6

7.1K 408 21
                                    

Keheningan menyelimuti sebuah ruangan yang berisikan 3 laki-laki yang tengah larut dengan pikirannya sendiri

Terlihat seorang anak kecil terbaring diatas brankar rumah sakit dengan mata yang masih terpejam seolah enggan membuka matanya dari kemarin

"mimpi apa sih dek? Seindah itukah? Ayo buka matanya abang kangen sama adek" ucapan Jegar memecah keheningan disana

Demon hanya duduk diam disofa sembari memperhatikan kedua anaknya, dirinya masih menahan emosi dengan orang-orang yang menyakiti anaknya

"tuan, mereka semua sudah ada ditempat biasa" ucap Max pelan kepada Demon

Demon mulai beranjak dari tempatnya menghampiri putra sulungnya dan mengusak rambutnya pelan

"papa sudah menyiapkan mainanmu ditempat biasa" ucap Demon

"have fun" lanjutnya dengan senyum tipisnya

Jegar yang mendengarnya seketika pandangan matanya berubah tajam rahangnya mengeras tangannya terkepal hingga buku-buku putih terlihat diantara jarinya

Jegar langsung berdiri dan bergegas pergi dari rumah sakit untuk pulang dan bermain dengan mainan yang disiapkan sang papa

Melihat tindakan Jegar membuat seringai menyeramkan terbit dibibir seksi Demon, sorot mata yang memancarkan kepuasan sangat ketara disana

"I already accept that you're truly my duplicate, son hahahha"

"you see Jevan? your brother is so scary" ucapnya kepada sang anak yang masih tak sadarkan diri kemudian mengecup kening Jevan lama

Sesampainya dimension Jegar langsung bergegas menuju ruangan yang akan menjadi tempat bermainnya, baru saja dia menginjakkan kaki diruangan itu sayup-sayup sudah terdengar teriakan yang saling bersautan

Hingga saat Jegar datang suara itu seketika menghilang, Jegar menatap beberapa orang yang sudah duduk terikat pada tiang dengan keadaan sedikit babak belur

Jegar memindai satu-satu wajah anak-anak yang sepertinya seusia dengan dirinya, wajah Jegar kembali menggelap ketika mengingat kondisi adiknya yang mengenaskan dan dilakukan oleh para cecunguk ini

"3 laki-laki yang ada ditengahlah yang sudah melukai tuan muda, tuan dan sisanya hanya melihat" lapor salah satu bodyguard yang menjaga disana

"hm"

Jegar lalu mendekat menarik sebuah kursi tepat didepan pelaku utama dan mulai duduk dengan angkuhnya pandangan tajam tidak lepas dari matanya, membuat orang-orang disana takut akan intimidasi yang Jegar berikan

"lo siapa anjing! Lepasin gw sama temen-temen gw! Gw gak ada urusan sama lo!" teriaknya

"i-iyaa kita gak kenal sama lo" sahut salah satunya lagi dengan sedikit gugup melihat tatapan Jegar

"HAHAHAHHA" tawa mengerikanJegar bak orang gila mengudara mengagetkan para tawanan itu

"GILA LO YA!!" teriak nyalang sang pelaku utama

Tatapan Jegar kembali mendatar memandang telak pada pemilik suara yang baru saja meneriakinya dan

"ARKHH!!!" teriakannya terdengar ketika sebuah pisau buah mendarat tepat pada matanya

Perlakuan itu membuat teman-temanya berteriak histeris melihat darah mengalir dari mata sang ketua

"berani-beraninya lo teriak sama gw" nada rendah Jegar memberikan sensasi merinding membuat suasana diruangan itu semakin mencekam

Jegar mendekat melihat bagaimana akurasi dia melempar pisau itu dan hasilnya sungguh sempurna tepat ditengah2 bola mata anak itu yang dikatakan 'ketua'nya

The Other Side of JevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang