Brak!!
Pintu mansion Avalon terbuka dengan sangat keras mengagetkan semua pekerja yang ada disana, seseorang masuk dengan tergesa, raut wajah khawatir sangat ketara disana
"Jegar!" teriaknya memanggil
"om disini!" teriaknya kepada orang itu dan segeralah orang itu berlari menghampiri Jegar yang tengah berdiri disebuah ruangan yang tertutup rapat
"om adek didalam" ucap Jegar
Dia mencoba membuka pintu itu namun nihil, pintu itu terkunci tidak bisa dibuka Jegar sudah sangat khawatir. Sudah 3 jam adiknya terkurung diruangan itu bahkan sekarang tidak ada suara yang terdengar dari dalam
"sialan! Dimana papamu?" Tanyanya frustasi
"dikamar" ucap Jegar
"kau tunggu disini, panggil terus adikmu" perintahnya
Orang itu langsung bergegas menuju kamar Demon untuk mengambil kuncinya, sesampainya dikamar Demon dapat dia lihat sang pelaku tengah duduk santai bersandar pada sofa jangan lupakan segelas anggur ditangannya dengan mata yang setia terpejam
Rahang orang itu mengeras tanpa mempedulikannya dirinya beredar mencari kunci untuk segera menyelamatkan Jevan dari iblis yang berkedok orang tuanya itu
Matanya berbinar ketika menemukan kunci yang tergeletak dimeja samping tempat duduk Demon, dia segera mengambilnya namun belum sempat menyentuh kunci tangan Demon sudah menahannya
"apa yang kau lakukan disini Ronald?" suara serak Demon menyapa tepat disebelah telinga Ronald
Demon membuka matanya menatap telak kepada mata Ronald yang juga tengah menatapnya, guratan kesedihan, marah yang bercampur menjadi satu dapat Ronald lihat dari wajah sahabatnya ini
Sejenak Ronald merasa iba tetapi mengingat Jevan dirinya kembali tersadar dengan kasar Ronald mencengkram kaos yang digunakan Demon menariknya keatas dan dengan kesadaran penuh Ronald melayangkan satu pukulan
Buaghh!!
"ashh!" pekik Demon yang sekarang tersungkur kelantai akibat pukulan dari Ronald
"aku tau dirimu sedih kehilangan Natalie tapi jangan melampiaskannya dengan menyiksa Jevan Demon! Dia masih kecil! Dia juga merasa kehilangan mungkin lebih besar dari yang kamu rasakan sekarang!"
"mulai sekarang jangan pernah menemui Jevan lagi!" ucap Ronald dingin
"kau tidak berhak melarangku Ronald" geram Demon yang ikut terbawa emosi
"aku tidak peduli"
Buagh!
Demon melayangkan satu pukulan hingga sudut bibir Ronald berdarah, kepalanya sedikit terasa pening akibat pukulan Demon yang tidak main-main
"arghh!!" pekikan Demon kembali terdengar ketika tendangan Ronald mengenai perut Demon kuat
Ronald berdiri dan berlari keluar dari kamar itu menuju ruangan yang digunakan untuk mengurung Jevan
Cklek!
Cklek!
"Jevan!/Adek!!" pekik Ronald dan Jegar bersamaan ketika mendapati Jevan yang sudah tergeletak dilantai tak sadarkan diri dengan wajah pucat dengan beberapa luka yang masih basah
Segera Ronald mengangkat Jevan membawanya kerumah sakit diikuti oleh Jegar tentunya, badan Jevan sudah dingin pikiran Ronald sudah tidak karuan apalagi dengan Jegar
Dengan cepat mereka sampai kerumah sakit, Ronald langsung memeriksa Jevan memberikan segala penanganan yang dibutuhkan
Lama Ronald menangani Jevan akhirnya Jevan sudah lebih baik, Jevan dipindahkan keruang inap khusus keluarga Avalon
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Jevan
Random"hiks papaa.. Jevan minta maaf... Buka pintunya Jevan takuutt papa.." "abanggg!! Abangg tolongin Jevan hiks.. Jevan takut abanggg!!" tangis Jevan mengudara tangannya semakin sakit untuk menggedor pintu kayu itu . . "pergi dari hadapanku!" ucap Jevan...