21. akhir perang

64 15 0
                                    

"Al Al"suara wanita terdengar di telingaku.
Suara ini!,
"Ibu?"ucapku
"Emh emh ini ibumu"suara Aurel.
"Ada ap?"tanyaku terus melangkah.
"Dia... Sudah lahir"terdengar suar Azriel.
"Begitukah...."
Senyuman tergambar dalam wajahku.
"Aku harus segera mengakhiri perang ini!"ucapku melangka semakin cepat

Dan aku sampai di sebuah bangunan besar dengan ornamen emas dan perak yang tergantung di setiap tiang penyangga bangunan tersebut.
Tap tap
Srrk.
Aku mengangkat pedang di tangan kiriku.
Srrrnk srrink srrink srrink
Seketika pintu terbuat dari kayu itu langsung terbelah menjadi beberapa bagian.
Aku masuk kedalam istanah
Tap satu langkah aku masuk kedalam istanah seketika sudah banyak para ksatria yang mengepungku.
Tidak peduli wanita atau pria hanya ada tatapan kebencian yang mereka arahkan padaku.

Trrit
Aku mengangkat kedua pedangku, berjalan perlahan tanpa suara dengan ayunan pedang yang ringan.
Crak
Potongan potongan tubuh mulai berjatuhan di lantai.
Crak
"Aghkkkkkkkk tanganku"teriak seorang pria terjatuh.
Aku meleset mengincar kepalanya.
Tap tap aku berjalan mendekat keara pria yang yang tersandar.
"Ku kumohon jangan bunuh aku, aku punya anak yang baru lahir. Istriku meninggal saat melahirkan anakku jadi kumohon tanpa aku tidak akan ada yang membesarkannya"ucap pria itu dengan keringat.
Srrk
Aku merobek jubahku
Crrt crrt
Menutup luka pria itu dengan potongan kain itu.
"Pergila ketempat anakmu" ucapku

Dan berbalik untuk melanjutkan perjalananku.
Crat
Tiba tiba pedang menancap di perutku.
"Kau hahah, dasar bodoh bagaimana bisa kau percaya hahah"tawa pria itu semakin menusukan pedangnya keperutku.
Pria itu memutar pedangnya dan membuat ususku keluar.
"Haaah"aku menghela nafas dan srrink
Tanpa berbalik aku sudah memotong kepala pria itu.
Craaak
Aku menarik pedang di perutku keluar.
Dan melanjutkan langkaku.
"Dia sudah lahir sekarang"ucapku tersenyum mengingat anakku.
"Aku jadi penasaran sebesar apa dia . Apa kelaminnya . Aku ingin segera bertemu dengan-nya"ucapku tertawa.
Tap
Tap
Tap

Brak
Aku akhirnya sampai di aula singasana.
Tempat dimana seorang pria berambut pirang sudah terduduk di singgasana dengan mahkota emas di kepalanya.
Di samping 2 pria lainnya.
Dan salah satu dari 2 pria itu tidak lain adalah Derlick.
"Lama tidak berjumpa Derlick"ucapku tersenyum sambil melakukan tangan.
"Bukanka dia sudah di penggal dan di kubul kenapa dia hidup kembali"ucap pria di samping Derlick.
Srrk
Tak tak tak tak
Derlick berlari cepat kearaku.
Srrrnk
Strn
Pedangnya bsrgarak dari samping kananku dengan cepat.
Prank
Aku menangkis tebasan pedang itu dengan pedangku.
"Apa kau merindukanku?"tanyaku tersenyum brak
Aku menendang perut Derlick membuat dia terlempar cukup jauh dariku.
Tap tap aku berjalan keara Derlick.
Srrt
Mengambil 3 belati dari pinggangku.
Brak
"Aghkkk"aku menancapkan belati itu di telapak tangan Derlick

"Aku tidak punya ide lain, maafkan aku yah"ucapku tersenyum
Cap
Menancapkan belati kedua di telapak tangan yang satunya.
"Satu lagi"ucapku mengangkat belati dan hendak menancapkan ke paha Derlick.
"Ini tidak akan sakit kok aku jamin"ucapku tersenyum mengangkat belati itu.
Crang
"Eh?"
Tiba tiba kepalaku sudah mengelinding di samping kaki kaisar.
Prank
Pria yang tadi menebasku menancapkan pedangnya ke kepalaku.
"Haaaah, kepalaku lepas lagi"ucapku
"Dia bicara, padahal aku sudah yakin membunuhnya"ucap pria yang menebasku tadi.
Braak
"Aghkkkkkk" teriakan Derlick terdengar keras.
Krrtk
Krrtk tubuhku berdiri dan berjalan keara kepalaku.
"Iblis dasar iblis menjijikan"ucap pria itu membela tubuhku menjadi 2 bagian.
Tapi dengan cepat tubuh yang terbelah kembali menyatuh.
Aku mengambil kepalaku dengan tanganku.
"Ahhh sepertinya, kepalaku sudah tidak memiliki harapan"ucapku.
Crrraak
Aku memasukan tanganku kedalam leher yang tela terpotong.
Craaaaaak
Menarik paksa kepalaku dari dalam leher itu.
"Oke sekarang aku lega"ucapku yang sudah memiliki kepala baru.
"Astaga benar benar mengerikan"aku melihat kepalaku yang di lantai.
Pedang itu menembus telingah kiri ke telinga kananku, dan memotong saraf pada mata ku.

"Aku aku tidak ingin mati disini"ucap pria yang menebasku tadi berlari.
"Hei hei tidak boleh, kau tidak bisa kabur begitu saja setelah menebas leherku dong"ucapku melemparkan pedangku lurus keara pria itu.
Crap
Pedangku menembus kepala pria itu dan membuat pria itu tertancap di sebuah pilar bersama dengan pedangku.

Tap tap aku berjalan keara pria yang tertancap di pilar itu.
Bruk aku menginjak tubuhnya untuk mengambil pedangku yang tersangkut di kepalanya.
"Satu dia tiga bruk"
Aku terjatuh.
"Astaga kepala pria ini benar benar keras sekali"ucapku yang menggaruk kepalaku.
"Belion, lakukan. Bunuh dia sekarang. Bunuh dia"teriak pria berambut pirang yang mulai berdiri.
"Apa kau ingin anakmu juga berakhir seperti istrimu, cepat bunuh bunuh iblis itu"teriak kaisar Abdildon.
"Hoaaaam, apa kau sudah selesai bicara. Aku mulai mengantuk sekarang"ucapku menguap.
"Lagipula dia tidak akan bisa berdiri selama 2 jam kedepan, jangan terlalu berharap padanya"ucapku berjalan dengan senyum lebar di wajahku.
Tap tap tap
Braak

"E"
"Apa yang kau berikan padaku, Devilsman"ucap Derlick.
Craaaak
Dia menancapkan pedangnya tepat di leherku.
Menusuk lurus menembus leher.
"Hebat"aku tersenyum
Brak
Aku memukul kepala Derlick dengan siku kananku.
Brak
"Sialan"ucap Derlick mundur.
Aku memegang gagang pedang yang ada di belakang leherku.
Srrak crak
Setiap tarikan dari tanganku darah dari leherku terus keluar dan membanjiri tubuhku.
Wajahnya terlihat begitu marah, dia benar benar terlihat sangat tampan.
Dan aku masih tetap menyukainya.
Crang
"Eh lukaku tidak menutup,kenapa?"
Aku menyentuh leherku yang masih berlubang.
Terlihat sebuah cairan kental berwarna ungu pekat.
"Cairan ini, Racun"
Aku tersenyum.
"Racun ini akan masuk kedalam lukaku dan membuatku tak bisa beregenerasi dengan sempurna dan akhirnya membuat ke 4 jantungku terkena serangan jantungku. Sangat pintar"
Aku tersenyum.

"Tapi kau bukan mangsaku Derlick"ucapku tersenyum.
Aku berlari berputar keara kaisar.
"Sial, aku lengah"ucap Derlick mengejarku.
Jump
Aku melompat cukup tinggi
Memegang kedua pedangku dan melintangkan 2 pedang itu di depan dadaku.
Craak
Kepala kaisar pun terbela menjadi 2 bagian.
"Akhirnya selesai yah"aku tersenyum.
"Tidak mungkin, jika kaisar mati. Venick akan ikut mati"ucap Derlick yang terduduk.
"Ah soal itu tidak perlu khawatir"ucapku tersenyum.
"Ayah ibu"ucapku tersenyum.
Sebuah lingkaran hitam terbuka dan 2 orang malaikat kembar datang membawa seorang anak kecil berumur 6 tahun dan seorang bayi.
Bayi itu memiliki rambut biru tua seperti Derlick.
"Dia sudah berusia 2 bulan sekarang"ucap Azriel
"Padahal baru sekitar 1,5 jam kau mengatakan dia baru lahir ibu"ucapku.
"Apa kau lupa alam kematian bergerak lebih cepat dari dunia manusia!"ucap Aurel menggerakan jaringnya sembari menggeleng.
"Venick"ucap Derlick memeluk anak berambut biru pekat yang sedang tertidur itu.
"Dia... Kenapa dia tidak bangun?"tanya Derlick panik.

"Jangan takut itu hanya kekuatanku"ucap Azriel dengan tatapan datar.
"Kau tak perlu khawatir, dia hanya tertidur!"Aurel tersenyum cukup ramah.
"Oeeee oeee"tangis bayi itu keras.
"Astaga, ada apa ini. Apa kamu lapar sayang?"tanyaku menggendong bayi itu.
"Bayi itu?"tanya Derlick.
"Yah anak kita"ucapku tersenyum.
"Aku belum menentukan namanya, apa kau ingin menamainya?"tanyaku tersenyum.
Srrk Derlick menggendong bayi itu dalam dekapannya.
"Derlick Arlezhan, Deral benar Bagaimana jika Deral"ucap Derlick.
"Hahah emh itu nama yang bagus"ucapku tersenyum
Bruk
"Al?, Al?, Al?"ucap Derlick yang menggendong Deral.
"Dia sudah mati"jawab Arziel
"Mati, apa maksudmu?"tanya Derlick.
"Hari ini memang tanggal kematian nya"ucap Aurel mengusap air matanya.
"Ayo kembali Aurel"ucap Azriel melebarkan sayapnya.
"Tunggu, tunggu kumohon. Apa yang kau maksud. Kau bohong kan"ucap Derlick memegang pakaian hitam Arziel.
"Tidak, dia sudah mati. Hari ini adalah tanggal kematiannya. Dan catatan kematian sudah tertera"ucap Azriel mengeluarkan kertas berwarna hitam.

Terlihat nama ku di kertas itu
Dan penyebab kematian :Dibunuh suaminya.
Aku sudah tahu suatu saat ini akan terjadi. Namun tak masalah

You And Me (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang