Setelah masa hukuman yang sangat menyesakkan bagi Jevan ini adalah saatnya kebebasan bagi seorang Jevano Sion Avalon
Seperti pagi ini Demon dan Jegar sudah duduk dimeja makan menunggu Jevan untuk menyantap sarapan mereka
Jevan keluar dari lift sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, tatapan dingin dan wajah datarnya menyapa Demon dan Jegar serta penjaga dan maid yang bekerja hari itu
"hp Jevan mana?" tembak Jevan kepada Demon
"duduk dan makan sarapanmu" jawab Demon tanpa menanggapi pertanyaan Jevan sebelumnya
Guratan kesal terlihat jelas pada wajah Jevan, dia hanya ingin segera mendapatkan hp nya kembali dan pergi dari sini
"hp Jevan!" lagi Jevan menuntut haknya dan menghiraukan ucapan Demon
"duduk!" Demon menggunakan baritonya dan menatap tajam pada putra keras kepalanya
"ck!" decakan kesal terdengar
Dengan kasar Jevan mendudukan diri dikursi samping Demon, sarapanpun dimulai namun Jevan tidak benar-benar memakan sarapannya dia hanya bermain dengan makanan didepannya
"papa memintamu makan bukan bermain dengan itu!" geram Demon
"ck! iya-iyaa.. dasar tua bangka" lanjut Jevan lirih dikalimat belakangnya
"apa katamu?"
"tidak, aku tidak berkata apapun" elak Jevan seolah tidak terjadi apa-apa
Sarapan berjalan dengan keheningan selama beberapa menit sarapan telah selesai, Jevan hanya memakan sedikit sarapannya tapi menghabiskan susu melonnya
"lakukan apapun asal jangan terluka dan membahayakan dirimu sendiri"
"kau tahu papa selalu mengawasimu" petuah Demon untuk Jevan
Bola mata Jevan berputar malas mendengar ucapan template Demon pada dirinya
"paham Jevan??"
"dad come on! I'm not baby anymore... I know what I'm doing" Jevan kesal dirinya sudah besar tapi tetap saja seperti ini
"yaaa and you always come home all beaten up" bukan Demon melainkan Jegar yang berbicara
"I'm talking with my dad, not you" sinis Jevan pada Jegar dirinya masih marah dengan perlakuan Jegar semalam yang membuatnya frustasi dan hampir gila
"kheh.. okey! My bad" Jegar mengalah tapi senyum mengejeknya tidak lepas dari sana
"don't get hurt or you'll find out the consequences" pungkas Demon sembari menyerahkan hp Jevan dan berangkat ke kantor
Jevan yang mendapatkan kembali hpnya segera menghubungi teman-temannya dan bertukar pesan
"hahaha.." tawa Jevan terdengar matanya fokus menatap layar hp sedangkan jarinya terus mengetikan sesuatu disana
"put your phone away and go to school. Don't plan any weird stuff with your friends Jev"
"it's not your business" Jevan melayangkan tatapan permusuhan dirinya segera beranjak menuju motor sportnya
"Jevan is back" senyum angkuh Jevan mengembang didalam helm fullface nya
Jevan memasuki parkiran sekolahnya, memarkirkan motornya ditempat yang tersedia khusus dirinya dan teman-temannya. Entahlah hari ini Jevan merasakan kesenangan yang memburu pada dirinya
Dengan wajah datar andalannya dia memasuki lorong sekolahnya tapi bukannya kekelas dirinya menuju ruangan khusus geng Jevan berkumpul
Cklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Jevan
De Todo"hiks papaa.. Jevan minta maaf... Buka pintunya Jevan takuutt papa.." "abanggg!! Abangg tolongin Jevan hiks.. Jevan takut abanggg!!" tangis Jevan mengudara tangannya semakin sakit untuk menggedor pintu kayu itu . . "pergi dari hadapanku!" ucap Jevan...