Minji sama Jihan mau masuk ke kamar mandi di jam istirahat kemudian mereka gak sengaja denger Hajeong dan antek-anteknya ngomongin Jihan.
Seandainya Hajeong dan teman-temannya hanya membicarakan hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak menghina Jihan, Minji pasti tidak akan ambil pusing. Namun saat Minji hendak berusaha untuk tidak peduli, Sasimo tiba-tiba mengucapkan kata-kata itu dari mulut Hajeong.
"Minji, sudahlah!" Jihan menepuk-nepuk bahu Minji untuk menenangkannya.
"Aku tidak bisa, Jiha! Mereka benar-benar menghina kamu?! Apa yang dipikirkan mereka? Aku tidak bisa hanya diam dan mendengarnya," ujar Minji dengan emosi yang memuncak.
"Kamu menjadi pahlawan kesiangan buat Jihan, kata Hajeong "memangnya kamu siapanya dia?"
"Sebagai kembaran Jihan, aku akan selalu ada untuknya. Apa masalahnya jika aku membela dia?" jawab Minji dengan kesal.
Memang benar, meskipun mereka hanya membicarakan di belakang dan tidak sampai menyerang secara langsung, Jihan masih bisa menghadapinya dengan baik. Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi situasi seperti ini, dan jika Jihan merasa bisa mengatasinya dengan sikap yang santai, itu adalah hal yang positif.
Minji merasa sangat marah dan kesal dengan perkataan Hajeong. Tanpa bisa menahan emosinya, Minji merespons dengan tindakan yang tidak tepat dan menarik rambut Hajeong sambil berbicara, "Kamu pikir kamu bisa ngomong seenaknya tentang Jihan? Jangan harap aku akan diam dan membiarkanmu menghina saudara kembaranku!"
"Kamu barusan aja bilang Jihan Sasimo terus tukang caper sama guru-guru,"tanya Minji dengan suara yang jelas terdengar kesal.
Hajeong tertawa mencemooh kemudian Minji sambil menjambak rambut "Kasih tahu tuh sama kembaran kamu sampai akhir selalu berhasil mendapatkan kesempatan untuk dikirim ke olimpiade. Tiga tahun di sini dan tiga tahun itu juga dia selalu menunjukkan kecerdasannya kepada guru-guru. Kakak Yuna juga sama, kan? Sepertinya kalian berdua sombong tapi berusaha untuk menyembunyikannya dengan berpura-pura tidak enak. Dasar lintah kalian berdua."
Akhirnya Minji melepas jambakannya kepada Hajeong "Mendeskripsikan kualitas yang sangat rendah berarti kamu tidak cukup pintar, jadi kamu harus mengasah otak kamu, jangan iri dengan orang lain. Badjingan!"
Jihan menarik tangan kembarannya untuk keluar dari toilet dan berusaha menenangkan Minji agar emosinya mereda sedikit.
"Ayo, Minji, mungkin lebih baik kita pergi ke perpustakaan saja daripada ke kantin," kata Jihan. "Saat ini, penting bagi kita untuk menenangkan diri agar aku tidak terlalu khawatir tentang kamu."•••••••••••••
Sesampainya Minji di perpustakaan untuk menemani kembarannya, dia merasa bosan di sana.
"Jujur, Jihan, aku merasa bosan di perpustakaan," kata Minji kepada Jihan.
Jihan menanggapi, "Mending kamu keluar aja dari perpus daripada lu bosan kan."
Minji tertawa, "Sikapmu sama kayak Bunda waktu muda dulu, kata papah sih."
Minji kemudian pamit kepada Jihan, "Ya sudah, aku keluar dulu ya."