#26 Quality Time

131 27 2
                                    

Sudah 1 jam mereka duduk berdua di kafe itu dan hanya 1 pelajaran saja yang mereka pelajari, selain penuh dengan buku dan laptop, meja mereka juga di penuhi oleh makanan dan minuman pesanan Jennie dan Jisoo.

"Panas sekali hari ini...." Jennie mengibaskan rambutnya dan menggunakan bukunya sebagai kipas. Jisoo hanya melirik ke arah gadis itu lalu menurunkan buku yang sedang ia pegang, ia mengeluarkan sebuah kipas kecil dari tasnya.

"Nih pakai." Kipas kecil berwarna putih di sodorkan oleh Jisoo untuk Jennie pakai karena ia tidak ingin kekasihnya itu merasa kepanasan.

"Sejak kapan kamu bawa-bawa barang seperti ini? Tumben." Lirik Jennie tidak percaya kalau Jisoo mau membawa barang-barang kecil yang bahkan belum tentu ia gunakan.

"Sejak pacaran sama kamu," Jawab Jisoo acuh kemudian ia kembali membaca buku pelajarannya, "kata Lisa, dia mau ngajak kita ke Thailand liburan semester ini, kamu mau ikut?"

"Wah Thailand, boleh boleh." Sudah lama ia tidak berlibur ke luar negeri dan Jennie membutuhkan hal itu untuk menebus rasa jenuhnya setelah ujian.

Drrtt... drrtt...

Ponsel milik Jennie bergetar dan menunjukan ada sebuah pesan masuk yang tidak tertera namanya siapa, Jisoo hanya melirik ke arah layar tersebut tanpa menggerakkan kepalanya.

Pernah suatu kali, Jennie dan Jisoo memutuskan untuk membuat perjanjian untuk tidak saling memegang ponsel dan sibuk sendiri ketika mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Mereka menyimpan ponselnya di tengah meja dan membiarkannya sampai mereka selesai.

"Ada chat masuk dari Lisa." Ucap Jennie setelah ia memeriksa isi pesannya.

"Apa katanya?" dengan satu sedotan panjang, minumannya sudah habis.

"Kita lagi dimana? Mereka mau kemari," Jennie melemparkan tatapan penuh tanya pada Jisoo, "dibolehin kesini gak?"

"Jam berapa sekarang?" Jisoo menoleh ke arah jam tangannya, "sudah jam 2, ya sudah suruh kesini saja," tapi Jennie hanya diam dan menatap ke arah Jisoo dengan senyuman tipis, "apa?" tanya Jisoo.

"Beneran nih mereka boleh datang?"

"Iya boleh, memangnya kenapa?"

"Katanya gak suka di ganggu sama temennya kalau sedang berdua." Jennie mengendikan bahunya.

"Ya sudah tidak usah jadi datang kesini saja." Ucapan Jisoo masih tetap sama dinginnya, bersama atau sedang tidak bersama Jennie, nada bicara Jisoo tetap dingin ketika ia sedang sibuk belajar.

"Ih, udah terlanjur ke kirim pesannya!"

"Ada-ada saja." Geleng Jisoo.

***

"Kalian pergi main berdua tidak ajak-ajak kami ya..." Lisa menjatuhkan tubuhnya di sisi kosong dari sofa yang di duduki oleh Jisoo.

"Orang kita kesini mau belajar bukan mau main." Ketus Jisoo.

"Aku juga sudah belejar kalau untuk ujian nanti, ikut pesen dong..." Lisa melihat makanan dan minuman apa saja yang sudah dipesan oleh Jennie dan Jiisoo, "minumannya enak gak?"

"Lumayan," Jisoo mengangguk, "kopinya enak loh, beli gih." Lisa percaya kalau Jisoo yang mengatakannya jadi ia memutuskan untuk pergi memesan minuman untuk dirinya sendiri.

"Aku gak di tawarin mau minum apa?" Dea menatap Lisa dengan sinis sebelum gadis Thailand itu melangkah lebih jauh, "pesen minumannya sendiri saja?"

"Ya sudah ayo cepetan, haus ini!!" setelah Lisa mengajaknya, Dea pun ikut menyusul.

"Buku kamu simpan dulu sebagian biar mereka ada tempat untuk simpan makanan," Suruh Jisoo yang tanpa bantahan segera Jennie turuti, "kalau masih mau belajar, pakai laptopku saja nih." Jisoo menyodorkan laptopnya ke arah Jennie.

Lisa akan pulang sendiri sedangkan Dea akan dijemput oleh sang kakak, Andrean, dan Jisoo akan mengantarkan Jennie pulang menaiki motornya. Tidak butuh waktu lama untuk Andrean menjemput sang adik tapi baru saja ia akan mengajak Dea untuk pulang, Jennie memberitahukan jika ia sempat melihat Irene, ketua ekskul PERS yang berada di kafe yang sama dengan mereka.

"Itu ketua student council kan?" bisik Jennie pada Dea.

"Iya, dia ketuanya, Irene sekretarisnya," Jelas Dea, "kalian tau tidak kalau ketua dan wakil ketua student council yang sekarang itu banyak jadi omongan orang-orang?" Dea mulai membuka dunia per gosip an mereka.

"Kenapa memangnya? Diomongin jelek atau bagus?"

"Di omongin bagus sih untungnya, soalnya ketua sama wakilnya itu sangat-sangat berprestasi, ya selain cakep-cakep juga sih tapi mereka beneran berprestasi apalagi wakilnya, atlet renang."

Jennie, Jisoo dan Lisa segera membuat sebuah lingkaran dan semuanya fokus mendengarkan ucapan Dea.

"Aku dengar dari Andre kalau ketua dan wakil ketua ini memiliki hubungan yang ya spesial..."

"Yang mana sih wakilnya?" Lisa dengan polosnya segera menoleh dan terus memperhatikan ke arah meja dimana kakak kelas mereka duduk.

"Ishh!!" Jisoo menyikut tubuh Lisa keras, "kalau penasaran jangan sambil di liatin."

"Ya kan penasaran..." sikut Lisa balik.

"Nah nah, itu tuh wakil ketuanya," Dea berusaha menunjukkan siapa orang yang mereka cari, "keren kan?"

"ya cocoklah jadi atlet, badannya saja tinggi begitu..." mata mereka terus melirik ke arah meja yang sedari tadi tidak berhenti mereka bicarakan sampai akhirnya Andre meninggalkan meja teman-temannya dan menjemput Dea.

"Ayo pulang de, kalian masih ngobrolin apa?"

"Ah, enggak, gak ada apa-apa, kakak pengen tau aja..." Dea pun berpamitan dengan ketiga temannya dan pulang bersama sang kakak.

"Ya sudah kita juga pulang deh, ayo." Jisoo mengajak Lisa untuk pulang juga sedangkan Jennie masih sibuk membereskan barang-barangnya saat Jisoo dan Lisa sudah berjalan keluar dari kafe.

"Kalian pulang berdua?" Lisa menaiki motornya tapi belum pergi dari sana.

"Ya masa kita pulang bertiga, bonceng tiga?"

Tatapan Lisa terlihat malas, "cape banget..."

"Iya iya, pulang berdua, eh nanti kabarin aja ya kalau memang kita beneran jadi untuk liburan ke Thailand, aku butuh liburan juga."

"Iya tenang saja, nanti aku kabari secepatnya, gak mepet-mepet." Jennie segera menghampiri Jisoo dan melihat Jisoo yang kesulitan memasangkan pengunci helmnya.

Di balik kaca helmnya yang gelap, Lisa melirik apa yang kedua temannya lakukan, "sudah pasti mereka ada hubungan kan?"

***

The Frost - [Jisoo's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang