Sebelum baca jangan lupa vote, ya!!!
Happy reading
🍰🍰🍰
Pesta berakhir, Jane pulang dengan kereta kuda yang telah dikirimkan oleh ayahnya. Jane menaiki kereta bersama Leona, pendamping sekaligus Governess Jane karena ibu Jane telah meninggal dunia sejak gadis itu berusia 12 tahun. Sejak ibu Jane meninggal, ayah Jane tidak punya tempat untuk meminta pendapat, membuat pria itu salah memberikan uangnya untuk investasi kepada penipu. Itulah sebabnya mengapa Jane menjadi seorang putri earl yang miskin.
Tidak dipungkiri bahwa countess of Winchester adalah seorang wanita yang cerdas dan berbakat, kecerdasan dan bakatnya itu diwariskannya kepada Jane, sang putri semata wayang.
Dua orang pelayan memasuki kamar Jane dengan membawa ember yang berisi air panas dan meletakannya ke dalam bak mandi yang ada di kamar Jane. Setelah itu mereka langsung keluar. Leona memeriksa tingkat kehangatan air, saat dirasanya cukup. Wanita itu membantu Jane melepaskan pakaiannya. Jane masuk ke dalam bak mandi, merenungkan yang terjadi hari ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya akan menjadi kekasih kontrak Duke of Derbyshire.
Leona telah menyiapkan pakaian Jane. Gadis itu mengalungkan handuk di tubuh mulus Jane. Membantu Jane memakai gaun tidurnya.
"Apakah itu benar?" tanya Leona, disela-sela membantu Jane mengikat tali gaun tidurnya.
"Tentang apa?" Jane menoleh ke belakang, mencaritahu apa maksud pertanyaan Leona.
"Aku juga mendengar dari pendamping yang lain bahwa Anda bertunangan dengan Lord Austin." lanjut Leona, wanita itu melanjutkan mengikat tali gaun tidur Jane.
"Selesai," ucap Leona. Jane menghadap ke arah Leona dan menatap wanita itu dengan tajam.
"Aku harap kau menutup mulutmu, jangan sampai Papa mengetahuinya," ancam Jane.
Leona menyipitkan matanya, bingung mengapa Jane harus merahasiakan pertunangannya dengan Duke of Derbyshire? Bagi gadis bangsawan lainnya, pasti mereka akan sangat bangga dan langsung menyebarkan berita itu, terlepas, akhirnya mereka tidak jadi menikah. Setidaknya mereka akan sangat bahagia. Apalagi bagi Jane, yang hanya gadis bangsawan miskin.
"Apakah itu tidak benar? Itu hanya gosip?" Leona tidak dapat menutupi rasa penasarannya.
Jane mengalihkan pandangan ke arah lilin. Gadis itu mencari cara agar Leona tidak curiga. Jika Jane jujur bahwa ia tidak bertunangan dengan Galen, maka dapat dipastikan besok gosip lainnya akan muncul. Jane tidak mau mengambil resiko, jika saat ia mendengar Galen ditolak saja hanya ada mereka bertiga dan gosip telah menyebar.
"Kau tahu, ini hanya baru tahap awal. Aku tidak ingin gegabah, kecuali Lord Austin telah melamar dan menetapkan pesta pernikahan, baru aku ingin memberitahu seluruh dunia." Jane akhirnya mengambil keputusan.
"Jadi dia benar sudah menjadikan Anda tunangannya?" Ada rasa bangga dari ucapan Leona.
Jane hanya membalas dengan senyuman, kemudian berkata,
"Aku harap ini tetap menjadi rahasia kita saja, terutama Papa, jangan sampai tahu." Jane tidak ingin sang ayah tahu karena ini hanya kebohongan. Ayah Jane, Adam sangat berharap putrinya menikah tahun ini. Adam sangat merasa bersalah karena tidak bisa memberikan mas kawin besar untuk Jane.
"Tenang saja, aku akan menutup mulutku." Leona memberi kode mengunci mulutnya.
"Selamat beristirahat, My Lady." Leona membungkukkan tubuh dan keluar dari kamar Jane.
Jane berjalan menatap jendela kamarnya, cahaya bulan mengintip ke dalam kamar Jane, gadis itu masih membiarkan gorden terbuka. Tatapan Jane jauh melayang pada kejadian hari ini.
Tidak pernah Jane sangka ia akan mengalami ini, menjadi kekasih kontrak Duke of Derbyshire. Satu yang pasti Jane berharap ayahnya tidak tahu akan hal ini.
***
Jane terbangun saat sinar matahari menembus kamarnya. Gadis itu lupa menutup gorden semalam. Mau tidak mau Jane membuka mata, gadis itu mencoba duduk dan turun dari ranjang. Ia mulai menuju kamar mandi."Jane! Ah ternyata kau sudah bangun," ujar Leona ketika melihat Jane diambang pintu kamar mandinya.
"Sebenarnya aku masih sangat mengantuk, hanya saja cahaya matahari membuatku terbangun," rungut Jane.
"Kau tunggu sebentar, pelayan akan membawa air panas untukmu." Leona keluar dari kamar dan menyuruh pelayan masuk.
Jane duduk di depan meja rias, menunggu pelayan selesai menyiapkan air untuknya. Leona dengan cekatan menyiapkan Jane untuk sarapan.
Mereka menuju ruang makan, di sana telah ada ayah Jane, Adam.
"Pagi, Papa!" sapa Jane, Jane membuka sendiri kursinya begitupun dengan Leona. Pelayan dirumah mereka tidak banyak karena ayah Jane harus menghemat pengeluaran mereka dan juga mereka memang tidak sanggup untuk menggaji banyak pelayan.
"Bagaimana tidurmu?" tanya Adam, dia memberi kode kepada kepala pelayan untuk menghidangkan makanan.
"Cukup nyenyak," dusta Jane. Tidurnya gelisah karena memikirkan kejadian semalam.
"Syukurlah, Papa akan membujuk lord Hasting, menjadi investor kita, semoga dia bersedia. Jadi kita bisa membayar upah para pekerja perkebunan," terang Adam. Pria paruh baya itu memotong roti dan memasukannya ke mulut.
"Semoga saja, Papa." Jane tidak terlalu berharap jika Galen memenuhi ucapannya untuk membantu keluarga Jane. Takutnya itu hanya ancaman dan harapan yang ditawarkan oleh Galen.
"Jika Lord Hasting mau, Papa akan membuka pabrik tekstil agar perkebunan kapas kita bisa disalurkan dengan baik, dan kita tidak perlu memikirkan para pembeli kapas itu yang dengan seenaknya mematok harga." Sedikit nada kesal keluar dari bibir Adam.
"Aku harap semua berjalan baik, Papa." Jane meminum jusnya.
"Papa akan mewujudkan mimpimu untuk membuka toko pakaian dan aksesoris, sehingga bakatmu bisa tersalurkan."
Jane bahagia mendengarnya, dia meraih tangan ayahnya dan tersenyum.
"Terima kasih, Papa." Meskipun pembicaraan ini sering mereka lakukan setiap Adam menemui bangsawan kaya yang bisa membantu kondisi keuangan mereka dan berakhir dengan kegagalan karena tidak bersedia menjadi investor.
"Kau sendiri, apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Adam.
"Mungkin aku akan berjalan-jalan di taman kota sambil membuat rancangan pakaian," jawab Jane. Jane tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli pakaian pada toko pakaian terkenal maupun memiliki perancang pakaian sendiri seperti para keluarga bangsawan lainnya.
Bersyukur Jane bisa membuat rancangan sendiri dan menyuruh salah satu pelayan untuk menjahitkannya. Setidaknya itu dapat menghemat pengeluran mereka.
"Bagaimana di pesta, apakah sudah ada Lord yang mendekatimu?" Adam berharap akan ada lord yang melihat kecantikan putrinya tanpa memikirkan berapa mas kawin sang putri.
"Anda pasti tidak akan percaya, My Lord--." Ucapanan Leona terhenti ketika kakinya ditendang oleh Jane. Wanita itu langsung menutup mulutnya, hampir saja ia keceplosan. Padahal semalam ia telah berjanji akan menutup mulut.
"Kenapa?" heran Adam, menatap Leona kemudian Jane dengan curiga.
"Tidak apa-apa, Papa. Ada dua Lord yang mengajakku berdansa, hanya itu saja." Jane meminum air putih menenangkan degub jantungnya.
"Semoga saja salah satu dari pria itu menjadi jodohmu."
Jane tersedak karena ucapan ayahnya. Leona menepuk punggung Jane.
"Aku juga berharap begitu, Sir," jawab Leona penuh arti.
"Siapa dia?" tanya Adam penasaran.
Jane dan Leona saling melirik, bagaimana cara untuk mengalihkan topik ini dari sang ayah. Leona hanya mengedikan bahu tanda tidak tahu bagaimana harus membantu Jane dalam situasi ini.
🍒🍒🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Kontrak Sang Duke
Roman d'amourJane Elizabeth Grey, putri dari Earl of Winchester, tidak sengaja melihat penolakan lamaran oleh Kristy Dudley, putri Marquees of Hedridge terhadap Galen William Austin, Duke of Derbyshire. Gosip Kristy menolak Gallen menjadi scandal di London. Gall...