Iri

13 0 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa, votenya ya!!!

Happy reading!!!

🍰🍰🍰

“Tapi setidaknya, kalian telah bertunangan. Ini tidak adil, mengapa harus kau, gadis yang beruntung itu?” sarkas Lara terdengar begitu tajam, membuat suasana di antara para wanita itu memanas.

“Kenapa memangnya? Apa menurutmu Jane tidak pantas bersanding dengan Lord Galen?” Issabella langsung membela sahabatnya. Ia tidak suka jika ada yang merendahkan Jane. Bagi Issabella, hanya dia yang tahu betapa cerdas dan berbakatnya Jane, walaupun tak semua orang bisa melihatnya. Mereka hanya memandang Jane sebagai bangsawan miskin dan tidak sebanding dengan mereka.

“Tentu saja! Kau pun sangat tahu itu. Bahkan lord lainnya saja tidak berminat untuk mengajak Jane berdansa. Bagaimana mungkin seorang Austin terpikat padanya? Aku akui, Jane cantik, tapi tidak cukup terhormat bagi keluarga bangsawan sekelas Lord Galen.” Lara semakin menyudutkan Jane dan Issabella dengan ucapannya yang pedas.

“Lara benar,” timpal Lady Sarah yang selalu mendukung Lara dalam segala hal.

“Tapi tetap saja, kalian dikalahkan oleh Jane.” Issabella tidak mau kalah, terus berdiri di sisi sahabatnya. Issabella puas karena ucapannya cukup membuat kedua lady tersebut bungkam. Meski Jane bukan bangsawan kaya seperti mereka tapi Jane berhasil menjadi tunangan Galen.

“Bella, sudahlah, aku baik-baik saja.” Jane mencoba menenangkan suasana. Ia tidak ingin melihat pertengkaran ini semakin panjang. Meskipun ucapan Lara menusuk, Jane sudah terbiasa diabaikan dan diremehkan.

"Katakan, Jane, kapan kau mulai menjalin hubungan dengan Lord Galen?” tanya Sarah dengan tatapan penasaran. Rasa ingin tahunya semakin memuncak setelah mendengar kabar pertunangan Jane dan Galen. Jane tersentak. Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong, dan ia tidak siap menjawabnya. Ia mulai memutar otak, mencari jawaban yang tepat tanpa memicu kecurigaan.

“Eh, sebenarnya... kami sudah pernah bertemu sekitar satu bulan yang lalu, sebelum season dimulai,” jawab Jane, mengarang cerita sambil berharap mereka tidak akan bertanya lebih lanjut.

“Di mana?” desak Lara yang sepertinya tidak puas dengan jawaban itu. Jane harus berpikir cepat, mencoba mencari cerita apa yang cukup masuk akal.

"Ketika aku tengah berada di taman kota," bohong Jane. Ia tahu, jika ia mengatakan mereka bertemu di konser atau opera, kebohongannya akan segera terungkap, karena sejak ibunya meninggal, Jane jarang sekali pergi ke tempat-tempat mewah seperti itu.

“Siapa yang memperkenalkan kalian?” Sarah melanjutkan penyelidikannya. Dalam kalangan bangsawan, biasanya perkenalan dilakukan dengan tata krama yang sangat formal.

“Aku tidak sengaja menjatuhkan sapu tangan, dan Lord Galen menemukannya,” jawab Jane dengan sedikit panik. Ia merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Jika ia tidak segera menghentikan interogasi ini, ia bisa kehabisan akal untuk menutupi kebohongannya.

"Sapu tangan? Lalu kalian berkenalan sendiri begitu saja?" Lara tampak meragukan ceritanya, namun sebelum Jane bisa menjawab, sebuah suara lain menyela percakapan mereka.

"Selamat malam, My lady!" Seorang pria menghampiri mereka, kedatangan pria itu membuat Jane lega. Setidaknya mereka tidak lagi mencecar Jane dengan pertanyaan kapan hubungan Jane dan Galen terjalin.

"Malam, My lord." Para wanita membungkuk.

“Miss Jane, saya Lord Welton. Bolehkah saya mengundang Anda untuk berdansa?” tanya pria itu dengan sopan. Semua wanita di situ, termasuk Jane, sedikit terkejut. Lord Welton, putra Duke of Hasting, tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada Jane sebelumnya. Namun, tiba-tiba saja ia mengajaknya berdansa.

Apakah ini adalah hari keberuntungan Jane? Gadis itu mendapati tawaran berdansa dari lord lainnya. Padahal selama season berlangsung belum ada yang mengajak Jane berdansa. Jane melirik Issabella sekilas, yang ditanggapi dengan senyuman oleh sahabatnya itu serta memberi isyarat halus pada Jane agar menerima ajakan itu.

"Sure! Dengan senang hati, My lord," jawab Jane menerima uluran tangan lord Welton. Kedatangan pria itu saja telah menyelamatkan Jane dari penyelidikan teman-temannya.

Meskipun teman-temannya itu enggan berteman dengan Jane, mereka hanya kebetulan satu kelompok dan itu juga karena Jane bersama Issabella. Keluraga Issabella adalah keluarga bangsawan yang cukup terpandang dan memiliki kekayaan yang sebanding dengan Galen. Bahkan ayah Issabella memiliki posisi yang bagus di kalangan istana. Jadi para gadis-gadis menghormati Issabella karena keluarganya. Jika tidak mungkin Isabella akan berakhir seperti Jane, si gadis yang tak dianggap.

Lord William Welton, adalah putra dari Duke of Hasting teman ayah Jane. Namun, mereka tidak akrab. Entah apa alasan William mengajak Jane berdansa. Namun, Jane bersyukur karena ia tidak perlu lagi menghadapi cecaran pertanyaan dari teman-temannya.

Di sisi lain ruangan, Galen, yang sedang berbincang dengan teman-temannya, tidak bisa melepaskan pandangannya dari Jane. Meski ia berusaha fokus pada percakapan, matanya terus mencari sosok Jane di antara para tamu. Saat melihat Jane berdansa dengan Lord Welton, rasa cemburu mulai merambat di hatinya. Tanpa berkata apa-apa, Galen meninggalkan kelompoknya dan berjalan menuju meja minuman.

Kristy, yang sejak tadi memperhatikan setiap gerakan Galen, tidak membiarkan kesempatan itu berlalu. Ia segera menghampiri pria itu.

“Apa kau marah padaku?” tanya Kristy dengan nada manis, mencoba mendekati Galen yang sedang menuangkan minuman. Gadis itu berdiri di samping Galen.

Pria itu melirik gadis yang masih dicintainya itu sekilas. Marah? Tentu saja Galen marah dan kesal dengan penolakan Kristy. Sekarang, ia harus berhadapan dengan skandal pertunangan baru yang sebenarnya hanya dibuat untuk menutupi rasa malu karena ditolak oleh Kristy, sang gadis pujaan hati.

"Tentang apa?" Galen pura-pura tidak tahu dengan maksud ucapan Kristy.

"Oh please! Galen kau tahu maksudku apa?" Kristy memfokuskan melihat ke arah pria itu dengan intens.

“Kenapa kau berpikir aku marah padamu?” Galen tetap berusaha tenang, meskipun hatinya dipenuhi kekesalan.

“Buktinya, kau berdansa dengan Jane. Dia bahkan tidak masuk dalam daftar wanita yang akan kau ajak berdansa,” jawab Kristy dengan sedikit cemburu. Meskipun ia menolak Galen, melihat pria itu dengan wanita lain tetap saja menyakitkan.

“Kenapa aku harus menuruti keinginanmu? Kita sudah tidak bertunangan lagi, Kristy. Aku lelaki bebas,” balas Galen dingin, menyindir Kristy yang telah melepaskannya begitu saja.

Kristy merasa kesal dan tidak puas dengan jawaban Galen. Sepertinya gosip yang baru dimana Galen dan Jane bertunangan belum diketahui Kristy. Namun, itu hanya tinggal menghitung hari saja.

“Aku tidak memutuskan pertunangan kita,” Kristy membela diri, mencoba menahan kemarahan.

“Kau tidak memutuskan, tapi kau menolak lamaranku,” Galen membisikkan kalimat itu, membuat Kristy menoleh padanya.

“Aku tidak menolak! Aku hanya meminta waktu! Kau saja yang tidak sabaran,” Kristy membalas dengan emosi.

“Dan aku sudah cukup memberimu waktu, Kristy. Jika tidak secepatnya! Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi!” tegas Galen

"Terserah kau saja!" Kristy berkata dengan nada putus asa sebelum meninggalkan Galen sendirian.

Sementara itu, tatapan Galen kembali mengarah ke Jane, yang masih berdansa dengan Lord Welton. Tidak peduli apa yang terjadi dengan Kristy, kini perhatian Galen beralih pada wanita lain, wanita yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya, tapi entah mengapa mulai menarik perhatiannya. Hanya saja perasaan Galen belum terlalu kuat.

🍒🍒🍒

Kekasih Kontrak Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang