14. POV. DERLICK

116 22 0
                                        

__
Gubraaaaak
Aku mendarat keras disebuah gundukan lancip yang menancap di tengah tengah badanku.
Darahku terus mengalir membanjiri gundukan itu.
Rasanya dingin, gelap dan sunyi.
Selain darah yang berasal dari luka itu, darah juga terus mengalir dari tubuh bagian bawahku.
Srrt
Aku mengangkat perlahan tanganku dan menyentuh perutku.
"Maafkan aku"ucapku mulai mendirikan air mata.
"Maafkan aku yang tidak bisa menjadi ayah yang baik"ucapku.
Crak
Tiba tiba gundukan tanah itu hancur.
"Hei Devilsman"terdengar suara Duke Belion.
"Sepertinya aku terlalu frustasi karna kehilanganmu nak, sehingga aku berhalusinasi mendengar suara ayahmu"ucapku menyentuh perutku.
"Hei, jangan sampai kehilangan kesadaranmu"teriak orang itu.
Pandanganku menggelap.
Pria itu memelukku.
"Siapa dia?"
Perlahan aku melihat seorang pria berambut biru tua dengan luka yang melintang di wajahnya.
"Belion"ucapku tersenyum menyentuh wajahnya
Srrt
Dia menggendongku.
"Tenang jangan panik, aku akan segera membawamu ke rumah sakit"ucap dia tergesa gesa.
"Yang harusnya tenang itu kau dasar bajingan"ucapku tersenyum menyentuh wajahnya.
Srrrrk
Tenagaku sudah mencapai batas dan aku pingsan.
"Devils-Arlezhan"teriak Derlick.
_

Derlick POV
Saat hujan yang deras di campuri petir yang menggelegar seorang pria harus mengeksekusi istrinya sendiri dihadapan semua orang.
"Derlick,hentikan hentikan"teriakan wanita itu begitu keras.
"Maafkan aku venicia"ucap pria itu dengan wajah yang menahan perasaan sedihnya.
Matanya memerah dan srrrt pedangnya berhasil memisahkan kepala dan tubuh wanita itu.
Dia tetap berdiri di tempat yang sama.
Orang orang mulai pergi dan hanya meninggalkan 2 insan itu,
Bruk
Pria itu terduduk dengan lutut yang menghantam lantai duluan.
Ia melihat ke langit
Meskipuh wajahnya tertutup oleh rambut, meskipun air hujan yang terus menjatuhi wajahnya, dan meskipun ia hanya terdiam tak bergerak sedikitpun.
Semua orang akan tahu kalau pria itu sedang menangis, ia menangis tanpa suara dengan air mata yang tercampur dengan air hujan.
Seorang pria yang terlihat begitu kuat dan kaku, menangisi istrinya yang sudah menyelingkuhi nya.

Tapi menangis tidak lah merubah apapun, jadi dia tak ingin terus berlarut dalam kesedihan.

3 tahun kemudian__
"Karna para iblis yang mulai menyebar ke seluru kota, aku sudah mengurus urusan untuk memintah para utusan dari negara negara lain untuk membantu kita. Dan aku mengumpulkan kalian disini agar kalian bersiap siap"ucap kaisar.
"Karna kita belum tahu karakter dan sifat dari para utusan itu. Untuk berjaga jaga aku akan menempatkan merah di sisi kalian, orang orang yang ku percaya"ucap kaisar.
Srrrk
Kami berjongkok dan memberi hormat.
"Baik"ucap kami ber 5 bersamaan.
"Mentri, bagikan itu"ucap kaisar.
"Baik yang muliah"ucap Mentri berjalan sambil membawa beberapa lembar kertas
Srrt dia memberikan kertas itu satu persatu kepada kami.

"Mereka adalah para utusan yang akan tinggal di tempat kalian, semuanya selain Duke Belion boleh pergi sekarang"ucap kaisar.
Mereka berdiri dan mulai beranjak pergi.
"Duke Belion berdirilah"ucap kaisar.
Aku berdiri.
"Derlick apa kau perna mendengar tentang anak berumur 14 tahun yang membantai semua generasi kerajaan verism"ucap kaisar.
"Emh saya perna mendengarnya yang muliah, apa mungkin"ucapku
"Yah benar itu dia, pangeran kedua yang di cap sebagai anak blis oleh gereja"ucap kaisar.
"Yang muliah, apa saya perlu membunuhnya "ucapku
"Tidak tidak tidak, kenapa kita harus membunuh ya. Dia adalah salah satu dari Negera sekutu kita, bukankah dengan membunuhnya kita akan memulai perang dengan negara Agran"ucap kaisar.
"Jadi apa yang perlu saya lakukan yang muliah"ucapku.
"Haha tidak ada, cukup awasi dia saja"ucap kaisar tersenyum.
"Baik yang muliah"ucapku sedikit membungkuk.
__
4 hari kemudian.
Aku membaca lembaran kertas yang berisi dokumen di atas mejahku.
"Tuan ada surat dari kaisar"ucap Benio/kepala pelayan yang masuk membawa nampan.
"Emh Taru saja di meja aku akan membacanya sebentar lagi"ucapku menulis.
"Baik tuan Duke"ucap Benio

Tak tak tik tak
Jam terus berjalan. Terlihat jarum jam sudah menunjuk ke angka 1 siang.
Aku menghentikan gerakan tanganku dan membuka surat dari kaisar.
Didalan amplop ada selembar kertas yang berisi informasi pribadi tentang utusan yang akan tinggal di kediamanku.
"Arlezhan Devilsman, 16 tahun, pengguna 2 pedang"gumamku membaca selembar kertas.
"Dia cukup jenius bisa menguasai 2 pedang di usia yang belum dewasa. Seorang Necromancer"gumamku membaca lagi.
"Necromancer yah, sepertinya kami tidak akan cocok"ucapku menurunkan kertas itu. (Seorang Necromancer, dan seorang pengguna kekuatan suci)

You And Me (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang