9. Hipotesis

49 5 0
                                    

Vote nya jangan lupa biar aku makin semangat up💋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote nya jangan lupa biar aku makin semangat up💋

Happy reading💕
.
.
.
.

"Arres lo ga sendirian, lo masih punya kita berdua. Gue udah mulai sedikit ngerti masalah bisnis. Lo bisa ngomong sama gue kalo lo butuh apa apa, udah pasti gue bantu, ga mungkin ngga. Secara, gue bisa kuliah disini karena lo. Jadi gue mau balas budi res" ucap Devian sambil mengusap pundak Arres.


"Dev bener res, lo harus ngomong. lo ga boleh terus-terusan ngerasa sendirian.  Dari awal gue kenal lo, gue ga pernah ngeliat lo ketawa lepas, dan gue pengen liat itu res."

Arres menatap kedua sahabatnya. "sebenernya gue geli ngomong ini, tapi ini kenyataannya. lo berdua keluarga gue yang sebenarnya. gue bersyukur punya sahabat kaya lo."

Devian mewek dan hendak memeluk Arres "AAAAA baby arressss" ucapnya sambil merentangkan tangan dengan suara yang di imut-imut kan.

"diem babi" ucap Arres dengan menahan dada Devian. Alison tertawa menggelegar. kemudian mereka bertiga tertidur.

***

malam pun berganti pagi.

Elara sedang melakukan joging di pagi hari memutari lapangan stadion dikampus itu.

"ternyata disini minat olahraganya tinggi ya" gumamnya yang merasa takjub karena hampir seluruh maba yang di asrama melalukan olahraga pagi dan dianggap sebagai rutinitas yang harus dilaksanakan.

Elara terus berlari tanpa henti karena 12 putaran saja itu hal biasa baginya.
"wow your body is very sexy" ucap lelaki yang kini mensejajarkan posisi larinya dengan Elara sambil menatap lekat-lekat tubuh Elara.

Elara yang merasa risih langsung menambah kecepatan larinya untuk menyelesaikan satu putaran. dia langsung pergi terburu-buru meninggalkan lapangan.

BRAAAKKK.....

"fuck"
"do you walk without using your eyes to see??" (apakah kamu berjalan tanpa menggunakan mata mu untuk melihat??). ucap Helena.

Elara tanpa sengaja menabrak Helena yang sedang membawa berkas, sehingga berkas-berkas nya berantakan dilantai.

"I- I'm sorry, I didn't mean to" (maafkan aku, aku tidak sengaja).
"tidy up the files now!!" (bereskan berkasnya sekarang!!).

Elara langsung berjongkok membereskan berkas milik Helena.

"are you new student here? (apakah kamu mahasiswa baru disini?) tanya Helena.

"yes sis"
"watch you attitude, this is not a place for stupid people!!" (perhatikan sikapmu, ini bukan tempat untuk orang bodoh!!). ucap Helena dan langsung meninggalkan Elara yang masih diam ditempat.

dia masih mencerna ucapan Helena, apa maksudnya? bukan tempat orang bodoh? apakah dia sebodoh itu??.
"biarinlah gausah dipikirin".

Elara berjalan menuju minimarket hendak membeli makanan, namun dia mencari-cari makanan yang harganya murah tak kunjung ada.

setelah beberapa lama menelusuri rak makanan, akhirnya dia menemukan yang harganya murah. namun makanan tersebut berada di rak paling atas, Elara tak bisa menggapainya.

tanpa ia sadari, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Alison merasa tidak asing dengan gadis ini. setelah diingat-ingat itu adalah maba asal Indonesia yang Arres bilang cupu.

ia terus memperhatikan Elara, sampai ia menyadari yang dicari Elara adalah makanan yang murah.

"ehhh??" Elara terkejut ketika ada tangan dari belakangnya yang terulur untuk mengambilkan makanannya.

"nih, lain kali gausah segan minta tolong sama orang sekitar" ucap Alison.
"m-m-makasih kak" ucap Elara terus menunduk.

Alison langsung pergi, sebenarnya dia merasa kasihan dan ingin membantunya membeli makanan, namun kartu debit yang ia bawa adalah milik Arres, miliknya tertinggal di apart jadi ia meminjam kartu debit milik arres, sehingga ia tidak enak pada Arres jika menggunakannya terlalu banyak walaupun Arres tidak keberatan.

*****


Alison sampai diruangan pribadi Arres. ia mendapati Devian yang sibuk dengan game nya dan Arres menyesap rokoknya dengan tatapan kosong.

"lo tau ga alesan Maba yang dari indo bisa kuliah disini? sedangkan yang lolos cuman dia. banyak dari indo yang daftar, tapi cuman 1 yang lolos" ucap Arres sambil menyesap rokoknya.

"kayanya dia hasil beasiswa deh, bukan anak orang kaya" jawab Alison.
"jadi...dia pinter gitu?"
"ya..maybe?"

"buset tuh anak sepinter apa dah kalo emang iya dapet beasiswa. sedangkan tes masuk nih kampus ga gampang" ucap Devian yang masih terus memainkan gamenya.

"yaaa.....liat ajalah nanti pas udah masuk" ucap Arres.
"jadi dari tadi lo ngelamun cuman mikirin Maba itu?" tanya Alison dengan keheranan.

"ngga juga. lo juga tau dari mana kalo dia bukan anak orang kaya dan hasil beasiswa?"

"jadi gini bro....kan tadi di minimarket gue ketemu tu cewe, gue perhatiin dia mondar-mandir terus nyari makanan. akhirnya dia berenti disalah satu rak, dia mau ambil makanan yang paling atas tapi ga nyampe, wong badannya mungil gitu. ya terpaksa gue bantu ambilin. pas diliat harganya, ya....itu makanan paling murah sih. jadi kesimpulannya dari tadi dia mondar-mandir nyari yang murah. gitu ajasih" jelas Alison.

"ELAAAAHHH BROOO!!!! mentang-mentang nyari makanan yang murah aja dikira dapet beasiswa, siapa tau itu emang makanan kesukaan dia" Devian akhirnya berbicara kembali.

"ya itukan hipotesis anjir, anggeplah ini penelitian"
"GILAAAAA LO SON!!"

"udahlah anjir kenapa malah jadi ngedebatin Maba itu" ucap Arres yang mulai merasa pusing.

*****

Elara sampai dikamar asramanya. dia hendak menyantap makanannya.
"sekarang aku masih bisa makan. tapi gimana besok?" dia berkata dengan lirih, tak terasa air matanya jatuh.

"kamu kuat Ela, ayolah kamu bisa" ucapnya sambil menghapus air matanya.
"apa aku sambil kerja aja kali ya? entar deh dipikirin lagi, sekarang saatnya makan."

-to be continued-

Love punishment [ON GOING]Where stories live. Discover now