24. Menjauhlah

24 8 0
                                    

Duduk di lantai tanpa beralaskan apapun sembari menikmati hembusan angin yang menyegarkan melalui jendela kamarnya yang terbuka. Binar larut dalam lamunannya. Pikirannya menerawang jauh meratapi hari-harinya yang dirasa semakin sulit saja untuk dilalui. Permasalahan yang datang silih berganti. Salah selangkah saja mengambil keputusan maka masalah baru akan datang merangkulnya.

Perlu diingat kembali bahwa semua kekacauan yang terjadi ini bermula dari pertemuannya dengan lelaki itu. Pertemuan yang membawanya masuk ke dalam jurang permasalahan keluarga Alatas. Keluarga yang seluruh anggotanya begitu egois. Watak-watak penguasa yang senang sekali mengatur orang-orang di bawahnya. Orang-orang yang mereka anggap lemah. Tindakan mereka yang selalu seenaknya hanya karena mereka memiliki uang serta kekuasaan. Mereka menggunakan keduanya sebagai alat untuk mempermainkan hidup seseorang.

Mengatur dan mengurung seseorang dengan pundi-pundi uang sepertinya telah menjadi kebiasaan turun-temurun di keluarga ini. Meski tidak ada hubungan darah sama sekali, namun Zhou dan Garvey begitu mirip. Dilihat dari cara keduanya mengikat Binar dengan uang yang mereka miliki. Garvey dan Zhou tidak ada bedanya mencoba mengatur kehidupannya dengan kekuatan yang mereka punya.

Binar kembali membuang napas berat. Memikirkan kedua orang itu membuat kepalanya sakit. Kedua orang yang begitu ikut campur dalam hidupnya. Lamunannya yang kemudian terganggu karena suara keributan dari luar. Lantas dengan buru-buru ia pun bangkit berdiri lalu melangkah ke dekat jendela untuk melihat keributan yang terjadi. Matanya yang kemudian menyipit memperhatikan lamat-lamat sekerumunan orang di dekat gerbang. Tak lama ia tertohok tatkala menyadari bahwa salah satu dari orang-orang itu adalah pamannya.

"Om Darren?" Dengan penuh keterkejutan ia bergegas ke sana. Khawatir sang paman akan dilukai para pengawal itu.

Pintu kamar yang ia biarkan tertutup sendirinya. Kakinya melangkah terburu-buru menuruni undakan tangga. Pikiran yang sudah semrawut kemana-mana. Memikirkan Darren yang entah kenapa bisa sampai ke tempat ini. Darimana pria itu tahu rumah Zhou yang ia tinggali? Ah, apa jangan-jangan Darren sudah tahu tentang semuanya? Tentang penyamarannya serta seluruh kebohongannya selama ini?

Tamat sudah riwayatnya. Semua kebohongannya ini akhirnya terbongkar. Darren pasti akan sangat kecewa padanya.

"Binar!" Panggilan itu lantas menghentikan langkahnya. Tubuhnya kemudian berbalik menatap orang yang memanggilnya itu.

"Mark?" Dahinya yang semakin berkerut, bertanya-tanya kenapa Mark memanggilnya dengan nama aslinya.

"Kamu mau kemana?" Tanya lelaki itu. Namun Binar hanya terdiam karena dirinya masih diselimuti kebingungan. Kenapa Mark tahu namanya?

"Ikut saya!" Ajak lelaki itu sembari menariknya membuat Binar segera berontak.

"Lepaskan saya Mark!" Tangan itu berhasil ia hempaskan. Binar menatapnya dengan marah.

"Saya harus ke sana. Saya gak mau Om Darren terluka." Pekiknya.

"Tapi kamu gak bisa ke sana sekarang." Mark masih menahannya.

"Kenapa gak bisa?" Tatapannya semakin gusar mengkhawatirkan Darren di luar sana. Lantas tanpa menunggui jawaban lelaki itu, Binar kembali meneruskan langkahnya menuju pintu.

"Apa kamu yakin om mu itu datang karena dia mengetahui kamu bekerja sebagai pengawal? Bagaimana kalau dia datang ke sini hanya sekedar ingin mencari kamu saja dan bukan karena tahu tentang pekerjaan kamu itu." Perkataan Mark berhasil membuatnya tertahan. Jemari tangan yang mengepal dan Binar berbalik kembali.

"Binar, tenang saja. Om mu itu tidak akan kenapa-napa. Para penjaga itu tidak akan menyakitinya. Kamu percaya pada saya." Lanjutnya meyakinkan.

"Tapi, Mark-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be your priority | Obsession; Love and hate (New story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang