Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter Ending Ygy!
"Yoon Hana!" Jeno menahan tangan Hana dari belakang. Drama sekali memang, Hana sengaja cepat-cepat keluar dari studio syuting. Meninggalkan Young Mi dengan dalih ingin ke kamar mandi. Padahal, ia malu jika harus langsung berpapasan dengan Jeno dan Jaemin.
Hana menunduk, hal itu membuat Jeno terkekeh. Pria itu tersenyum, menarik Hana mendekat padanya.
"Kamu masih inget Oppa gak sih? Kok malu gini?"
Hana menggeleng. "A-aku."
Jeno mengulum senyum tampannya. Membuat jantung Hana seperti akan lepas. Pria itu terkekeh melihat sebuah gelang yang melingkar di pergelangan tangan Hana.
"Kamu masih terus ingat sama aku ya?"
Kepala Hana menunduk malu, ia benar-benar seperti seseorang yang kehilangan banyak kata - kata. Lidahnya mendadak kelu, ia bahkan seperti seseorang yang membatu saat Jeno menatapnya dengan dalam.
"A - aku kangen Jeno Oppa." Akhirnya Hana bisa mengucapkan kalimat itu.
Grep!
Jeno memeluknya dengan erat. Tubuh kekar Jeno, memeluk Hana. Gadis itu semakin merasakan perasaan yang meledak-ledak. Ia bahkan tidak bisa bereaksi apa-apa. Ia hanya memejamkan mata sambil bersandar di dada bidang Jeno.
🦮
"Kamu kenapa sih dari tadi malu terus?" Jeno menoel pipi Hana dengan gemas. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik bantal.
"Gak tau! Oppa jangan gitu dong, biarin aku beradaptasi dulu."
Lima tahun tidak pernah bersua mungkin membuat gadis itu culture shock. Terutama Jeno sudah semakin terlihat dewasa. Segalanya belum biasa bagi Hana, terlebih tatapan pria itu yang sangat-sangat hangat.
Jeno terkekeh, ia mengelus surai Hana. "Ya udah, kalau gitu tidur yang nyenyak ya. Selamat malam." Jeno beranjak dari kamar Hana. Tak lupa menutup pintu kamar gadis itu.
Telapak tangan kanan Hana menyentuh dadanya yang berdebar-debar kencang. Bahaya sekali, Lee Jeno benar-benar bahaya.
Ia sampai tidak bisa membayangkan hari esok? Memandang wajah tampan itu lagi. Hana bisa gila.
"Hana! Tenangin diri lo!" Hana menggeplak pipinya dua kali.
Di sisi lain.
Seorang gadis berambut panjang sebahu yang mengenakan topi celine nya sedang mengaduk kopi dingin pesanannya. Bertemankan corrisant hangat ia duduk tenang di sebuah caffe pinggiran kota. Malam ini cafe terlihat amat sepi karena ini bukan hari libur. Hanya ada beberapa remaja kuliahan yang tampak berkutat dengan laptopnya ditemani pesanan yang tertera di menu caffe tersebut.
