M.S 8

7.8K 176 19
                                        

[mature content]

Mungkin di bab kali ini tidak terlalu panas tapi di bab kali ini banyak mengandung kata-kata vulgar. jadi tolong perhatikan dan pasti anda cukup umur whehehe:0

 jadi tolong perhatikan dan pasti anda cukup umur whehehe:0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryan POV 2

Kamar, disini kami berdua berada diatas ranjang king size dengan kemaluan yang saling menyatu. memandangi wajahnya yang memerah karena nafsu

"Ngehh~"dia kembali merengek ketika aku memasukkan lebih dalam batang kemaluanku

"Bagaimana rasanya sayang?"aku bertanya dengan pinggul yang terus maju-mundur secara cepat dan kasar

Dia tak menjawab bertanya ku, mulutnya hanya fokus mengeluarkan erangan dan desahan

"Ahh ayah, cia mau pipis"

Aku mendengar permintaan itu dan dengan segera aku mengerakkan pinggul ku lebih cepat dari sebelumnya, ranjang yang kami tiduri pun terasa bergoyang mengikuti kuatnya gerakan pinggul ku

"Akkkhh~"aku mendesah tertahan ketika merasakan cairan itu menyirami batang kemaluanku dari dalam

"Ayah udah, cia capek"dia mengadu kelelahan padaku, padahal kami baru saja melakukan ronde pertama

"Sekali lagi sayang, ayah belum keluar"aku membuat wajah memelas berharap jika dia akan luluh dan mau menuruti kemauanku

"Sekali lagi aja ya, cia capek yah"

Aku tersenyum ketika kemauan ku dituruti, tanpa mengulur waktu aku menyuruhnya untuk menungging dan dia lagi-lagi dan lagi menuruti apa yang ku mau

"Ahh ayah!!"di melengkungkan punggungnya, terkejut karena aku memasukan batang kemaluanku dengan kasar

Aku mulai mengerakkan pinggul ku dengan perlahan sebelum akhirnya berubah menjadi kasar seperti tadi

Dia mendesah nikmat ketika tangan kekar ku menepuk pantat sintalnya dengan keras, aku semakin menggila dan tengelam dalam kabut nafsu

"Enghh ayah jangan dalam-dalam"dia sedikit menarik pinggulnya, berusaha untuk menjauhkan batang kemaluanku dari lubang vaginanya

Tentu saja aku tak akan membiarkan penyatuan kami terlepas, aku menarik pinggulnya kembali dan semakin memepetkan pada perut ku

"Emmhh ayah~"tangannya mencengkram kuat pergelangan tangan ku yang tengah bertengger di pinggulnya

"Ahkk ayah akan keluar cia!!"

Aku segera mempercepat gerakan ketika merasakan bahwa batang kemaluanku membesar didalam dan aku yakin jika tak sampai beberapa menit aku akan keluar

"mmngeh~"kami berdua mendesah bersama ketika merasakan kemaluan kami saling menyembur didalam

Setelah orgasme kami saling menatap wajah lelah satu sama lain, putriku tersenyum dan aku membalas senyuman itu

"Bagaimana rasanya?"aku bertanya sembari merapikan anakan rambut yang menutupi wajah cantiknya

Dia tersenyum malu dan membuang wajahnya yang memerah kearah samping

"Rasanya enak, cia suka tapi ayah kasar"dia menjawab dengan nada pelan karena malu

Aku terkekeh kecil, lalu turun dari atas tubuhnya. dia membalikkan badannya dan memelukku

"Ayah janji, jangan kasih tau bunda"dia mengulurkan jari kelingkingnya yang kecil, dan dengan segera aku menautkan nya dengan jari kelingking ku yang besar

"Ayah janji, sekarang kita tidur ya"aku menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami, dia tersenyum dan mengeratkan pelukannya

Aku lagi-lagi tersenyum, setelah beberapa bulan menikah dengan amora baru kali ini nafsu ku sebagai pria dewasa terpuaskan berkat bantuan dari putri tiri ku yang polos

***

Matahari mulai naik kepermukaan, cahayanya pun menebus ke sela-sela gorden jendela kamar yang terbuka

Merasa terusik dengan cahaya matahari ryan pun memaksa diri untuk bangun dari tidurnya, matanya melirik kesamping kanan dan melihat jam digital yang sudah menunjukkan pukul setengah 2 siang

"Sial, aku kesiangan"ryan menyibakkan selimut dan melihat tubuh telanjangnya

Sialan, ryan menoleh ke samping kiri dan melihat tubuh telanjang seorang wanita. oh tuhan itu ternyata bukan mimpi dia benar-benar memerawani putri tirinya sendiri?!

Ryan memaki dirinya sendiri, masalah yang satu saja belum selesai dan sekarang dia malah menambah satu masalah lagi. harusnya malam tadi dia tak tergoda dengan tawaran pria tua sialan itu

"Ayah~"suara serak putrinya membuat lamunan ryan buyar,dia menatap kesamping dan melihat putrinya yang tersenyum

Cia bangun perlahan dan memeluk tubuh telanjang ayahnya, dia sedikit mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma tubuh sang ayah

"Ayah punya cia sakit"ryan mendelik dan sang putri hanya diam dengan bibir yang di monyong kan

"Ayah akan membantumu berdiri"

Ryan melepaskan pelukannya dan membantu putrinya itu untuk berdiri, baru saja membuka langkah cia sudah merintih kesakitan karena area selangkangannya dipaksakan untuk melangkah

"Sakit~"cia kembali mendudukkan diri di ranjang dan mulai menangis, ryan memijat pelipisnya yang terasa berdenyut

"Sttt, cia jangan nangis ayah gendong aja ya"ryan merentangkan kedua tangannya, dan dengan senang hati cia meyambut nya

Dengan gerakan pelan ryan menggendong tubuh kecil putrinya dan membawanya masuk kedalam kamar mandi

Setelah membersihkan diri, keduanya sarapan. ryan melamun kembali dia benar-benar sudah pusing dengan masalah yang dia hadapi sekarang




















TBC

Vote and komen

My Stepfather (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang