Karena hari ini adalah hari Sabtu, sesuai dengan yang sudah di umumkan Jisoo berangkat menuju sekolahnya dan bersiap untuk mengikuti seleksi. Saat dirinya sampai di sekolah, hanya ada Dea dan Lisa yang sedang menunggunya sedangkan ia tidak melihat adanya Soojin disana.
"Mana Soojin?" tanya Jisoo penasaran sambil berjalan masuk bersama.
"Dia bilang dia mau ketemu sama kakak kelas ceng-cengan dia itu." Jisoo teringat kalau sahabatnya itu sedang dekat dengan seorang kakak kelas sesuai dengan ceritanya kemarin.
"Baru sebentar deket sama kakak kelas aja sudah lupa sama sahabat sendiri." dengus Jisoo.
"Memang kalian berteman sudah lama?" tanya Lisa yang penasaran dengan pembicaraaan keduanya.
"Ya lumayan lama sejak kami SMP kelas 1 juga sudah berteman sih." Dea menimpali.
"Ya sudah tidak apa-apa dong seharusnya kan sudah lama berteman."
"Bagaimana kalau kamu jadi sahabat kita Lisa?" Jisoo menatap ke arah Dea dengan raut muka yang menyiratkan pertanyaan, "Yang benar saja?"
"Ya kan Soo-ya?" Jisoo hanya mengangguk.
"Aku kan bisa berteman dengan siapa saja, aku tidak masalah dengan itu." Jisoo dan Lisa menyimpan ransel mereka ke sebuah ruangan dan masih terus diikuti oleh Dea.
"Kamu gak berteman sama Jennie?" tanya Lisa polos, mata Jisoo segera menyipit dan dahinya berkerut mendengar ucapan Lisa. Pelan-pelan Dea menyikut lengan Lisa.
"Kan lebih dari teman maunya." Lisa mengangguk dan tersenyum.
"Aishhh, sudahlah kalian di diemin malah ngelunjak."
Karena Dea harus masuk ke ruang musik maka di pinggir lapangan hanya tersisa Lisa dan Jisoo yang sedang duduk menunggu giliran untuk mengikuti seleksi. Mereka berdua sesekali melakukan pemanasan dan saling berbincang tentang apa yang harus mereka lakukan agar mereka bisa lolos seleksi.
"Tim berikutnya yang akan bertanding adalah Lalisa Manoban..." Jisoo hanya bisa terdiam dan menunggu namanya dipanggil, "Kim Jisoo..."
Setidaknya dirinya berada dalam tim yang sama dengan Lisa, sambil melakukan pemanasan Jisoo mengambil botol minum dari tempat duduknya dan mulai masuk ke lapangan.
Lisa menjadi kapten dan Jisoo sebisa mungkin menjadi anggota tim yang baik, saat bola jatuh ke tangan Lisa ia membawa bola itu perlahan menuju ke dalam garis penalti, matanya dengan seksama memperhatikan dimana posisi anggota timnya berada.
Jisoo yang berusaha merangsek masuk ke dalam barisan pertahanan lawan pun menerima umpan dari Lisa dan menyelesaikannya dengan lay up, 2 poin untuk timnya.
Permainan hanya berjalan selama 15 menit dan di bagi menjadi 2 babak tapi napas Jisoo sudah tersengal-sengal di babak pertama.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Lisa yang melihat keringat Jisoo bercucuran.
"Yah.. ah-aku masih okeh..."
"Kau yakin?" Lisa benar-benar khawatir takut Jisoo pingsan karena kelelahan.
"Sungguh, aku baik-baik saja, hanya belum terbiasa." senyumnya manis.
"Ini dipakai." ada suara yang tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhnya, Lisa dan Jisoo sontak menoleh dan melihat orang yang berbicara tadi masih berdiri disana.
Jisoo menelan ludahnya dan menerima pemberian orang itu, Lisa hanya tersenyum simpul dan pura-pura tidak tau, "Terima kasih." jawab Jisoo gugup, sampai akhirnya Jisoo juga memberikan apa yang orang itu berikan kepada Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frost - [Jisoo's Side]
Fiksi PenggemarAnother side dari The Frost and The Ice. Buku ini tentang The Frost, Kim Jisoo. Manusia yang bersikap sangat dingin diluar tapi lembut dan hangat di dalam. Tatapannya pada The Ice membuat The Frost yakin kalau The Ice tidak seburuk yang ia kira, tap...