🐹Haerin Azura Ririn Agiandri🐹

41 9 0
                                    

Haerin mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haerin mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi. Sudah hampir waktu maghrib dan dia harus segera pulang agar keluarganya tidak khawatir dan bisa melaksanakan sholat berjama'ah. Haerin khawatir jika dia terlambat, Gaeul mungkin akan menangis lagi. Bibirnya terlihat tegang sementara kakinya semakin cepat bergerak.

Haerin memiliki pengalaman menarik di kafe buku komik yang buka 24 jam tersebut. Koleksi bukunya yang sangat banyak pasti membuatnya sulit untuk berhenti membaca. Sang penjaga toko buku, 'Komik Kita Semua', juga sangat baik hati dengan memberikan Haerin satu lusin komik baru. Meskipun Haerin tidak pernah membaca komik aksi sebelumnya, adegan-adegan yang membuat jantung berdebar pasti membuatnya semakin tertarik. Jadi, Haerin memutuskan untuk tinggal lebih lama di kafe buku untuk menuntaskan delapan buku dalam satu hari.

Niat hati memang pulang secepat mungkin setelah izin pergi mengembalikan buku pinjaman. Sepertinya alam semesta berkata lain, gadis tinggi tersebut seketika menghentikan laju sepeda secepat yang ia bisa guna menghindari tabrakan dengan kucing yang tiba-tiba meloncat ke jalanan. Sayang beribu sayang Haerin harus rela tubuhnya berguling-guling di tanah sebab tak mampu menahan bobot tubuhnya saat rem dadakan.

Dengan niat hati yang kuat untuk pulang secepat mungkin setelah mengembalikan buku pinjaman, Haerin mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Namun, tiba-tiba alam semesta memainkan peran yang tak terduga. Saat melaju dengan kecepatan tinggi, Haerin dengan cepat menghentikan sepedanya untuk menghindari tabrakan dengan seekor kucing yang meloncat ke jalanan. Dalam momen itu, waktu terasa berhenti sejenak. Namun, takdir berkata lain. Haerin tak mampu menahan bobot tubuhnya saat melakukan rem dadakan, dan tubuhnya pun berguling-guling di tanah dengan lembut. Meskipun terjatuh, Haerin tetap menjaga ketenangannya dan tersenyum, mengambil hikmah dari setiap pengalaman yang dia temui.

Air matanya seketika menetes saat merasakan rasa perih di lutut akibat goresan yang menghasilkan darah segar. "Aduh, rasanya sakit sekali. Aku khawatir akan mendapatkan teguran. Huee!"

Irisnya yang berkaca-kaca melihat kucing putih kusam yang tergeletak di tanah. Haerin segera mendekatinya dan menemukan bahwa kaki si kucing juga terluka. Sepertinya kaki kucing terlindas oleh ban sepeda. Air matanya mengucur, sedih melihat kucing tersebut dalam keadaan seperti itu.

Kelemahan yang dimiliki si bungsu adalah cinta dan perhatian yang besar terhadap kucing, terutama kucing jalanan yang sakit. Haerin selalu tergerak hati untuk membantu kucing-kucing yang membutuhkan, meskipun itu bisa membuatnya merasa sedih dan khawatir. Kemampuan Haerin untuk merasakan empati terhadap makhluk lain adalah sebuah kelebihan yang luar biasa. Dia selalu berusaha untuk memberikan perawatan dan kasih sayang kepada kucing-kucing jalanan yang membutuhkan, menjadikannya seseorang yang penuh belas kasihan dan peduli terhadap hewan.

Kelemahan yang dimiliki si bungsu adalah cinta dan perhatian yang besar terhadap kucing, terutama kucing jalanan yang sakit. Haerin selalu tergerak hati untuk membantu kucing-kucing yang membutuhkan, meskipun itu bisa membuatnya merasa sedih dan khawatir. Kemampuan Haerin untuk merasakan empati terhadap makhluk lain adalah sebuah kelebihan yang luar biasa. Dia selalu berusaha untuk memberikan perawatan dan kasih sayang kepada kucing-kucing jalanan yang membutuhkan, menjadikannya seseorang yang penuh belas kasihan dan peduli terhadap hewan.

Family AgiandriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang