chapter14

531 15 1
                                    

Wallahi saya tidak akan pernah rela jika istri saya dilukai, mau itu dari keluarga sekalipun"
-Muhammad rayyan Habibi Al-Fath-

🦋 AUTHOR POV:

"Kamu kenapa?", tanya rayyan ia menatap heran Nazhifa, tidak biasa nya Nazhifa menunduk jika bersamanya, Abi dan ummi pulang dikarenakan pesantren tak ada yang memimpin, lagi pula ummi juga butuh istirahat yang cukup,kini Nazhifa duduk didepan rayyan namun menunduk "cara ngomong nya gimana? Pasti kak Rayyan nggak bakal ngizinin" batinya

"Ayolah sayang jangan bikin ummi tersiksa akan ngidam ini.." gumam nya pelan , sendiri tadi Nazhifa menginginkan sesuatu kalau kalian lupa Nazhifa sedang hamil, fase-fase kehamilan pertama sangat banyak kemauan , yang disebut ngidam bisa berupa makanan atau seseorang didekat nya pun jadi sasaran "sayang?" Lembut nya, rayyan semakin yakin jika sang istri sedang menginginkan sesuatu

"E-eh iya kak kenapa?" gugupnya, sendari tadi bertarung dalam pikiran nya

"Kamu mau apa?" Peka rayyan ia menatap dalam wajah Nazhifa

"Nggak mau apa-apa, ada yang bisa Nazhifa bantu?" Tanya Nazhifa kembali

"Kamu ngidam sesuatu kan, mau kamu nggak ngomong sekalipun Kakak pasti tau,jujur saat kedatangan calon anak kita dirahim kamu, rasanya insting aku ada 9" ucapnya penuh kekehan, sedikit bercanda membuat Nazhifa tertawa kecil "insting 9 nggak tuh" kekehnya mereka tertawa hangat

"Anak baba mau apa hm?" Ucapnya mengelus kepala Nazhifa membuat Nazhifa terkekeh "ish, harusnya ngelus perut kak!, aku kan istri kamu!" Ucapnya tak terima

"Haha, iya iya maaf tangan kakak nggak nyampe keperut kamu gimana mau ngelus?"

"Aku mau sesuatu tapi takut ngerepotin kakak" gumamnya sangat pelan namun masih terdengar ditelinga rayyan

"Mau apa?"

"Nggak deh, nunggu kakak sembuh aja" ucapnya lagi

"Ngomong aja sayang"

"Nggak kak, kakak belum boleh pergi dari ruangan, kakak sembuh dulu aja baru deh nurutin kemauan aku" Ucapnya penuh semangat ia tak mungkin membebani sang suami

"Nggak papa ngomong aja" ucapnya lagi sedikit memaksa, disisi lain rayyan juga tak mau mengabaikan kewajiban nya sebagai seorang suami dan bentar lagi memiliki gelar ayah

"Nggak kak, udah kakak tidur aja aku mau kekamar mandi dulu ya" Nazhifa berlalu pergi rayyan menggeleng pasrah, ia memejam kan matanya tapi hanya terpejam, ia akan menunggu sang istri keluar dari kamar mandi, untung nya rumah sakit disini sudah tersedia kamar mandi didalam nya

"Wallahi saya tidak akan pernah rela jika istri saya dilukai, mau itu dari keluarga sekalipun" gumamnya menatap kamar mandi

•••

Kita lupakan Akara dulu,harus bahagia dulu yaa dua pasutri ini,

Segitu dulu yaa!!

GUS RAYYAN [END!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang