Seperti biasa, Isa harus menjalani rutinitas harian di kampus. Saat ini, dia sedang berada di perpustakaan, tempat yang paling ia sukai untuk menyelesaikan tugas-tugas dari dosen-dosennya. Di sini, dia bisa berkonsentrasi dan menemukan kedamaian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Dengan langkah hati-hati, Isa menelusuri setiap rak yang dipenuhi dengan buku-buku yang tertata rapi. Tiba-tiba, matanya tertarik pada sebuah buku di rak. Dia mengambilnya dan saat itu juga, matanya bertemu dengan seorang pemuda yang juga berada di perpustakaan.
Pemuda itu tiba-tiba menoleh, dan pandangan mereka saling bertemu. Isa terkejut, dan memilih untuk mengalihkan pandangannya, berjalan menuju sudut perpustakaan.
"Apakah itu pria yang kemarin membantu aku mengusir Kaisar yang memaksanya untuk pergi bersama?" pikir Isa. Sampai saat ini, dia belum sempat mengucapkan terima kasih pada pria tersebut.
Isa mencoba mencari pemuda itu di perpustakaan, tapi tampaknya dia telah pergi. Mungkin dia memiliki urusan yang mendesak atau ada hal lain yang membuatnya pergi dengan tergesa-gesa. Kadang-kadang, kita tidak bisa menemukan orang yang kita cari dengan mudah.
Setelah menyelesaikan urusannya di perpustakaan, Isa segera menuju ke ruang radio kampus dan duduk di tempat yang biasanya ia gunakan.
"Apakah ada email masuk hari ini?" tanya Isa.
"Ada beberapa email dari radio, sekitar 5 pesan," jawab Monday sambil fokus membaca email di laptopnya.
Monday terkejut saat membaca salah satu email dan segera menunjukkan laptopnya kepada Isa. Saat Isa membaca email tersebut, dia juga merasa terkejut.
Isa memberikan tanggapannya, "Aku sangat mengagumi keberanian cowok yang melakukan tindakan romantis seperti itu melalui radio. Di zaman sekarang, jarang sekali ada cowok yang berani melakukannya.
Monday tersenyum, "Menurutku, cara seseorang mengungkapkan perasaan melalui radio biasanya dilakukan dengan cara yang romantis, entah itu di taman atau tempat yang indah. Melakukan hal seperti itu melalui radio, menurutku, merupakan tanda bahwa orang tersebut sungguh-sungguh."
Isa membaca email tersebut sekali lagi dan menemukan nama orang yang disukai oleh kembarannya, 'Jake Fathan Ganendra,' ucapnya dalam hati. Isa khawatir bahwa jika Tsuki mengetahui bahwa seseorang mengirim radio email kepada Lily, maka Lily akan dibully habis-habisan. Isa memutuskan untuk tidak terlibat dalam situasi tersebut dan memilih fokus untuk membaca email dari kampus radio.
Isa mencatat jadwal acara untuk besok ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan adanya pesan masuk.