M.S 6

3.9K 139 8
                                    

Didalam ruangan seorang wanita duduk dengan perasaan yang bercampur aduk, dia duduk di sofa tunggu sembari menatap jam dinding yang terasa begitu lama berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam ruangan seorang wanita duduk dengan perasaan yang bercampur aduk, dia duduk di sofa tunggu sembari menatap jam dinding yang terasa begitu lama berjalan

"Dimana mas ryan"wanita itu menggerutu karena sang suami tak kunjung datang, dia sudah bertanya pada sekretaris dan sekertaris itu bilang bosnya sedang sibuk diluar membuat pikirannya kembali melayang ke berita viral putrinya

"Sialan kau ryan!!"lagi dan lagi wanita itu menggerutu, mencengkram kuat tangan dengan wajah yang semakin memerah padam karena emosi

Beberapa jam berlalu kini jam didinding menunjukkan pukul 2 setengah siang yang berarti putrinya sebentar lagi akan pulang, dan benar saja tak lama dari itu terdengar suara langkah kaki

Pintu terbuka dan memperlihatkan suami dan putrinya berjalan bergandengan membuat dirinya kembali mendidih, dengan emosi yang berada di puncak kepala amora melayangkan satu tamparan keras di pipi suaminya

Cia yang berada di sebelah ryan langsung terdiam takut, dia tak pernah melihat bundanya semarah ini

"KAU BAJINGAN RYAN!!"teriak amora membuat atensi karyawan terfokuskan pada mereka

"Apa maksudmu amora?"tanya ryan, amora kembali menampar pipi sebelah kiri suaminya dan berteriak

"KAU SELINGKUH DENGAN PUTRIKU!!"

Ryan terdiam dia mengerti apa yang istrinya itu ucapkan, dia menarik tangan istrinya untuk masuk kedalam dan membawanya duduk

"Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, jangan berteriak"ryan melembutkan suaranya ketika melihat putrinya yang tertunduk takut

"Oke, aku tidak akan berteriak asalkan dirimu mau menjawab dengan jujur"

"Tentu, aku selalu berbicara jujur denganmu"amora memulai pertanyaannya dan dengan sabar ryan menjawab semuanya, semua jawaban amora ryan jawab dengan jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi

"Aku tidak percaya"ucapan menohok dari istrinya membuat ryan pusing, apa yang harus dia jelaskan lagi semuanya sudah jelas

"Jika tidak percaya tanyakan sendiri pada cia, putrimu itu polos dan selalu jujur dalam bicara"saran dari ryan membuat rasa curiga amora semakin bertambah

"Tidak mau, kamu pasti sudah mengancam cia terlebih dahulu untuk berbohong"

"Ayah benar bunda, itu cuma berita bohong"cia menjawab dengan nada yang bergetar takut

"KAMU DIAM DULU CIA!!"bentakan dari amora membuat tubuh cia semakin bergetar takut, ryan yang melihat putrinya dibentak mereka tak terima

"LEMBUT KAN SUARAMU AMORA!!"

Ryan yang awalnya tak ingin berteriak malah terpancing untuk berteriak karena istrinya ini sangat keras kepala

Cia menutup telinganya ketika mendengar teriakkan keras dari sang ayah, dia benar-benar takut disini tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kakinya terlalu lemas untuk melangkah keluar

Cukup lama keduanya bertengkar dengan saling berteriak hingga sebuah telpon ruangan berbunyi dan mengehentikan perdebatan keduanya

Ryan mengangkat telepon itu, dan setelah selesai bertelepon an amora kembali membuka suaranya. ryan yang sudah lelah dengan segera melangkah keluar dengan membawa putrinya meninggal amora yang meraung-raung seperti kesetanan

***

"Cia.."panggilan dari ryan tak dijawab oleh putrinya, ryan tau putrinya ini masih shok dengan kejadian siang tadi

Ryan menepikan mobilnya, saat ingin meraih tangan putrinya dengan cepat cia menepisnya

"Kenapa sayang?"dengan nada lembut ryan bertanya, cia menoleh kearah ayahnya dan mulai terisak

"Ayah jangan teriak-teriak cia takut"ucapan serta isakan putrinya membuat ryan merasa bersalah

"Ayah minta maaf, ayah tidak bisa mengontrolnya lagi"ryan menarik pelan tubuh putrinya dan membawa kedalam pelukannya

"Setelah ini kita mau kemana?"bertanya cia membuat ryan berpikir, bisa-bisanya mereka kabur tanpa persiapan

"Gimana kalo kita nginap dirumah nenek kakek?"cia melepaskan pelukannya dan berpikir dengan jari telunjuk yang di ketuk-ketukan di dagu

"Kenapa gak pulang kerumah aja"pertanyaan polos putrinya membuat ryan terkekeh kecil

"Cia gak mau kan ayah sama bunda bertengkar lagi?"tanya ryan dan dibalas dengan gelengan polos dari cia

"Maka dari itu kita nginap dirumah nenek kakek, biarin ayah nenangin diri beberapa hari dan nanti masalah ayah sama bunda cepat selesai"

"Yaudah, sekarang ayok kita kerumah nenek kakek"dengan semangatnya cia mengubah posisi duduk agar lebih rapi memakai sabuk pengaman dan memutar musik di radio mobil untuk menambah semangatnya

Ryan tertawa pelan dengan gelengan kepala, melihat tingkah lucu putrinya membuat beban pikiran ryan sedikit berkurang

"Ayok berangkat!!kenapa ayah diam?"tangan mungil itu terus menggoyangkan tangan ryan berusaha membuyarkan lamunan sang ayah

"Baiklah tuan putri, tunggu sebentar"ryan memakai kembali sabuk pengamannya, dan kembali melanjutkan mobilnya menuju rumah orang tuanya

Untuk sementara waktu dia akan membawa cia menjauh dari amora dan memberikan sedikit ruang untuk istrinya itu berpikir dan menenangkan diri











TBC

Vote and komen

My Stepfather (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang