Pagi ini Jevan dikejutkan dengan dirinya yang terbangun dikamar yang cukup asing untuk dirinya, matanya menelisik kesetiap penjuru ruangan hingga matanya berhenti pada jejeran toples bening dengan banyak benda aneh didalamnya
"sudah bangun ternyata" suara berat Jegar membuyarkan pikiran Jevan
Yapp! Jevan saat ini ada dikamar sang abang, apa yang terjadi kenapa dirinya bisa tiba-tiba disana? Silahkan tanyakan pada Jegar sendiri apa yang terjadi
Mata Jevan membulat lucu ketika diotaknya terputar kejadian yang menjadikan dirinya berada dikamar sang abang, antara malu dan marah menjadi satu
Segera Jevan turun dari sana dengan cepat membuatnya sedikit oleng dan tersungkur kelantai matanya terpejam sesaat berusaha mengurangi rasa pening dikepalanya
"perhatikan langkahmu Jevan!" marah Jegar pada Jevan dan berniat menolongnya sebelum sebuah tangan terangkat didepan wajahnya
"diam disitu! Aku bisa sendiri" ucap Jevan yang kemudian berdiri dan berlari keluar kamar
"ck! anak itu" decak kesal Jegar dengan tingkah ceroboh adiknya
Jevan hanya mencuci muka dan menggosok giginya saja, hari ini hari libur Jevan tidak ingin kemana-mana dia hanya ingin dirumah dan bersantai
Dengan baju tidur yang masih melekat dibadan, dirinya turun menuju dapur karena perutnya sudah cukup keroncongan ingin segera diisi sesuatu yang enak
"selamat pagi tuan muda" sapa beberapa maid yang bertugas pagi ini
"buatkan aku nasi goreng dengan telur mata sapi, aku juga mau susu melonku" ucapnya singkat
"baik tuan muda" maid itu undur diri untuk segera membuatkan makanan yang tuan mudanya minta
Jevan memilih duduk dimeja makan menunggu sarapannya datang dengan memakan snack bermicin yang dia sembunyikan dari sang papa tentunya
Dia tengah berselancar pada akun sosial medianya sesekali tertawa ketika melihat foto atau video lucu disana, hingga kunyahannya terhenti ketika melihat salah satu postingan sekelompok pemuda yang tengah tersenyum lebar disana
Seringai Jevan mengembang melihat postingan itu, matanya terlihat begitu minat seolah dirinya menemukan harta karun dalam jumlah fantastis
Sret!!
"apasih anjing!" serunya marah ketika handphonenya direbut paksa seseorang, namun nyalinya menciut ketika mendapati Demon yang ada dihadapannya
"sial kenapa pak tua ini masih dirumah?" batin Jevan menjerit sekaligus terkejut karena biasanya Demon sudah pergi entah kemana walaupun dihari libur
Demon tidak bersuara namun tatapan tajam mematikan terarah langsung pada manik Jevan membuatnya meneguh liurnya dengan susah payah
Mata Demon melirik kemeja makan sebentar kemudian kembali menatap sang putra yang sudah panik, segera Jevan sadar akan kebodohannya tangannya menarik cepat bungkus ciki yang tinggal separuh itu namun tangannya kalah cepat dengan Demon
"p-papah Jev.."
"habiskan sarapanmu, om Ronald sebentar lagi datang" ucap Demon dingin membuat Jevan menggeleng ribut
"pah! Jevan gak mau om Ronald kesini!!" sanggahnya cepat dengan berusaha meraih tangan sang papa meminta belas kasihan
"buang semua yang masih tersisa" ucap Demon pada salah satu maid yang datang mengantarkan sarapan Jevan tadi
"b-baik tuan" patuhnya
"enggak!! Kalo sampai kau menyentuh milikku, kupastikan kau kehilangan tanganmu detik itu juga!" ucapan Jevan membuat maid itu berhenti seketika
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Jevan
Random"hiks papaa.. Jevan minta maaf... Buka pintunya Jevan takuutt papa.." "abanggg!! Abangg tolongin Jevan hiks.. Jevan takut abanggg!!" tangis Jevan mengudara tangannya semakin sakit untuk menggedor pintu kayu itu . . "pergi dari hadapanku!" ucap Jevan...