5. Tangan Nakal

45.9K 162 1
                                    

Ketika sedang bercinta dengan Chloe, tiba-tiba Angga mendapat telepon dari salah seorang teman ibunya, kalau Mami dilarikan ke rumah sakit terdekat akibat serangan jantung. Omong-omong, Mami memang punya riwayat penyakit jantung, dan Angga pikir ibunya sudah jauh lebih baik, tapi ternyata ...

Setelah menghubungi Angel, Angga segera meluncur ke rumah sakit tempat ibunya dirawat. Tapi sayang, Chloe menolak ikut dengan alasan; dia masih terbilang orang lain, jadi gak sepantasnya ada disana. Dan Angga sama sekali tidak peduli. Toh, sebentar lagi hubungan mereka akan berakhir.

"Kamu gak apa-apa kan balik hotel sendirian?" tanya Angga basa-basi.

Chloe memakai celana dalamnya sementara kedua payudaranya yang besar masih bergelantungan bebas. "Gak apa-apa," jawabnya tenang. "Maaf ya, aku gak bisa ikut. Aku gak mau disangka sok cari muka, makanya biar kamu aja yang ke sana. Aku bantu doa dari sini."

"Ya." Angga mengangguk.

"Nanti sore-"

"Hari ini kita break komunikasi dan ketemu dulu ya? Aku mau fokus rawat Mami." Ini cuma alasan. Lagi pula Angga punya pelarian yang jauh lebih menyenangkan. "Gak apa-apa kan?"

"Kok gitu? Kamu marah ya?" Chloe tampak merasa bersalah.

"Sama sekali tidak, Chloe," yakinkan Angga.

"Aku tahu kamu pasti kecewa sama aku," gumam Chloe.

"Astaga, Chloe. Gak ada yang kecewa, serius," tegas Angga, jujur. Ia sama sekali tidak marah. "Aku anak laki-laki yang harus bisa diandalkan. Kenapa? Ibaratnya, aku ini pengganti Daddy yang lagi jauh dari kami, sedang adikku masih harus mengejar cita-citanya. Maka dari itu, peranku amat dibutuhkan sekarang."

Chloe tidak menjawab, didekatinya Angga, lalu ia peluk laki-laki yang usianya tiga tahun dibawahnya. "Syukurlah kalau kamu gak marah. Aku beneran takut kamu mikir yang enggak-enggak tentang aku, terus kita berantem, dan ujung-ujungnya putus. Aku gak mau, By."

"Aku ngerti. Tapi, bisa gak, kalau itu kamu gak nempelin punggung aku?" decak Angga.

Bergegas Chloe melepas pelukan. "Maaf, By."

"Aku gampang kepancing. Liat nih, adikku bangun lagi," tunjuk Angga pada miliknya.

"Dasar!" kekeh Chloe, "Udah sana, pakai lagi bajunya!"

Setelah membenahi penampilannya, Angga meluncur ke rumah sakit. Berpapasan dengan Angel yang baru saja turun dari ojek online. Angga menghampiri adiknya itu dan sigap menyodorkan selembar uang kertas seratus ribuan ketika Angel hendak mengulurkan selembar uang kertas dua puluh ribuan. Tatapan Angel dan Angga bertemu sebentar lalu Angga kembali menghentakkan uang yang terulur ke arah abang ojek.

Si abang ojek menerimanya dengan sukacita saat Angga bilang "kembaliannya ambil aja, Bang". Senyum di wajah si abang ojek tersungging lebar. "Wah, makasih, Mas. Semoga rezeki Mas semakin lancar dan berkah."

"Amin."

Kemudian Angga giring Angel menuju ruang IGD.

Tante Rima-teman Mami-menyambut kedatangan mereka. "Angga, Angel."

"Tan, gimana keadaan Mami?" Angel yang lebih dulu bertanya.

"Masih ditangani Dokter, Ngel. Kita doakan yang terbaik buat Mami ya?"

"Tante," Angel menghambur memeluk Tante Rima, menumpahkan tangisnya di sana.

"Mami pasti pulih. Kita doa sama-sama ya?" Tante Rima menguatkan, kemudian wanita akhir 50an itu memimpin doa dengan Angel di pelukan, sementara Angga hanya bisa diam menyaksikan dua orang di depannya. Mengingat bagaimana Mami mencintai Angel dengan sepenuh hati dan menganggap gadis itu bak berlian yang ditemukan, sempat menciptakan benci di hati Angga. Itulah sebab ia memutuskan melanjutkan S2-nya diluar negeri, karena tidak ingin melihat kedua orangtuanya memberikan perhatian lebih pada anak yang bukan anak kandung mereka. Padahal kasih mereka ke Angga dan Angel sama besarnya.

Dan sekarang Angga tahu, mengapa Angel dipilih Mami dan Daddy.

Selesai berdoa, Angga mendekati Angel karena Tante Rima harus pulang.

"It's okay. Mami pasti pulih kok." Sebagai anak kandung, seharusnya Angga lah yang terpukul. Tapi dia justru menguatkan Angel yang kini menangis di pelukannya. "Lo gak usah cengeng gini. Air mata lo gak akan bisa nyembuhin penyakit Mami, paham?"

Angel mendongak menatap Angga. "Terkadang air mata seseorang adalah bentuk dari perasaan yang gak bisa dia jelaskan. Jadi jangan pernah meminta siapapun yang sedang menangis untuk diam."

"Iya, si paling novelis," sarkas Angga, menjauhkan Angel dari jangkauannya. "Hus, sana!" usir Angga, lalu mendekatkan bibir ke telinga Angel. Berbisik vulgar. "Tetek lo bikin gue sange!"

"ABANG!" tegur Angel melotot tajam.

"Emang iya kok," timpal Angga santai. Diliriknya bagian dada Angel. Shit! Angga ingin menikmati puting susu adik angkatnya lagi. Ah, kenapa gadis ini sangat menggairahkan? Atau salah otaknya saja yang mengartikan? Padahal Angel hanya memeluknya. Tapi masalahnya, buah dada Angel sungguh menggetarkan iman.

Duh, ya ampun.

"Kuliah lo dah selesai?" tanya Angga mengalihkan pembicaraan.

Angel mengangguk disela tangis sedihnya. "I-iya."

"Makan dulu sana! Biar gue yang jagain Mami," titah Angga.

"Aku gak laper," gumam Angel, suara dan ekspresinya persis anak kecil.

"Harus makan, Angel. Cepet!" perintah Angga tak terbantahkan.

"Gak mau, Abang!" tolak Angel, menggeleng sambil cemberut.

"Nanti lo ikutan sakit. Gue yang repot!" Angga nyaris membentak.

"Selama Abang yang repot, kenapa enggak? Pokoknya aku gak mau makan sebelum liat Mami," kata Angel, ngeyel. "Lagian aku masih diet, aku gak bisa makan di jam segini. Aku makannya nanti. Aku punya jadwal sendiri."

"Badan lo udah bagus, gak usah diet," komentar Angga memindai dari ujung kaki sampai ujung kepala kemudian bibirnya mendekat lagi ke telinga Angel. Berbisik pelan. "Tetek lo juga udah pas di genggaman gue, gak usah dianeh-anehin. Gue gak setuju."

Angel melotot, tangisnya hilang ditelan rasa kesal.

"Udah sana makan! Bik Minah udah nungguin lo di kantin." Dengan lembut Angga menepuk puncak kepala Angel. Lalu tatapan matanya mengedar-membaca situasi. Dan setelah dirasa aman karena tidak ada siapa-siapa di sekeliling mereka, Angga menarik tubuh Angel untuk dipeluk, tapi tangannya yang usil menowel dada Angel. "Nah, gitu pakai bra."

"Mesum!"



Happy sadnight guys!

Tapi setelah baca chapter ini, tetep sad atau justru jadi happy?

Angela; I'm Yours [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang