KERIBUTAN PAGI-PAGI PART 2

18 3 0
                                    

Pagi-pagi terdengar keributan suara musik dari rumah, namun Lily, yang lebih suka mendengarkan lagu rock, merasa kaget karena yang terdengar adalah musik dangdut, bukan lagu biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi terdengar keributan suara musik dari rumah, namun Lily, yang lebih suka mendengarkan lagu rock, merasa kaget karena yang terdengar adalah musik dangdut, bukan lagu biasanya.

Isa merasa lelah dengan keanehan yang terjadi dalam keluarganya. Pagi tadi, Yujin mengganggu anak tetangga saat sedang mencuci motor, dan Tsuki tampak marah-marah. Suasana keluarga terlihat agak kacau pagi itu.

Akhirnya, Isa pergi ke dapur dan melihat Papa Johnny sedang sibuk di sana. Isa pun menghampiri sang Papa dengan rasa ingin tahu.

"Selamat pagi, princess," sapa Papa Johnny dengan ramah kepada Isa saat sang putri mendekatinya di dapur.

"Selamat pagi, princess," sapa Papa Johnny dengan ramah kepada Isa saat sang putri mendekatinya di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isa melihat Papa sedang fokus membuat adonan kue di dapur. Bagi Isa, ini cukup tidak biasa karena ayahnya, Papa Johnny, biasanya sibuk dengan pekerjaannya.

"Papa, lagi masak apa tuh di dapur?" tanya Isa sambil memperhatikan Papa Johnny yang sedang fokus mengadon adonan kue.

"Ini lagi nyoba bikin kue cake spesial, Nak. Mau nyoba?" Papa Johnny bertanya sambil mencubit pipi Isa dengan lembut. Isa pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya penuh antusias.

"Terima kasih, Papa! Tapi, kok Papa tiba-tiba bikin kue sih? Biasanya kan Papa sibuk kerja terus," ucap Isa heran.

"Hari ini Papa pengen coba hal baru aja buat nyenengin diri. Gimana kalau kita bikin kue bersama-sama?" kata Johnny dengan senyum lembut pada Isa

"Oke deh, Papa. Aku ikutan bikin kue sama Papa," kata Isa dengan senang hati menjawab tawaran Papa Johnny untuk membuat kue bersama-sama.

Akhirnya mereka berhasil membuat kue bersama dan Isa langsung memasukkan kue tersebut ke dalam oven.

"Papa suka sikap Bunda seperti apa sih, Isa penasaran?" Isa bertanya dengan rasa ingin tahu, namun.

Isa menatap Papa Johnny dengan rasa ingin tahu yang mendalam sambil menunggu jawaban dari pertanyaannya. "Tentang sikap Bunda, Papa benar-benar terkesan dengan segalanya. Bunda memiliki kepedulian, kesabaran, kelembutan, dan kasih sayang yang mampu menyentuh hati Papa. Semua sikap dan perilaku Bunda sungguh berarti bagi Papa." Suasana penuh pengertian dan kehangatan terasa di antara Isa dan Papa Johnny, mencerminkan kedalaman hubungan dan penghargaan yang mereka miliki satu sama lain.

Air mata pun tak dapat terbendung dari mata Papa Johnny ketika ia melanjutkan, "Bunda adalah istri solehah, baik, dan manis. Meskipun terkadang Bunda cerewet, namun itulah yang membuat Papa merasa bahagia. Dalam setiap kesempatan, Papa merasa bersyukur karena memiliki Bunda yang begitu istimewa. Bunda telah menjadi penyeimbang dalam hidupku, memberikan kehangatan dan kelembutan tanpa batas. Bagi Papa, Bunda bukan hanya istri, tapi juga sahabat dan kekasih sejati. Hubungan kita adalah anugerah yang tak ternilai dari Tuhan." Suara Papa Johnny terdengar penuh kasih dan penuh makna, menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di antara keluarga kecil tersebut.

Suasana keluarga kecil itu dipenuhi dengan kehangatan dan cinta yang tak tergantikan.
Isa merasakan betapa berarti dan dalamnya hubungan antara Miyeon dan  Johnny. Dalam tatapan lembut, Isa melanjutkan percakapan dengan penuh pengertian, "Kisah cinta dan kebersamaan antara Papa dan Bunda begitu mengharukan. Setiap kata yang terucap dari hati papah sungguh menyentuh hati. Bunda yang penuh kasih sayang dan kelembutan telah menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, termasuk kita. Semoga kebaikan dan kebahagiaan senantiasa menyertai keluarga kecil kita ini."

Isa memeluk Papa dengan penuh kasih, "Papah adalah sosok ayah yang luar biasa, yang mampu menjaga lima belas malaikat kecil di rumah dengan penuh keberanian. Selain itu, Papah juga memiliki kegantengan, kelimpahan rezeki, serta bakat yang mengagumkan. Anak Arsi sangat beruntung memiliki seorang Ayah yang bisa bernyanyi, memainkan gitar, memasak, dan bahkan balapan sepeda bersama anak-anaknya. Sungguh, seorang Ayah seperti Papah, yang begitu lengkap dan istimewa, layak dijadikan contoh dalam sejarah."

Isa tertawa ceria sambil berada dalam keadaan posisi tertentu, sementara Papa Johnny tampak membeku, mencerna dengan seksama setiap kata yang telah diungkapkan oleh putri sulungnya yang penuh dengan kehangatan dan perhatian. Sebuah momen yang luar biasa yang menciptakan keajaiban di dalam hubungan antara Isa dan Papa Johnny, memperkuat ikatan yang penuh rasa bangga dan kasih sayang di antara keluarga kecil mereka.

"Kenapa menangis, Papah Bungas?"

Johnny semakin tertawa keras, sambil gemas mencubit pipi tembam putrinya. "Oh, jangan bilang begitu, Bungas?"

"Panggilan nenek buat Papah, ya?" Isa memiringkan kepalanya bingung.

"Panggilan nenekmu kalau Papah pulang senyum-senyum abis berantem, Mbak," kata Johnny sambil tersenyum geli.

"Papah?"

Isa nyengir kuda. "Nanti kalau isa punya seseorang yang bikin jatuh cinta selain sama papah . Aku janji orang yang pertama tau itu, papah . Serius, deh. Pinky promise."

"Duh, Mbaaaak! Kamu papah masukin ke perut bunda lagi, ya? Cepet banget gedenya, sini peluk."

"Ya, 'kan bertumbuh. Manusia lho aku."

"Jangan cepet-cepet gede, Mbak. Nanti kamu cepet diambil dari kami."

"Aku bawa papah  sama bunda ke rumahku. Enggak aku tinggalin, serius deh."

"Nggak ada tuh konsepnya gitu, Sayang."

"Ya udah deh, bikin konsep baru aja."

Johnny bangkit guna mendekap tubuh putrinya erat-erat. Digoyangkan kesana-kemari saking gemasnya, tak ayal perasaan haru masih menggerayangi dada. "Makasih udah jadi anak papah  ya, Mbak. Makasih udah jaga adik-adikmu saat kami nggak ada.

"Tahan, ndroo!"

"Anjing! Adek kamu kek kingkong aku bilang Suki!"

"Dek, tahan dulu!"

"Jangan iri dengki bisa nggak, sih?"

Acara pergulatan hati tadi ditonton seluruh anggota keluarga yang lainnya. Mereka bersembunyi di tembok ruang keluarga untuk mendengarkan lsa bercerita panjang lebar. Johnny tetapi si bungsu ini masih punya iri hati yang tinggi bila ada anak bunda yang disayang lebih-lebih oleh Abah Johnny

Haerin bersikeras ingin dipeluk Johnny dan berusaha melepaskan diri dari tameng-tameng kakak-kakaknya yang berada di depannya. "Ih! Awas! Erin mau dipeluk papah juga, ih! Mbak!"

Namun, bisikan dari "setan-setan" kecil seperti Yujin dan Jaehee mungkin mempengaruhi Haerin untuk bertindak demikian.

"Hati-hati jangan-jangan Papa lebih sayang sama Mbak Isa daripada adik" bisikan Yujin.

"Ayo, dek, monopoli Abah Johnny sampai Kapuas," bisikan Jaehee.

"Jangan pengaruhi Haerin kalian berdua," tegur Danielle, menyadari bahwa Yujin dan Jaehee sedang mempengaruhi sang bungsu.

"Tahan, sahabat, tahan! Beri sedikit waktu, nanti kita monopoli bapak kece yang bisa jadi sugar daddy. Kalau sampai terjadi, aku akan jambak rambut bayi gulanya," ujar Ningning

Lily dan Gaeul berupaya menahan bobot badan sang bungsu agar tidak mengganggu suasana sekitarnya. Haewon menahankan kaki Haerin sementara Kazuha berusaha menenangkan si adik.

Yuna memegang leher adiknya, "Haerin, main dengan Mbak dulu, ya?" Semoga

Sementara itu, Minji mencoba membujuk Haerin, "Nanti Mbak akan belikan es krim untukmu setelah diam dulu sama mbak-mbaknya ya."

"IIIH! AKU MAU DIPELUK AYAH JUGAAA, АН! PAPPPPPPPH

Dan Miyeon hanya bisa tertawa menonton dari ruang keluarga "Anak-anak lucu banget, John. Astaga!"

Family AgiandriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang