3. terpaksa tetap waras.

164 6 1
                                    

Happy reading 💕
.
.
.
.
*********

Ia duduk memeluk lututnya dan menundukan kepalanya, menangis terisak. Otak nya memutar kembali ingatannya ketika orangtuanya memberikan tekanan yang membuatnya depresi.

Badannya memang gagah perkasa, namun dia rapuh dari dalam.

Arres sering kali tidak kuat dengan keadaanya yang seperti ini, ia sudah berkali-kali konsultasi ke psikolog.

Arres susah mengontrol emosi, terkadang dia harus meminum obat penenang untuk meredakannya.

Orang yang depresi selain memerlukan perawatan medis, dia juga memerlukan dukungan dari keluarganya dan orang terdekatnya. Sedangkan Arres? Bahkan orang tuanya tidak peduli walaupun mereka sudah tau kondisi anaknya, mereka dibutakan oleh harta dan menganggap Arres hanya membutuhkan uang bukan perhatian apalagi kasih sayang.

Tetapi Arres beruntung dalam hal persahabatan, dia mempunyai dua sahabat yang selalu menghiburnya. Menemani ketika Arres terluka dan menenangkannya, meskipun dua-duanya sedikit sesat.

Itulah alasan mengapa Arres mengajak mereka berdua untuk ikut dengannya kuliah di Inggris. Arres tidak ingin berpisah karena hanya mereka berdua tempatnya pulang.

* * * *

Pukul 06.30, cowo itu baru terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan terduduk dikasur berantakannya untuk menghilangkan rasa pusingnya akibat semalaman menangis. Sangat cengeng!!

Arres langsung beranjak untuk mandi, biasanya pasti dia belum bangun. Namun karena ada kelas pagi dia terpaksa harus bangun

Setelah selesai dia keluar dari kamar mandinya dengan handuk hitam yang dililitkan di pinggang. Dia menatap dirinya dicermin, kemudian bergaya dengan menampilkan otot-ototnya.

ia terkekeh menyadari betapa ganteng dirinya.
"Segini gue gantengnya ga ada yang sayang, orang-orang bego banget".

Ia meraih kemeja hitamnya dan celana panjang abu-abu dilemari. Lalu memakainya dan kembali menghadap ke cermin untuk menyisir rambut dan mengenakan jam tangan mahalnya.

"ANJING GUE GANTENG BANGEET!!" pujinya tak henti henti pada diri sendiri. Yaaa..dia memang sedikit narsis🤏.

Arres keluar dari kamar, menuruni anak tangga dengan sedikit berlari, meraih kunci mobil Porsche nya dan langsung mengendarainya menuju kampus dengan kecepatan tinggi.

Dikampusnya Arres terkenal dingin, dia tidak mempunyai rasa empati dan simpati pada siapapun, dia benci pada orang yang banyak bicara. Mahasiswa/i lainnya tunduk padanya kecuali para cegil yang haus popular.

Dengan nekadnya banyak mahasiswi yang mendekati Arres bahkan mereka rela melakukan hal gila demi mendapatkan perhatian Arres.

Arres tidak pernah memperdulikan mereka, melirik pun bahkan tidak, dia sangat tidak tertarik dengan wanita yang seperti itu.

Arres sampai dikampus, dia berjalan menuju ruangan pribadinya untuk beristirahat sejenak menunggu kelas dimulai.

Ketika sedang berjalan melewati mahasiswi, banyak yang melirik kagum dan bahkan sampai senyum- senyum sendiri dengan ketampanan Arres. Dia mengetahuinya tapi dia tidak peduli dan tetap berjalan lurus kedepan.

Love punishment [ON GOING]Where stories live. Discover now