The Dreams Comes True🥀

15 0 0
                                    

"Apa?" Adam tidak percaya dengan apa yang di dengarnya itu. Benarkah putrinya bertunangan dengan Lord of Derbyshire?

"Maafkan saya, saya sedikit terkejut, putri saya belum memberitahukan hal ini," lanjut Adam. Dia bahagia mendengarnya, akhirnya ada seorang bangsawan kaya dan tampan yang menyadari keberadaan putrinya.

"Wajar saja, karena hal itu baru terjadi semalam." Galen sendiri menyesali keputusannya, mengapa ia harus memberikan alasan itu alih-alih mencari alasan lain yang masuk akal? Tapi, apakah ada alasan lain, mengingat tidak satu pun dalam bisnis, Galen dan Adam bertemu. Kemudian sekarang pemuda itu tiba-tiba datang menawarkan diri menjadi investor.

"Saya ucapkan selamat kepada Anda, Sir," ucap Adam tulus. Galen melihat bahwa Adam akan bertanya lagi dan pria itu harus segera mengalihkan pembicaraan dari topik tunangan ini karena putri sang pria paruh baya itu hanya kekasih kontrak. Tidak ada niat serius dari Galen maupun Jane.

"Apakah bisa kita mengenyampingkan hal ini dulu dan mulai membicarakan bisnis?" tanya Galen, ia berharap ayah Jane tidak lagi bertanya tentang pertunangannya dengan putri pria paruh baya itu.

Adam merasa malu, pria itu seharusnya sadar bahwa, sang duke tentu saja ingin berinvestasi karena putrinya dan ingin melihat sampai dimana kesiapan proyek ini.

Adam mengajak Galen ke ruang kerjanya. Menunjukan proposal tentang pembangunan pabrik. Ayah Jane menjelaskan detailnya kepada Galen, sama seperti ia menjelaskan kepada lord yang ia harapkan menjadi investor.

Demi menghemat budget Adam menyediakan salah satu tanahnya untuk dijadikan lokasi. Wilayah tersebut juga dekat dengan perkebunan kapasnya, sehingga memudahkan untuk transportasi dan menghemat waktu.

"Ternyata ide Anda ini sangat unik, Sir dan tidak biasa, jika saya boleh tahu apakah Anda sendiri yang mendapatkan ide ini?" Galen adalah seorang pemuda dengan kepiawaian membaca bisnis. Di setiap investasi yang dibuatnya, pria itu tidak pernah gagal.

Makanya terkadang keluarga Austin dikenal memiliki tangan yang dingin dalam berbisnis. Galen mewarisi kecakapan ayahnya dalam bisnis, bahkan pria itu memiliki instituisi yang lebih baik daripada sang ayah.

"Sebenarnya itu hasil pembicaraan saya dengan Jane, dia sangat pintar merancang pakaian dan karena sulitnya bagi kami menjual hasil kapas, Jane sempat mengatakan, andaikan kita memiliki pabrik tekstil sendiri yang dapat memproduksi pakaian, tidak hanya untuk para bangsawan dan keluarga kerajaan. Namun, juga untuk rakyat dengan harga terjangkau."

Mendengar penjelasan dari Adam membuat kekaguman Galen terhadap Jane bertambah. Gadis itu tidak terlihat seperti ketika mereka bertemu. Malahan Galen tidak percaya kepada Jane karena telah menyebarkan gosip yang masih diyakini pria itu bahwa Jane lah pelakunya dan tidak mungkin Kristy. Galen sangat mengenal Kristynya. Kecuali ada orang lain lagi yang berada saat itu.

"Saya tidak menyangka Jane memiliki bakat dan kecerdasan yang tidak lazim," puji Galen.

"Percayalah, dia ingin memiliki toko pakaian sendiri," kelakar Adam. Pria itu teringat saat Jane bercita-cita menjadi designer pakaian dan rancangannya tidak hanya dikenal di Inggris tapi juga sampai ke Perancis, pusat mode saat ini.

"Bagus. Aku akan membuatkan toko itu untuknya, anggap saja itu uji coba, sambil kita melihat pangsa pasar ketertarikan masyarakat terhadap rancangannya," putus Galen.

"Benarkah? Saya yakin putri saya akan sangat senang," sahut Adam.

"Mungkin kita akan mengatur jadwal untuk melihat perkebunan kapas Anda dan menyelesaikan masalah pekerja itu. Juga untuk melihat tanah tempat pabrik akan dibangun," putus Galen.

"Tentu saja, saya akan sangat senang menunggu kabar dari Anda." Adam merapikan proposalnya.

"Kalau begitu saya pamit dulu." Galen melangkah keluar dari ruang kerja Adam.

Pria itu mengantarkannya keluar. Selepas kepergiaan Galen, pria paruh baya tersebut tidak henti-henti tersenyum, selain mendapatkan investor, ia juga akan mendapatkan calon suami untuk putrinya. Tadinya Adam ingin bertanya kapan pesta pernikahan akan diadakan. Namun, melihat Galen yang seperti terburu-buru, Adam mengurungkan niatnya itu karena pasti Galen memiliki urusan yang lebih penting lainnya. Sebaiknya ia bertanya kepada Jane saja.

Adam kembali memperbaiki proposalnya sesuai arahan Galen. Pria itu merasa salut dengan Galen yang masih muda. Namun, memiliki jiwa bisnis yang sangat jeli. Entah berapa lama setelah kepergian Galen, Adam hanyut dalam pekerjaannya.

Pintu ruang kerja Adam diketuk, tanpa menunggu pria itu menjawab, pintu sudah terbuka dan menampilkan wajah sang putri yang cantik masuk ke dalam.

"Papa! Benarkah Lord of Derbyshire ke sini?" Jane telah mendapatkan informasi itu dari kepala pelayan mereka. Kepala pelayan langsung menyampaikannya kepada Jane, sesaat gadis itu masuk ke dalam rumah.

Jane yakin bahwa kedatangan Galen adalah untuk menepati janjinya. Gadis itu tidak percaya jika Galen akan memenuhi janji secepat ini. Jane bahagia, itu artinya para pekerja mereka akan mendapatkan upahnya. Beberapa pekerja telah mogok karena belum dibayar, membuat perkebunan mereka terbengkalai. Padahal telah tiba waktunya untuk panen.

"Benar," sahut Adam singkat, pria itu masih sibuk dengan kertas-kertasnya dan hanya menoleh sekilas kepada sang putri.

"Apa yang dikatakannya, Papa?" Jane penasaran karena kepala pelayan tidak memberitahu apa yang dibicarakan ayahnya dan Galen. Pelayan hanya memberitahu, mereka sangat lama berada di ruang kerja ayahnya.

"Dia akan menjadi investor kita dan membuka toko pakaian seperti yang kau harapkan, sembari membangun pabrik," terang Adam.

"Benarkah, Papa?" Jane menarik tangan ayahnya agar berdiri.

"Tentu saja, apa kau senang?" Adam membalas genggaman tangan putrinya.

"Tentu saja aku sangat bahagia, dan tidak sabar untuk membuka toko tersebut. Aku ingin segera menjahit beberapa rancangan yang sudah ada." Jane berputar-putar membayangkan kesibukannya mengelola toko.

"Sayang, Papa tahu itu sangat menyenangkan bagimu, tapi kau harus ingat, tidak ada putri bangsawan yang bekerja, jadi kau harus menyembunyikan identitasmu sebagai pemilik toko," beber Adam.

"Papa benar. Sebaiknya semuanya atas nama Papa, aku hanya akan berada dibelakang layar," putus Jane.

"Oh, aku benar-benar tidak sabar ingin menunjukkan hasil karyaku," ujar Jane dengan semangat.

"Sayang. Apa kau tidak ingin menceritakan hal lainnya?" pancing Adam, ia ingin Jane menceritakan tentang pertunangannya dengan Galen.

Jane menyipitkan mata memandang ayahnya dengan heran, gadis itu berjalan kembali ke meja ayahnya.

"Apa? Aku tidak memiliki sesuatu yang patut dibicarakan kepada Papa? Ah, iya aku baru ingat, tadi aku bertemu pemuda yang cukup menyebalkan di danau taman kota," jawab Jane tanpa prasangka.

"Benarkah hanya itu?" Adam memberikan tatapan penuh arti kepada putrinya.

"Oh, ayolah, Papa! Kita tidak sedang bermain tebak-tebakkan, bukan?" Jane menyandarkan tubuh di meja kerja Adam, memain-mainkan pena bulu yang berada di atas meja.

"Baiklah! Papa akan jujur. Selamat atas pertunanganmu dengan Lord of Derbyshire, My dear." Adam memeluk putrinya. Jane terdiam kaku.

🍒🍒🍒

Kekasih Kontrak Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang