Jum'at, 19 April 2024, Halaman Rumah sakit.
Do you ever get little bit tired of life?
Like you're not really happy but you don't wanna die
Like you're hanging by a thread but you gotta survive
Cause you gotta survive~Numb little bug
Sebuah penggalan lagu dari sebuah aplikasi sosial media di Hp ku, ku senandungkan. Blaze menimpuk muka ku gemas. "Kau sedari tadi nyanyi terus, ini sudah ke berapa kalinya kau nyanyi lagu random." Hardik Blaze yang sudah bosan mendengarkan ku yang menyenandungkan banyak lagu. Aku mengendikkan bahu tidak peduli, aku sedari tadi sedang mencari hiburan.
"Aku kehilangan diri ku beberapa hari ini," ucap ku asal.
"lebay!"
"Itu sungguhan, aku seperti kehabisan ide untuk melakukan apa saja." Lanjut ku. Aku berdecak bosan.
Ada banyak hal yang aku pikirkan tentang surat perjanjian yang Ayah ku bawa. Disana tertera kalau aku harus ikut dengan Ayah setelah aku lulus kuliah.
Aku merasa aneh dengan itu, tapi mau bagaimana lagi aku hanya bisa pasrah kepada takdir. Karena itu, aku terus membayangkan apa yang akan terjadi di sana selama beberapa waktu ke depan.
Aku harap tidak terus dilanda kebosanan.
"Sudah lah. Lagi pula kita, kan, bakal wisuda, jadi gimana kalau kita cari baju untuk wisuda nanti?" Ajak Blaze sembari merangkul pundak ku. Aku tersenyum menghargai ajakannya. Mungkin aku bisa mengisi waktu dengan mencari baju untuk wisuda nanti.
"Came on, kita cari blazer yang bagus buat wisuda nanti." Ajaknya.
"Gimana kalau kita pakai sepatu pantofel? Terus pakai turtleneck warna merah atau biru. Terus kita pakai jam tangan rollet yang wah harganya," cerocosnya mengabsen satu persatu aksesoris yang akan kami pakai.
"Memang kau punya uang buat beli jam tangan rollet?" Tanya ku.
"Tidak sih,"
"Porotin Ayah mu itu, pengusaha tambang masa kere," ujar ku menyinggung tentang Ayahnya yang hampir tidak keluar uang sepersen pun untuk anaknya.
"Yeu, tidak begitu juga bos ku."
"Gini-gini aku temasuk Anak mandiri." Protesnya
"Mandiri ndas mu!"
Kami berdua tertawa sembari saling merangkul untuk pergi mencari baju untuk wisuda.
^w^
Sabtu, 20 April 2024, di aula kampus.
"Congratulations on graduating and here's to your next adventure! Selamat karena kau bisa lulus tepat waktu mengikuti jejak ku!" Ucap Halilintar menepuk kepala ku. Aku yang ditepuk hanya mengalihkan pandangan malu.
"Congrats, you did all great. Kau bisa lulus tepat waktu itu termasuk prestasi yang membanggakan. Begitu juga Blaze, kau yang paling sering joki tugas dan membuang uang begitu saja agar cepat lulus," omel Ais.
"Tapi kau keren karena berhasil menyelesaikan skripsi dengan usaha mu sendiri, tidak seperti Blaze." Lanjutnya.
Aku tersenyum melihat Blaze dan Ais adu tatap saling perang batin.
"Kau akan kerja apa setelah ini? Atau mungkin mau melanjutkan kemana?" Tanya Halilintar. Aku menggeleng tidak tau. Jujur, aku masih memikirkan tentang itu sampai sekarang, mungkin aku akan menganggur untuk sementara waktu.
"Entah lah, aku sendiri tidak tau, Li."
"Mungkin kau akan melanjutkan bisnis, atau berkerja diperkantoran?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAUFAN?! [Tamat] ✓
Fiksi PenggemarTaufan, bagaimana hidup dengan saudara tiri dan tiga ayah yang berbeda? Bukan poliandri ❌ 15+ Cover by Twitter : @Chanom_Kun