Semenjak pertemuan singkat Jevan dengan pemuda itu membuatnya berfikir terlalu dalam, berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi terlintas dipikirannya namun berusaha dia singkirkan karena dengan melihat kondisinya tadi tidak ada yang serius atau seperti apa
Keterdiaman Jevan membuat Jegar meliriknya sejenak, apa yang terjadi dengan sang adik? Apakah dia setakut itu menghadapi papa? Bukankah dia sudah terbiasa dengan perilaku Demon
"Jev.." panggil Jegar namun tidak ada jawaban dari Jevan membuat Jegar geram
Dengan sadar Jegar menginjak pedal gas semakin dalam, mobilnya melesat kencang diatas rata-rata membelah jalanan yang terbilang cukup ramai dan
Ciittt!!
Duagh!!
"arghh!! Abang!!" erangan terdengar dari Jevan ketika kepalanya menghantam dasbord mobil Jegar dengan cukup kencang karena injakan rem Jegar yang mendadak seketika
"apa perlu abang menembak orang yang menganggu pikiranmu itu?" ucapnya pada Jevan
"apa yang kau pikirkan hingga mengabaikan panggilanku?" ujar Jegar membuat Jevan muak
Hanya karna hal itu jidatnya membiru seperti ini? Sial ketampanannya bisa saja berkurang karena ini
"kau gila!" ketus Jevan sembari mengusap jidatnya yang sakit
Jegar mengambil sesuatu dari dalam kotak dan meraih wajah Jevan mendekat padanya membuat Jevan kebingungan
Dengan pelan-pelan Jegar mengoleskan krim obat pada memar Jevan sesekali meniupnya mencoba menghilangkan rasa sakit pada jidat sang adik karena ulahnya sendiri
Apakah Jegar memiliki jiwa lain? Dia yang melukai dan sekarang dirinya juga yang mengobati seolah bukan dia pelakunya
Jevan malas berdebat dia hanya pasrah dengan perlakuan Jegar padanya toh memang sudah sewajarnya Jegar bertanggungjawab
"ck! sakit anjir! Benjol gak ya??"batin Jevan kesal
Selang berapa lama mobil sudah memasuki area mansion Avalon, sejenak Jevan lupa akan kelakuannya sebelumnya dia sampai rumahnya ini
Saat memasuki ruang tengah Jegar dan Jevan hanya disambut oleh beberapa pekerja disana, tidak ada sedikitpun tanda-tanda Demon ada dirumah saat itu
Helaan napas lega terdegar dari Jevan, setidaknya dia bisa sedikit bersiap untuk menghadapi iblis dirumah ini
Jegar tersenyum miring melihat ekspresi Jevan yang lucu itu, dia tidak sabar melihat berbagai eskpresi yang akan dikeluarkan Jevan ketika mengadapi papanya nanti
"bersihkan dirimu lalu kebawah untuk makan" perintah Jegar dirinya langsung pergi kekamarnya sendiri
"nyenyenyenyenyee berisik" ejek Jevan namun dengan suara yang sangat lirih ketika Jegar sudah menjauh dari dirinya
Jevan berlari menuju lift dan naik kekamarnya dia sudah tidak nyaman dengan badan lengket akibat perkelahian yang dia lakukan tadi
"aaahhh enaknyaa.." nyaman Jevan ketika dirinya membenamkan diri dalam air hangat dalam bathtubnya
Mata yang terpejam dengan senyuman manis terpampang jelas diwajah tampan itu menunjukkan betapa senangnya Jevan akan kegiatan itu
Memang membutuhkan waktu lama hingga Jevan selesai dengan acara berendamnya, badan Jevan terasa lebih segar dan fresh sekarang
Piama biru tua membalut indah badan Jevan malam ini rambut yang masih setengah basah membuat dirinya terlihat semakin tampan
Jevan melangkah riang menuruni tangga entah mengapa dia sedang ingin berjalan, namun belum sampai pada anak tangga terakhir dirinya disuguhi dengan pemandangan mematikan didepannya
Disana sudah ada Demon, Jegar, Ronald dan seorang pemuda yang tidak dia ketahui siapa itu, mereka semua menatap tajam pada Jevan yang terlihat seperti pencuri yang tengah tertangkap basah oleh pemilik rumah
"come here!" panggil Demon dingin pada Jevan namun Jevan biasa saja dirinya berjalan mendekat namun matanya tidak lepas dari pemuda yang dia yakini seumuran abangnya?
Demon menelisik setiap sudut wajah dan badan putranya dan menemukan memar kebiruan dijidat sang anak dengan sedikit benjolan kecil disana
"this..." Tanya Demon sembari mengusap jidat Jevan pelan
Dengan semangat Jevan langsung menunjuk Jegar yang berada disebrangnya dengan mata meloto lucu, Jevan berpikir ini adalah waktu yang tepat mengadukan kelakuan laknat abangnya itu
Tingkah kecil itu membuat mereka semua menahan tawanya termasuk dengan laki-laki asing itu, Jevan menatap sengit kearahnya karena berani mentertawakan dirinya
"did Jegar do this to you?" Tanya Demon lagi menanggapi aduan sang anak
Jevan lagi-lagi tidak menjawab tapi hanya menganggukkan kepala beberapa kali sembari menunjuk Jegar kembali, laki-laki tadi tidak dapat menahan tawanya kali ini
"ahahahahha...." Tawanya mengudara
Tatapan Jevan berubah tajam pada laki-laki tadi kemudian dirinya berdiri dan menghadap kearah pelaku
"who are you? And how dare you laught at me?" Tanya Jevan dingin penuh penekanan
"hahha ohh you want to know who I am??" jawabnya disela-sela tawanya yang masih tersisa
"dad??" Jevan kembali duduk disamping Demon meminta penjelsan pada sang papa
Drtt!! Drtt!!
Handphone Jevan bergetar menandakan pesan masuk dari sana dan ternyata pesan dari group geng Jevan yang mengabarkan kondisi Mike pada teman-temannya yang lain
Jevan yang teringat perlakuan tidak baiknya pada sang sahabat membuatnya merasa sedikit bersalah
Grep!
Langkah Jevan terhenti akibat cekalan tangan Demon pada lengan Jevan ditambah dengan tatapan tajam membuatnya menciut kali ini
"wahh it seems like you guys have a lot to discuss, so I'll be going now Dad"
"see you again, little boy" pamitnya pada Demon diakhiri dengan mengusak gemas rambut Jevan
"ishhh!!" dengan kasar Jevan menyingkirkan tangan itu dari kepalanya
"who is he? Why is he calling you Dad?" Tanya Jevan dengan nada kesalnya kenapa orang asing memanggil papanya 'Dad' juga?
Demon yang mendapat aksi posesif dari sang putra merasa senang hingga sudut bibirnya sedikit terangkat tidak tukah jika Jegar melayangkan tatapan membunuh pada Demon dari arah sebrang
"forget about him, let's have dinner first" Demon mengalihkan Jevan dengan membawanya ke meja makan
"pah tapi aku mau kerumah Mike dulu" cegah Jevan
Namun suaranya seolah fana tidak ada respon sedikitpun dari Demon maupun Jegar membuat Jevan semakin kesal
"PAPAAA!!!!! Papa denger Jevan gak sih???" teriaknya marah
"aaaahhh!!!" teriaknya ketika badannya melayang diangkat oleh Jegar karena menghambat makan malam
"Ish turunin gak!! Papa tolongg!!" Demon semakin pusing kenapa suara Jevan menjadi melengking seperti ini
.
.
.
Selamat siang semuanyaaa
Jevan kembaliii.... selamat menikmati bacaan inii semoga menghibur yaaaa
Buat kalian yang baru baca semoga suka buat yang udah nungguin semoga semakin suka hehehehe
Ditunggu komen lucunya yaa hihii
Terimakasih yang udah baca, vote, follow dan comment love you guys🤗💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side of Jevan
Diversos"hiks papaa.. Jevan minta maaf... Buka pintunya Jevan takuutt papa.." "abanggg!! Abangg tolongin Jevan hiks.. Jevan takut abanggg!!" tangis Jevan mengudara tangannya semakin sakit untuk menggedor pintu kayu itu . . "pergi dari hadapanku!" ucap Jevan...