Gara-gara video review dari Hinata, pengunjung Habanero Resto menjadi membludak. Tak hanya pengunjung di dunia nyata, di dunia maya pun juga begitu. Pesanan online tiada henti membanjiri. Dan rata-rata dari mereka, memesan menu yang sama dengan Hinata pesan saat review. Naruto menggelengkan kepala melihat kehebohan para pengunjung restorannya setengah hari ini. Begitu besar dampak yang Hinata timbulkan dari review video mengenai restorannya. Perasaannya jadi campur aduk. Senang iya, kesal iya juga. Naruto masih memantau sejauh mana perkembangan pengunjung ini bertahan. Mereka ini tertarik karena pengaruh dari Hinata atau hanya sekedar penasaran, ingin mencicipi saja? Naruto tak ingin gegabah membuat keputusan. Ia akan meneliti selama seminggu ini, bagaimana kondisi pengunjung, masih seramai ini atau tidak. Setelahnya, barulah ia bisa memutuskan, apa yang akan ia buat untuk restorannya.
Untuk mengantisipasi ketidakpuasan pelayanan pada pelanggan. Sebagai keputusan darurat, Naruto mengambil langkah untuk membatasi pesanan online hanya sampai pukul 12 siang saja, selebihnya off. Ini dilakukan karena ditakutkan bahan baku yang dipakai untuk menu itu tidak cukup demi memenuhi kebutuhan konsumen pada hari ini. Banyak hal yang berkecamuk di dada dan kepala Naruto. Rasa jengkelnya terhadap Hinata tak kunjung hilang, seiring dengan para pengunjung perempuan yang sering menggodanya, jika tak sengaja berpapasan di dalam restoran.
"Hai, tampan..boleh minta nomornya ponselnya tidak?"
"Jadi ini yang namanya Mr. Habanero? Betul ya kata @foodie_honey..dia memang tampan. Jauh lebih tampan aslinya ketimbang yang di video, hihihi."
"Mmm .. boleh kita bertukar media sosial? Tolong follback ya?"
Naruto ingin berteriak sejadi-jadinya gara-gara sering digoda oleh makhluk bernama perempuan. Ia yang tadinya ingin membantu menyalurkan pesanan dari meja ke meja malah jadi malas. Seraya memendam kesal, Naruto menghentikan aktifitasnya dan menyerahkan segalanya pada Shikamaru untuk meng-handle konsumen yang semakin gila-gilaan sudah mengantri di depan pintu.
Naruto ingin saja menghalau mereka, tapi ... Ah sudahlah! Belum lagi bunyi ponselnya yang terus berdenting-denting karena banyaknya notifikasi yang masuk pada sosmednya. Sepasang kakinya beranjak menuju ruangannya di lantai 3. Ia harus memanggil Hinata sekarang juga untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang diperbuat terhadap restorannya hari ini dan pada dirinya juga. Setelah sampai di ruangannya, tak ada basa basi lagi. Ia akan membicarakannya pada Hinata berdua, mata bertemu mata. Bahkan bawa ke jalur hukum jika perlu.
Kali ini Naruto tidak hanya menggertak tapi akan mewujudkannya. Bukan 'kah peraturan mengenai restoran ini sudah ditulis sejelas mungkin di belakang meja resepsionis? Oh, mungkin dia akan menambahkan peraturan lagi. Agar konsumen tidak menampilkan foto atau gambar dirinya tanpa seizinnya di media sosial manapun. Ya, memang seharusnya begitu. Selama ia menjalankan bisnis ini tidak ada satu pun pelanggan atau konsumen yang berani melanggar aturan yang sudah tertulis. Dan Hinata? Telah berani berbuat semaunya. Maka dari itu, tak salah jika Naruto akan menghukum sesuai dengan apa yang diperbuatnya.
.
.
.Jantung Hinata berdebar ria, perasaan tak nyaman hinggap di dada. Otaknya benar-benar kopong seperti tahu (temannya tempe, hehehe). Tiada khayalan atau gambaran apapun tentang pertemuannya nanti dengan si Naruto Uzumaki. Hinata melangkah cepat-cepat menuju restoran dengan berjalan kaki dari apartemennya. Sesekali, ia melirik jam yang ada di pergelangan tangan kirinya. Berharap ia tak terlambat.
Memakan waktu 15 menit akhirnya ia tiba di teras restoran. Dan ia cukup terkejut ketika melihat ramainya pembeli mengantri di luar gedung bahkan kendaraannya hingga mengular, membuat kemacetan di jalan sekitar restoran. Hinata yang mencoba masuk dalam antrian, tak diberi jalan untuk masuk. Mungkin mereka mengira, Hinata memiliki tujuan yang sama seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foodie, Tasty, Honey
FanfictionSeorang Chef yang sedang kehilangan gairah memasak karena ditinggal nikah. Bertemu dengan seorang food vlogger ceria yang doyan makan. Ya, cocokkkk!! "Siapa yang berani memberi respon buruk untuk restoranku, hah?!!" "Dia seorang food vlogger ternam...