Binar yang artinya bersinar atau bercahaya. Kedua orangtuanya menyematkan nama indah itu padanya berharap Binar bisa tumbuh menjadi seseorang yang bersinar dalam hidupnya. Menjadi cahaya untuk dirinya sendiri tatkala sudah tak memiliki cahaya lain yang menuntunnya. Pun kedua orangtuanya juga berharap Binar bisa menjadi cahaya bagi orang lain yang ada di sekitarnya. Menjadi cahaya yang menuntun orang itu ke dalam jalan kebaikan.
Tidak bisa dipungkiri hal yang bersinar atau bercahaya memang selalu menarik perhatian. Layaknya batu permata yang berkilauan, langit yang terbias senja di penghujung hari yang memanjakan, bintang yang berkelap-kelip indah menenangkan, serta cahaya kutub yang menyala-nyala damai di tengah gelapnya malam. Semua itu adalah pemandangan yang membuat orang-orang terpana.
Sesuai dengan namanya, Binar, bercahaya; yang mudah menarik perhatian. Gambaran yang begitu pas untuknya yang memang selalu berhasil menarik perhatian seseorang. Salah satunya menarik perhatian pria dingin dari keluarga Alatas. Siapa lagi kalau bukan Zhou.
Ibaratnya Binar adalah satu titik cahaya terang di ujung lorong yang mampu menarik Zhou keluar dari gelapnya lorong tersebut. Binar adalah seseorang yang membebaskannya dari kesepian, ketakutan, kegundahan, serta keterpurukan yang selama ini tak hentinya ia rasakan. Kehadiran Binar adalah hal baik dalam hidupnya. Hal yang sampai kapan pun akan ia jaga.
Ingin melindungi tapi tidak ingin melepaskan. Bermaksud baik namun begitu mengekang. Menjaga Binar dari hal-hal yang membahayakan memang tujuan yang baik. Namun terlalu mengklaim bahwa sosok itu adalah miliknya tentu bukanlah hal yang baik.
Obsesi yang tak berujung yang justru membuat gadis itu takut untuk berada di dekatnya. Keinginan yang terlalu kuat untuk memilikinya bagaikan racun yang perlahan membunuh akal sehatnya.
"Lekas sembuh, Binar." Jemarinya yang terkepal, urung menyentuh surai hitam itu. Badannya yang kembali ia tegakkan tidak ingin mengusik tidur Binar yang damai.
Satu jam berlalu setelah mereka pulang dari rumah sakit Binar langsung beristirahat di kamarnya sementara Zhou pergi ke ruang kerjanya. Ia yang tadinya tengah melamun di dekat jendela segera beranjak ke tempat tidur tatkala indera pendengarannya menangkap derap langkah dari luar kamar. Tahu bahwa itu Zhou, ia pun segera memejamkan mata, berpura-pura tertidur lelap. Ya. Sedari tadi ia menipu lelaki itu.
Alasannya melakukan hal ini karena ia terlalu malas untuk berhadapan dengan Zhou mengingat di perjalanan tadi saja sudah banyak waktu yang dihabiskannya bersama dengan lelaki itu. Meskipun perjalanan mereka diselimuti keheningan karena Zhou sendiri tidak terlalu banyak berbicara, namun tetap saja satu jam lebih yang dilalui bukanlah durasi yang singkat. Sungguh ia muak berhadapan dengan tuannya.
Awalnya ia memang menolak ajakan Zhou ke rumah sakit. Namun sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi membuatnya berakhir menerima ajakan itu. Daripada dirinya tidak bisa bekerja dengan baik lantas ia pun menurut saja pergi ke sana.
Selimut yang menutupi tubuhnya kemudian ia singkap. Ia pun beranjak dari tempat tidur lalu mendudukkan kembali dirinya di kursi. Wajahnya yang masih begitu lesu yang ia tatap di pantulan cermin. Senyuman ketir pun terulas. Ia mentertawakan kenaifannya.
Menolak Zhou tetapi selalu menerima kebaikannya? Apa itu hal yang benar? Satu atau dua kali saja menerima kebaikan itu mungkin ia tak akan merasa bersalah. Tetapi ini? Untuk kesekian kalinya ia menerima kebaikan lelaki itu. Ia jadi tak enak hati.
Binar takut kalau dirinya akan semakin bergantung pada Zhou. Perasaan yang semakin rumit yang akan membelitnya lebih erat lagi dengan sosok yang sudah mengurungnya selama ini. Jika dipikirkan lagi, haruskah ia pergi sekarang? Meninggalkan tuannya? Mengingat kejadian kemarin saja sudah cukup kuat untuk dijadikannya alasan pergi dari rumah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be your priority | Obsession; Love and hate (New story)
FanficManusia memang selalu memiliki apa yang ingin mereka lindungi. Seperti harta, tahta, atau orang yang mereka sayangi. Bukan hal yang salah jika mereka ingin melindungi apa yang telah mereka dapatkan dari hasil jerih payahnya sendiri, menjauhkannya da...