up lagi guyss walaupun hampir lupa haha
happy reading, jangan lupa vote nyaaa💋
.
.
.
.suasana kamar asrama yang rapi dan tenang itu ternyata berbanding terbalik dengan orang yang mendiami kamar itu.
hari masih pagi dan segar, namun Elara sudah berperang dengan isi kepalanya. sepulang dari apartemen Arres, ia tidak bisa tidur, pikirannya terus mengarah pada kejadian kemarin.
"aku terluka, begitu juga dengan Arres. kita sama-sama sakit, hanya saja penyebabnya yang berbeda" kalimat yang terucap begitu saja dari bibir manisnya, dengan tatapan kosong yang entah mengarah kemana, matanya memancarkan penderitaan, wajah nya yang lusuh dan kelelahan.
"aku dan Arres masih hidup sampai detik ini sepertinya udah bisa dianggap sebuah prestasi dalam bertahan hidup." gumamnya lagi, tanpa terasa bulir-bulir penderitaan mengalir membasahi pipinya.
sesaat ia menikmati kesedihan itu sampai akhirnya tersadar dan kembali memulai hari dengan memasang wajah yang terlihat baik-baik saja, atau lebih tepatnya sebuah topeng(?).
ia bersiap untuk berangkat ke kampus sekarang, "kak Arres ga mungkin datang ke kampus kan? dia pasti masih sakit punggung nya" gumamnya sendiri.
****
Elara menyusuri jalan menuju kelasnya, hati dan pikirannya memang sedang tidak baik-baik saja. namun seperti biasa, ia susah payah memasang wajah yang ceria.
"HEYYY" sahutan yang cukup keras terdengar, Elara mencari-cari asal suara itu, dari kejauhan ia melihat Arnold yang berdiri menatapnya dengan senyuman ceria dan lambaian tangan.
Elara menghentikan langkahnya karena Arnold terlihat sedang menghampirinya.
"good morning, Elara" sapa Arnold dengan wajah tampannya, Elara sedikit salting sebelum akhirnya ia membalas sapaan itu "morning, Arnold."
keduanya berbincang-bincang sambil berjalan menuju kelasnya, sampai akhirnya keduanya tiba didepan kelas Elara,
"Arnold, I have to go in immediately" (Arnold, aku harus segera masuk).
"Okay, we have to meet again Elara" (baiklah, kita harus bertemu lagi Elara) jawab Arnold dengan tersenyum manis dan mengedipkan satu matanya menggoda Elara, Elara pun membalas tersenyum malu dan mengangguk.
kehadiran Arnold di pagi hari membuat mood nya membaik.
Elara masuk ke dalam kelas, Arnold melanjutkan berjalan menuju kelas nya, tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata sedari tadi memperhatikan kedua nya dari balik tembok, dengan tatapan tajam dan tangan mengepal kuat, seseorang itu akhirnya beranjak pergi dari sana dengan perasaan yang campur aduk.
YOU ARE READING
Love punishment [ON GOING]
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️ Elara Zaylee, gadis cantik yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Memiliki segudang prestasi dan bakat hingga ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di London, Inggris. Walaupun multitalenta dan berprestasi, rupanya tida...