Sang Investor 🥀

11 0 0
                                    

Sinar matahari yang hangat menyinari langit biru, menciptakan suasana siang yang cerah dan menggembirakan. Angin sepoi-sepoi meniup lembut, membuat dedaunan bergoyang dalam irama yang menenangkan.

Suara riang anak-anak bermain di taman mengisi udara, sementara burung-burung berkicau riang dalam konser alam yang indah. Semua elemen alam bergabung untuk menciptakan hari yang penuh semangat dan keceriaan. Kereta kuda dan kaki-kaki yang berjalan menghiasi jalan yang ramai, sementara bangunan-bangunan berasiktektur klasik menyediakan latar belakang yang megah.

Kereta kuda Galen yang mewah menembus jalanan yang padat menuju Marylebone. Tidak jauh dari tempat tinggal Galen yang berada di Mayfair, hanya berjarak 2 mill. Jika Mayfair adalah pusat kawasan elit bagi para bangsawan berbeda dengan Marylebone, tempat itu sangat terjangkau bagi bangsawan miskin seperti keluarga Jane.

Galen memang lebih memilih tinggal di Mayfair ketimbang di mansion Austin di London karena rumah itu masih dikuasai ibunya dan Galen tidak begitu suka saat ibunya mengatur.

Kereta kuda berhenti di depan bangunan klasik sederhana. Galen mengintip sekilas dari jendela kereta kudanya. Kusir membukakan pintu untuk Galen. Pria itu telah berdiri di rumah sewa Jane di Marylebone.

Pelayan membukakan pintu, ia terkejut saat sebuah kereta kuda mewah dengan lambang keluarga Duke of Derbyshire berdiri dengan gagah di depannya. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga aristokrat yang sangat berpengaruh di negeri ini. Sang Duke adalah pemilik Derbyshire.

"Selamat siang, Your Grace!" sapa pelayan ramah.

Galen mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya kepada pelayan yang diterima oleh pelayan dengan senang hati.

"Saya ingin bertemu dengan Lord Grey," ujar Galen.

"Silahkan masuk, Your Grace. Lord Grey sedang berada di ruang kerjanya." Pelayan mengajak Galen menuju ruang tamu.

Galen menyapukan pandangan ke sekeliling ruangan, meskipun rumah keluarga Grey sempit. Namun, tertata dengan rapi. Galen tidak melihat keberadaan Jane. Entah kemana gadis itu pergi atau dia mengurung diri di dalam kamarnya? Merenung mungkin?

"Silahkan duduk, Your Grace, saya akan memanggilkan Lord Grey." Pelayan tersebut berjalan dan menghilang di sebuah lorong.

Galen tidak langsung berdiri, ia melihat pada sebuah kabinet, dimana sebuah tumpukan kertas gambar berada di sana. Pria itu memperhatikan satu persatu gambar yang ada, rata-rata adalah rancangan sebuah gaun. Galen kagum dengan desain gaun tersebut, indah dan berani.

"Hmm, selamat siang, My Lord!" sapa Adam. Pria itu tidak menyangka jika akan dikunjungi oleh orang yang sangat berpengaruh.

Galen membalikan tubuh, kikuk karena dengan lancang melihat sketsa rancangan tersebut.

"Maafkan saya, yang lancang melihat gambar-gambar ini." Galen masih memegang kertas gambar tersebut. Pria itu meletakannya kembali ke tempat semula, Adam mendekat.

"Tidak apa-apa, My Lord. Silahkan duduk," tawar Adam.

"Siapa yang menggambar itu? Sungguh karya yang luar biasa," puji Galen jujur.

"Putri saya yang membuat, dia memang sangat suka membuat rancangan pakaian sendiri," terang Adam yang juga bangga dengan kemampuan putrinya itu.

Galen tidak menyangka jika Jane sangat kreatif. Tentu saja banyak hal yang Galen belum tahu tentang Jane selain keluarganya memiliki banyak hutang.

"Gadis yang berbakat," puji Galen hampir tidak terdengar.

Pelayan datang membawakan minuman dan beberapa biskuit. Pergi setelah meletakannya di meja.

"Kalau boleh saya tahu, apa gerangan yang membuat, Anda ke sini, My Lord?" Adam menggeser teh untuk Galen.

"Ya, tentu saja, saya memiliki niat khusus ke sini." Galen mengambil teh dan meneguknya perlahan.

"Dan apakah itu?" Adam sangat penasaran, sejak keluarganya bangkrut tidak pernah--jangankan bangsawan seperti Galen, bangsawan setara earl maupun baron pun tidak pernah.

"Saya telah mendengar bahwa anda ingin membangun pabrik tekstil dan saya tertarik menjadi investornya," ujar Galen.

Adam menoleh ke arah pemuda tampan itu, ia tidak percaya dengan yang di dengarnya barusan. Lord Austin bersedia menjadi investor dalam rencananya mendirikan pabrik tekstil?

Padahal Adam, telah mengunjungi Lord Hasting di Mayfair tadi pagi dan pulang dengan kecewa karena Lord Hasting menolak untuk berinvestasi. Adam hanya meminta mungkin hanya seperempat dari nilai investasi karena dia bermaksud mencari investor lain untuk melengkapinya. Ini semacam sistem investasi bersama.

"Apakah ini benar?" Adam tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Tentu saja," balas Galen cepat, dapat pria itu lihat perasaan bingung dari ayah Jane. Pantasan saja pria paruh baya itu heran karena kedatanagn Galen saja sudah sangat membuat ia penasaran.

"Dan berapa rencananya, Anda akan memberikan investasi terhadap proyek ini?" Sekalipun Galen hanya berinvestasi seperdelapan, itu akan membuat bangsawan lainnya tertarik menjadi investor bagi pembangunan pabrik tekstil itu.

"Saya akan menjadi investor tunggal."

Adam tersedak ketika mengunyah biskuit. Pria paruh baya itu tidak percaya dengan yang di dengarnya. Keluarga mereka tidak pernah terlibat dekat dengan Lord of Derbyshire senior maupun Lord of Derbyshire junior.

Bagaimana mungkin tiba-tiba pemuda ini menawarkan uang yang banyak menjadi investor dalam rencana proyek yang dibuat Adam? Anehnya lagi pria muda ini belum melihat proposal yang ditawarkan Adam. Tentu saja ini membuat Adam curiga, meskipun tidak ada yang perlu dia takutkan lagi, kecuali mereka menjadi gelandangan.

"Be--benarkah?" gugup Adam, setelah sekian lama, akhirnya ada yang mau melirik rencananya itu.

"Anda tahu saya orang yang sangat sibuk dan apakah Anda pikir, saya akan membuang-buang waktu berharga saya hanya untuk sebuah lelucon?"

Adam mengerti tidak mungkin bagi Galen, membuang-buang waktunya.

"Anda benar, maafkan kelancangan saya, My Lord." Adam terdiam sejenak.

"Silahkan dicoba biskuitnya, My Lord, mungkin tidak seenak masakan koki Anda, tapi ini cukup enak." Adam berusaha mencairkan suasana yang menjadi canggung.

"Terima kasih." Galen mengambil satu biskuit dengan terpaksa, dia menggigitnya dan ternyata rasanya cukup enak. Galen sangat pemilih untuk memakan sesuatu di rumah orang lain. Bahkan di rumah Kristy pun pria itu hanya minum tanpa menyentuh camilan yang disajikan.

"Sekali lagi, maafkan saya, My Lord. Saya senang Anda bersedia menjadi investor dalam proyek ini. Hanya saja ada sedikit ganjalan di hati saya, mengapa Anda ingin menjadi investor, padahal Anda belum melihat proposal proyek itu? Berikan satu alasan yang cukup dapat saya terima?" Adam sebenarnya khawatir mengatakan itu, ia takut Galen akan membatalkan investasinya. Namun, apapun itu ia harus tetap waspada. Whincester Park adalah tempat yang sangat indah dan banyak para bangsawan menginginkannya.

Galen menimbang alasan apa yang harus ia berikan kepada ayah Jane dan benar saja, dia datang dengan mencurigakan. Hal ini tidak diprediksi oleh Galen karena dia terlalu percaya diri bahwa akan mudah melakukannya.

"Sebenarnya, saya dan putri Anda telah bertunangan!" Hanya itu alasan yang masuk akal mengapa Galen bersedia menjadi investor bagi Adam.

"Apa?"

🍒🍒🍒

Kekasih Kontrak Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang