aku up lagiii akhirnyaaaaa💃
jangan lupa di vote ya guys, kalo ada bahasa inggris yang salah silahkan komentar dan jelasin yaa biar aku bisa belajar lagi...makasih💗happy reading💋
.
.
.
.
.
.tanpa terasa, Elara sudah melalui 3 bulan membersihkan ruangan Arres. setiap harinya seperti biasa, ia mendapatkan berbagai hinaan, amarah, berbagai kelakuan Arres, Alison, dan Devian yang menurutnya di luar nalar.
"huufftttt....ayo Elara sisa 3 bulan lagi, semangattt" ucapnya menyemangati diri sambil memegang gagang sapu, lalu kembali menyapu lantai nya.
Arres mendengar ucapan Elara, 'gimana cara nya ni anak jangan sampe cuman 6 bulan aja, kok gue masih pengen nyiksa dia lebih lama lagi ya?' ucapnya dalam batin sambil memikirkan sebuah rencana bodoh.
PRAANNNG....
Suara pecahan sebuah guci antik yang menghiasi meja terdengar, Elara tidak sengaja telah menyenggolnya, ia benar-benar panik dan langsung menoleh ke arah Arres dengan mulut yang terbuka lebar.
Arres dengan segera datang menghampiri.
"ANJINGGGG APALAGII SIH LO?!!!"
"hukuman dari gue kurang?hm?" tanya nya dengan sorot mata yang tajam, Elara menautkan kedua tangannya, memainkan jari-jarinya dengan rasa gugup, ia menunduk takut dengan tatapan Arres, ia sudah punya firasat pasti hukumannya akan ditambah lagi."Aaaaa kak ampunn...maafin aku kak" Elara menjerit ketika Arres menarik rambutnya dengan kasar. 3 bulan sebelumnya, Arres memang sering memperlakukan Elara dengan kasar.
"ampun lo bilang? sejak kapan gue ngemaafin kesalahan orang? emang lo pernah ngeliat gue ngasih maaf?" tanya Arres dengan tangan yang masih menjambak rambut Elara dan semakin menguatkan tarikannya sampai kepala Elara mendongak.
"kak....hiksss... plisss ini sakiit" mohonnya sambil melirik dan menangis. Arres menghempaskan jambakannya kebawah sehingga Elara tersungkur dan kedua tangan yang menopang badannya terkena pecahan dari guci itu.
dengan cepat darah keluar dari pecahan guci yang tertancap ditangannya, namun tidak ada rasa kasihan dari Arres sedikitpun, ia malah menyungging kan senyuman setannya.
Elara menangis kencang ketika melihat darah, ia benar-benar trauma dengan darah. namun Arres semakin bahagia melihat penderitaan itu, ia ikut berjongkok dihadapan Elara dan mencengkram kuat dagu Elara.
"seperti peraturan gue di awal, lo bikin kesalahan, hukumannya gue tambah!" ucapnya pelan namun penuh penekanan, Elara masih terus terusan menangis sambil merasakan sakit di telapak tangannya, bukannya membantu, Arres malah semakin menambahnya susah.
"selain ngebersihin ruangan gue, nanti sepulang kuliah, lo harus ngebersihin rumah gue juga" ucapnya lagi yang membuat Elara semakin merasa sakit. ia melakukan nya dengan tanpa disengaja.
YOU ARE READING
Love punishment [ON GOING]
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️ Elara Zaylee, gadis cantik yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Memiliki segudang prestasi dan bakat hingga ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di London, Inggris. Walaupun multitalenta dan berprestasi, rupanya tida...