10. Pahlawan

48 28 25
                                    

🎶 Animals by Maroon 5

=°=°=°=

Dedaunan kering di jalanan terhempas ke sisian tatkala sebuah van hitam melaju dengan cukup kencang membelah jalanan malam. Van yang mengangkut tiga orang di dalamnya. Salah satu dari ketiga orang itu kondisinya lemah dan tak sadarkan diri. Keadaannya yang begitu mengenaskan. Tangannya yang terikat serta mulutnya yang tertutup oleh lakban. Sosok mengenaskan itu tak lain adalah Binar.

"Bim! Sebenarnya dia siapa?" Pria yang menemani Binar di kursi belakang lantas bertanya penasaran pada rekannya yang berada di kemudi. Setelahnya ia kembali memandangi Binar dengan penuh kebingungan.

Orang yang ia ajak bicara pun menoleh singkat. Orang itu bernama Bima. Dia yang tadi berpura-pura menjadi pelayan. Yang telah menjebak Binar dan membawanya ke dalam mobil.

"Saya juga tidak tahu." Jawab Bima. "Sebaiknya kamu jangan banyak tanya. Kita lakukan saja apa yang bos perintahkan." Lanjutnya kembali fokus pada jalanan di depan.

Arfan pun mengangguk paham. Ia tak banyak bertanya lagi. Wajah Binar yang kembali ia perhatikan lamat-lamat. Tak satu pun bagian dari wajah itu terlewat oleh netranya. Dahi, alis, bulu mata, hidung, bibir, bahkan tahi lalat yang ada di pipinya. Arfan memandanginya cukup lama. Ia tampak mengagumi paras cantik itu. Ya. Arfan yakin bahwa pengawal yang diculiknya ini adalah seorang perempuan.

"Cantik juga ya." Gumamnya masih dapat tertangkap oleh pendengaran Bima. Lantas Bima pun menoleh padanya.

"Maksudnya?" Tatapannya memicing memperhatikan Arfan yang mulai menyentuh wajah pengawal itu penuh kelembutan.

"Dia terlalu cantik untuk jadi seorang pengawal." Lanjutnya. Arfan menyeringai masih enggan berpaling dari wajah itu. Bima pun semakin dibuat geleng kepala dengan kelakuannya. Meski begitu ia berusaha tidak mempedulikan tingkah gila Arfan.

Area persawahan yang kini mereka lewati. Area yang dihuni berbagai jenis serangga malam. Serangga-serangga itu berbunyi, seolah bernyanyi-nyanyi mengiringi perjalanan mereka yang begitu sunyi. Kedua orang itu sibuk dengan fokusnya masing-masing. Bima begitu fokus dengan jalanan di depannya dan Arfan masih begitu tertarik memandangi orang yang diculiknya. Bahkan kini pandangannya mulai turun, menatap tubuh yang terbalut oleh jas itu.

Arfan memicing tajam, memfokuskan pandangannya untuk memastikan sesuatu di sana. Namun kefokusannya itu jadi buyar tatkala Bima mengerem mobil dengan mendadak.

"Bego Bim! Nyetir yang bener!" Umpatnya seraya meringis kecil mengusap belakang kepalanya yang terbentur ke kaca.

"Ada apa?!" Tanyanya masih dengan nada bicara yang begitu kesal.

Bima sendiri tak menjawab. Ia justru segera turun dari van —menghampiri seorang pengendara motor yang tengah menghadang jalan mereka. Ya. Pengendara itulah yang menjadi penyebab dirinya menginjak rem seperti tadi.

 Pengendara itulah yang menjadi penyebab dirinya menginjak rem seperti tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be your priority | Obsession; Love and hate (New story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang