Di bawah sinar matahari yang memancar, Gaeul melangkah dengan hati yang penuh keraguan menuju taman kampus. Matanya tertuju pada pria yang pernah menolongnya di saat hujan. Momen itu mengingatkan Gaeul pada kebaikan yang pernah dilakukan pria itu, tetapi keraguan masih mengusik pikirannya. Sementara itu, pria itu sedang membaca buku.
Meskipun pria itu sedang asyik membaca buku, Gaeul tetap fokus pada tugasnya. Akhirnya, Gaeul duduk di taman untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen tercinta. Dia pun mengetik di laptop mengenai gigi palsu dan hal-hal lainnya. Tiba-tiba, temannya, Keena, menghampirinya.
"Makanan buat kamu," kata Keena. Akhirnya dia pun memberikan makanan itu kepada Gaeul, sebuah roti bakar.Gaeul menjawab dengan senang, "Terima kasih! Roti bakarnya enak banget."
Keena pun tersenyum, "Iya, sama-sama." Dia pun mengunyah makanannya dan mengucapkan, "Kamu tahu pria yang sedang membaca buku itu bernama Sunghoon?"
"Katanya sih Sunghoon juga punya kembaran yang cantik banget, sumpah demi Allah," kata Keena dengan antusias. "Maka kembarannya satu jurusan sama kamu, Gaeul?"
Gaeul bingung dan mengaku tidak tahu apa-apa tentang kembaran Sunghoon "Emangnya siapa namanya, Keena?" tanya Gaeul dengan rasa ingin tahu.
"Namanya itu kalau nggak salah Sohyun" kata Keena
Gaeul mengucapkan, "Oh."
"kamu, cuma 'oh' gitu aja. Emang kamu nggak terlalu penasaran sama Sunghoon yang sedang baca buku dari tadi?" kata Keena dengan sedikit kekecewaan.
Akhirnya Gaeul menatap Keena dengan penuh perhatian. "Maaf, Keena. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli apakah dia memiliki kembaran atau tidak. Saat itu, aku hanya sedang fokus dengan tugas dan pikiran-pikiran lain. Maaf kalau membuatmu kecewa dengan responsku yang hanya 'oh'. Aku harap kamu bisa mengerti." Keena pun menganggukkan kepalanya Keena
"Maaf ya Keena, aku harus pergi ke kelas karena tadi ada kelas dadakan. Dosen baru menghubungiku melalui chat. Aku pergi duluan ya, Keena. Sampai jumpa!" Akhirnya Gaeul pun meninggalkan taman itu dan pergi dengan meninggalkan Keena di taman kampus.
"Gaeul, pulpen aja masih ketinggalan. Ada-ada aja manusia kayak dia, suka pikun," pikir Keena. Mungkin Gaeul memang sedang terburu-buru dan lupa mengambil pulpenya
••••••••
Hari ini adalah kelas Prof. Xiumin. Namun, Gaeul merasa sulit untuk fokus karena terus teringat kejadian dua minggu lalu. Saat itu, seorang pria telah menolongnya saat pulang dari mengajar taekwondo. Peristiwa itu terus menerus berputar dalam pikirannya, membuatnya sulit untuk konsentrasi."Kamu tampak kelelahan, ini ada Kopiko untukmu, semoga bisa membantu kamu agar tidak mengantuk," kata cewek itu
"Terima kasih atas tawarannya tapi nggak usah repot-repot ngasih aku kasih bombon segala," tolak Gaeul dengan lembut.
"Tidak masalah, ambil saja permen itu. Aku yang memaksamu, kamu tidak boleh menolak makanan," dengan ragu, Gaeul akhirnya menerima permen tersebut.
Gadis itu kemudian ingin memperkenalkan dirinya kepada Gaeul, "Perkenalkan, namaku Sohyun."Ucapkan tersenyum Gaeul "Namaku Geaul"
Sohyun menatap Gaeul dengan senyum hangat, "Senang bertemu denganmu, Gaeul."
Gaeul membalas senyumnya, meski masih terlihat lelah, "Senang bertemu denganmu juga, Sohyun." Mereka kemudian melanjutkan hari mereka, berusaha untuk tetap fokus pada kuliah Prof. Xiumin, meskipun pikiran Gaeul masih terganggu oleh peristiwa dua minggu lalu.Setelah selesai kuliah dari Dr.Xiumin, Gaeul memutuskan untuk menghabiskan waktu sejenak dengan mendengarkan musik di handphonenya. Dia memasang earphone dan memilih playlist favoritnya. Melodi yang familiar segera mengalir, memberinya sedikit ketenangan dan membantu mengusir kelelahan yang dia rasakan.
Saat Gaeul berjalan menuju parkiran fakultas kedokteran, dia merasa sejuknya udara sore yang menyegarkan. Langit cerah dan sinar matahari yang hangat membuatnya merasa sedikit lebih baik. Sambil terus mendengarkan musik, dia melihat sekeliling, menikmati pemandangan sekitar kampus yang indah.
Beberapa mahasiswa lainnya juga terlihat berjalan santai atau berbincang-bincang di sekitar area parkir. Gaeul merasa senang bisa melihat wajah-wajah akrab dan merasakan kebersamaan di antara sesama mahasiswa.
Setelah tiba di parkiran, Gaeul menemukan mobilnya dan membuka pintu. Dia duduk di dalam mobil dan masih terus menikmati lagu-lagu favoritnya. Sesekali, dia juga bernyanyi kecil-kecilan, merasakan kebebasan dan kegembiraan dalam momen tersebut.
Setelah sejenak menikmati waktu sendiri dan mengisi energi positif, Gaeul siap melanjutkan aktivitasnya. Dia mematikan musik, melepas earphone, dan memulai mesin mobilnya. Dengan semangat yang baru, dia melaju meninggalkan kampus untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.