuhan"ucap pria tua itu sedikit tersenyum melihat kelangit.
"Tuhan yah?, Aku sama sekali tak percaya dengan mereka"gumamku yang memalingkan wajahku.
__
Beberapa hari kemudian.
Setelah beristirahat beberapa hari, aku memutuskan untuk berjalan jalan di negara Abdildon
"Benar benar berbeda dengan negara Agran"ucapku yang memakan apel merah sambil menyusuri pasar.
"Al Al, ayo kembali, Lina akan marah  Karna kau pergi tanpa izin"ucap lilia yang muncul.
"Tak apa?, Lina itu orang yang paling lemah dengan ku. Heheh kalau aku menunjukan wajah memelas saja. Pasti dia akan kalah"ucapku tertawa
"Haaah Al kau yah, ah benar. Aku juga ingin berkeliling di makam dekat sini, aku pergi yah dah"ucap lilia yang menghilang.
"Bye"
Karna rambut hitam cukup jarang disini, aku mungkin akan terlalu mencolok. Jadi aku menggunakan kekuatan spirit untuk meruba warna rambutku yang hitam menjadi coklat yang sangat umum. Aku juga menggunakan pakaian rakyat biasa, agar tidak terlalu mencolok.

Terus melangka sembari membawa kantong berisi buah dan roti.
Brak
Tiba tiba ada seseorang berjubah yang menabrakku.
Dia terlihat begitu tergesa gesa.
Terdengar juga langka kaki cepat seperti sedang mengejar.
Srrt
Aku menariknya
"Tangkap penyihir itu"terdengar suara keras.
Tap tap
Langka kaki mereka mulai menjauh
"Apa kau baik baik saja?"tanyaku.
Srrk
Orang itu terjatuh.
"Haah haah, ma maafkan- groookkk krucukk" suara perutnya terdengar  lebi keras dari suaranya.
"Hahah, ini ambila"ucapku menunjukan kantong berisi makanan.
_

You And Me (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang