10. Kalah Taruhan

20.3K 145 2
                                    

"Gue antar ke kampus," kata Angga, mengagetkan Angel yang tengah memoles wajah dengan make up. Gadis cantik yang pagi ini mengenakan celana jeans panjang hitam dan dipadu blouse biru muda itu menoleh, menghentikan polesan bedak untuk menatap Angga yang berjalan mendekat. "Sekalian nyamperin Chloe."

"Maksudnya Abang mau ajak Cece antar aku ke kampus?" sembur Angel.

"Ya gak lah, jelek." Angga toyor kepala Angel. "Gue antar lo dulu ke kampus, baru abis itu gue samperin Chloe ke hotel," jelasnya berdecak gemas. "Karena gue mesti antar dia ke bandara." Angel manggut-manggut. "Tapi by the way berangkatnya masih nanti kan?" Angga membungkuk dan melingkari dada Angel dari belakang. Kedua tangannya nemplok ke payudara Angel. Angel terkesiap kaget.

"Abang mau ngapain?" dengus Angel.

"Menurut lo?" balik Angga.

"Emang yang semalem gak cukup?" sewot Angel sambil menahan tangan Angga yang hendak melepas kancing blousenya. "No, no, Abang. Aku mesti ke kampus. Lagipula kan Abang masih di sini, jadi Abang punya banyak waktu buat gitu."

"Gitu apa?" pancing Angga, tersenyum menggoda.

"Ya gitu," timpal Angel dengan pipi merona malu.

"Gitu tuh maksudnya gimana? Gue gak paham. Coba jelasin," desak Angga, kentara sekali sedang menggoda.

Angel mendengus. "Iiih, Abang, masa gitu aja gak paham sih!"

Tawa Angga menyembur geli, ia towel pucuk hidung mancung Angel. "Ya udah, gak pa-pa kalau lo gak mau ngasih. Tapi karena semalem gue sempet gigitin pentil lo, coba sini gue periksa dulu, ada yang lecet atau gak."

"Gak kok," geleng Angel panik.

"Liat dulu, cil. Gue bakal merasa bersalah banget kalau belum liat."

"Abang modus ya?!" telak Angel.

Angga mengerutkan kening. "Emang tampang gue keliatan mau modus?" Mata Angel tertuju pada wajah tampan sang kakak, kemudian menggeleng pelan. "So, kenapa lo gak ngebolehin gue liat pentil lo? Minimal izinin gue untuk ngobatin pentil lo kalau emang ada lecet-lecet." Ada kesungguhan di dalam suara juga tatapan laki-laki itu. Maka ketika Angga melepas satu per satu kancing blousenya dan mengeluarkan payudara kanan dari balik bra, Angel diam saja.

Angel memperhatikan Angga yang terlihat serius meneliti bagian pentil susunya. "Gak lecet kan?"

"Hu-um." Angga mengangguk, tapi kemudian ia hisap pentil susu Angel yang tampak mengacung tegang. Angel mendesis, memeluk kepala Angga untuk ditekan ke dada, membuat hisapan Angga makin kuat, padahal tidak ada ASInya. "Kayaknya gue ketagihan ama pentil lo, cil," gumam Angga disela hisapan. Laki-laki itu berjongkok di hadapan Angel—yang duduk di kursi rias. "Selama berpetualang sama banyak perempuan, cuma tetek lo yang bikin gue jatuh cinta."

"Abang geli," ujar Angel merem melek.

Angga mendongak untuk melihat ekspresi adik angkatnya. Gadis itu terlihat sangat menikmati permainan lidahnya. Membuatnya tersenyum puas. Lalu ia beralih ke puting sebelah untuk dihisap lebih kuat. Sesekali ia gigiti dan Angel yang kaget langsung mengaduh protes sambil memukul pelan pundak Angga.

"Ahh ... geli, Abang. Shh ... pelan-pelan. Jangan digigit lagi," desah Angel, meremas rambut Angga dengan gerakkan sensual. Ia yang biasanya mengimajinasikan tokoh female dalam novel dewasa yang tengah menyusui tokoh male, kini justru berperan sebagai tokoh tersebut. "Abang, jangan lama-lama. Aku mesti ke kampus. Bawahku udah basah banget. Aku males ganti."

"Bentar, cil. Ini enak banget. Lagian lo punya pentil cakep amat."

"Abang," desis Angel.

Angga terus menghisap puting susu Angel dengan penuh nafsu, sedang tangannya yang lain memainkan puting susu yang nganggur. Memelintir, menowel-nowel, dan menariknya sesuka hati—persis bayi yang tengah menyusu pada ibunya. Dan Angel terlihat sangat menikmati perannya sekarang. Sial! Ternyata menyusui memang seenak ini.

Pandangan Angel tertuju pada jam dinding. Pukul setengah tujuh pagi.

"Abang, aku mesti ke kampus," ingatkannya lagi.

Angga melepas kuluman puting lalu menjauhkan wajah. "Ya udah."

"Abang jadi antar aku?" tanya Angel memastikan.

"Jadi," angguk Angga. "Nanti dilanjut di mobil."

Angel ternganga shock. Dan Angga tidak bercanda. Laki-laki itu meminta Angel untuk menyetir, sementara dirinya duduk di samping kursi kemudi sambil memainkan pentil susu Angel. Sinting! Abang angkatnya memang sinting. Dia setergila-gila itu pada pentil susunya. Well, sebelum berangkat, Angel melepas blousenya dan menggantinya dengan cardigan rajut crop, dan tangan Angga menyelinap dari bawah cardigan. Sungguh luar biasa sekali idenya.

Oh iya, Angel tidak memakai bra.

Gila kan?

Itu atas permintaan Baginda Angga.

"Ntar tunjukkin modelan pacar lo ke gue ya?" pinta Angga.

Angel menggelinjang geli karena jari-jari nakal Angga yang bermain-main dibalik cardigan. "Gak perlu. Gak penting juga."

"Gue harus tahu, bocil. Lagian lo kecil-kecil udah berani pacaran di belakang gue."

"Enak aja. Umurku udah 22 tahun tahu!" bantah Angel, fokus menyetir. Tapi tubuhnya tidak berhenti menggeliat.

"Dengan kepolosan lo ini, bagi gue, lo tuh masih kecil. Tetek lo doang nih yang gede."

Angel melotot, menoleh sekilas lalu hadap ke depan. "Bisa gak sih, gak usah nyebut tetak-tetek sama bahas soal pentil aku? Malu tahu, Bang." Angga tertawa, sedetik kemudian Angel memekik karena Angga iseng menjepit pentil susunya dengan jari-jari. "Dasar mesum! Udah dibilang sakit ya sakit."

Untung kaca mobil yang mereka tumpangi lumayan gelap.

"Kalau gue gak bisa jauh dari lo gara-gara ini gimana, cil?"

"Minta Ce Chloe aja sana! Kan tetek dia lebih gede," sarkas Angel.

Dibenarkan Angga lewat anggukkan. "Iya sih. Mana ada ASInya lagi. Gue kalau nenen ama dia berasa bayi gede." Mata Angel melotot, tapi buru-buru ia netralisir ekspresinya agar tidak terlihat shock. Ah, tunggu. Jadi Angel bukan orang pertama? Ck, kan tadi Angga sempat bilang kalau selama dia berpetualang dengan banyak perempuan, baru dengan pentil susu Angel, dia bisa sejatuh cinta ini. Shit, mesum!

"Enak dong nenen Ce Chloe," sindir Angel.

"Selama ada waktu sama dia, ya gue manfaatin lah," timpal Angga. "Orang gue mau pacaran sama dia karena gue kalah taruhan."

Kalah taruhan?

What?!

Jadi ....

Angela; I'm Yours [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang