Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang hari tiba cia sudah tak sabar ingin bertemu dengan sang ayah, sepanjang jam pelajaran terakhir cia tampak melamun sambil membayangkan apa yang akan terjadi hari ini
"Cia kamu gak mau pulang?"pertanyaan arini membuyarkan lamunannya, dia menatap jam yang ada di pergelangan tangan kanannya dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 sore
Dengan semangat cia membereskan peralatan belajar miliknya lalu menarik tangan sahabatnya untuk keluar
Keduanya duduk di pos jaga untuk menunggu jemputan masing-masing hingga seorang laki-laki datang dan ikut bergabung dengan keduanya
"Hai, kenalin aku galen"laki-laki bernama galen itu mengulurkan tangannya pada cia, cia menyambut uluran tangan itu dan memperkenalkan namanya
"Aku cia dan ini sahabat aku arini"cia juga tak lupa untuk mengenalkan sahabatnya, setelah berkenalan ketiganya mulai bicara sambil menunggu jemputan yang entah kapan datangnya
"Cia ayok masuk nak"seorang pria berteriak dari dalam mobil, cia menoleh dan tersenyum karena pada akhirnya sang ayah datang untuk menjemput dirinya
"Aku duluan ya, bye"pamit cia, dengan langkah senang cia berlari ke arah mobil sedan milik ayahnya
Ryan turun dari mobil berniat ingin membukakan pintu, tapi niatnya gagal karena seorang remaja laki-laki tiba-tiba mendatanginya
"Om ryan!!"laki-laki itu memanggil dengan lantang dan reflek ryan menoleh ke asal suara
"Eh nak galen, apa kabar?"tanya ryan pada galen si remaja laki-laki yang tadi memanggilnya
"Baik om"jawab galen dengan sopan
Ryan membuka pembicaraan hingga keduanya larut membuat cia yang tadinya senang menjadi kesal
"Ayah kapan pulang"rengek cia sembari menggoyang lengan sang ayah berulangkali
"Iya-iya kita pulang sekarang, nak galen mau ikut kita?"tanya ryan, galen melirik ke arah jam tangan miliknya. merasa sudah terlalu sore dia pun mengangguk setuju apalagi supir pribadi yang di suruh tak kunjung datang
Mendengar ayahnya mengajak galen untuk pulang bersama membuat rasa kesal cia bertambah, dia menarik tangan sang ayah untuk berbicara empat mata di sisi lain mobil
"Ayah ngapain ajak galen?"tanya cia tak terima, rencana hari ini tampaknya benar-benar akan hancur karena orang ketiga
"Ya gak papa, biar cia ada temennya di mobil lagian rumah kita sejalur sama rumahnya galen"jawaban ryan malah membuat dirinya semakin kesal
"Cia gak mau galen ikut!!cia gak bisa mesra-mesraan sama ayah di mobil"
"Siapa bilang gak bisa, cia tetap bisa mesra-mesraan sama ayah tapi sewajarnya aja seperti ayah dan anak perempuan pada umumnya"
Setelah mendengar ucapan sang ayah, cia melepaskan cengkeraman dan masuk kedalam mobil lebih dulu
Ryan menghela nafas dan kembali menemui galen untuk mengajak remaja itu pulang bersama
"Galen duduk di kursi belakang sendiri gak papa?"ryan bertanya dengan rasa yang tak enak hati
"Gak papa om"galen menjawab dengan sopan, lalu berpamitan pada ryan untuk masuk lebih dulu
Ryan ingin melangkah kembali ke mobil tapi langkahnya terhenti ketika melihat satu teman putrinya yang belum di jemput
"Arini mau ikut sekalian?"ryan bertanya, arini ingin menjawab tapi suaranya sudah disela lebih dulu dengan teriakan cia dari dalam mobil
"Ayah!!"cia berteriak dengan keras, sepertinya wanita itu sudah benar-benar kesal pada sang ayah
"Gak usah om, bentar lagi papih datang kok jemput arini"tolak arini dengan cepat
Ryan mengangguk paham lalu melangkah kembali kedalam mobil dan melirik kesamping, kearah putrinya yang terdiam dengan wajah kesal
Mobil sedan miliknya mulai berjalan membelah jalanan kota, sepanjang perjalanan pulang putrinya itu benar-benar berdiam diri bahkan ketika keduanya sampai dirumah. cia tetap diam
***
Diruang minim cahaya tampak seorang wanita yang tengah duduk di kursi kebesarannya dengan tangan yang tak henti-hentinya mengetik
"Amora kau tampak begitu berantakan"seorang wanita lainnya berucap membuat wanita bernama amora itu mendelik tajam
"Aku seperti ini karena jadwal padat yang kamu buat!!"amora berucap dengan sedikit menaikkan nada bicaranya, dia benar-benar stres sekarang
"Kenapa kau malah menyalahkan aku?harusnya kau berterima kasih padaku"ucap wanita itu tak terima
"Terimakasih? Terimakasih untuk semua kegilaan ini?"tanya amora lagi
"Terimakasih karena aku sudah mau menyusun kan jadwal mu yang padat itu, jika aku tak menyusunnya kau bisa mati karena kelelahan sekarang"
"Akhh persetanan dengan jadwal, aku ingin pulang sekarang!!"amora berteriak sambil terus mengacak-acak barang yang ada diatas meja
Wanita yang tadi menemani amora berbicara hanya diam menatap bosnya yang merancau-rancau seperti orang gila
"Hentikan kegilaan mu sebelum kau merusak surat kerja sama yang baru saja kau tanda tangani tadi"
Amora tak mempedulikan ucapan dari sang asisten dia benar-benar ingin pulang, dia sudah lelah bekerja selama empat bulan non stop
"Viona amora stop!!"teriakkan sang asisten membuat amora berhenti
"Disini bukan kau saja yang lelah, aku dan semua karyawan juga lelah amora!!"sang asisten mengeluh dengan kembali berteriak, amora yang diteriaki tentu membalasnya hingga terjadi sebuah perdebatan kecil dan perdebatan itu terganggu ketika seorang tamu tiba-tiba saja datang dan masuk kedalam ruangan
"Maaf jika saya mengganggu perdebatan kalian"ucapannya dengan sopan
Amora menghela nafas, dia membenarkan diri sebelum berbincang-bincang dengan tamu spesialnya hari ini