Anak-anak kelas C berkumpul di lapangan basket karena pelajaran pertama hari ini adalah olahraga. Jisoo menghabiskan waktu untuk mulai bergosip ria bersama Dea, sedangkan Roseanne dan Jennie berdiri tidak jauh dari mereka berdua.
"Baik, silahkan lari 5 keliling lapangan sebagai pemanasan." ketika Mr.Kirk, guru olahraga mereka datang sambil membawa peluit, semuanya mulai berbaris dan berlari pelan.
Awalnya Jisoo masih merasa baik-baik saja karena lari beberapa putaran tidak akan membuatnya kelelahan tapi perlahan kecepatannya mulai menurun meskipun baru saja putaran kedua.
"Kenapa? Kau sudah mulai lelah?" tanya Jennie yang entah kapan datangnya.
"Tidak." gertak Jisoo sambil masih mengatur napasnya.
"Tadi semangat lari, sekarang melambat." Jennie menatap Jisoo dengan sinis kemudian berlari lebih cepat meninggalkan Jisoo di belakang.
"Yak, apa-apaan dia..."
Merasa tidak terima, Jisoo kembali mengumpulkan tenaganya dan berlari menyaingi langkah Jennie.
"Ingin bersaing di pelajaran ini kah? Ada-ada saja." gerutu Jisoo yang mulai meninggalkan Jennie.
Ketika Jisoo berhasil menyelesaikan lari keliling lapangan lebih cepat dari Jennie dengan napas yang tersengal-sengal karena dirinya pun tidak terlalu sering berolahraga kecuali saat latihan basket membuatnya seketika menunduk lemas.
"Jisoo-ya!" panggil Dea, Jisoo refleks menoleh dan melihat Jennie yang masih berusaha menghentikan langkah kakinya sebelum menabrak Jisoo.
Brukk...
Jisoo menangkap tubuh Jennie di pelukannya dan menahan agar mereka berdua tidak terjatuh. Jisoo menatap ke arah wajah Jennie yang baru saja mendongak ke arahnya, pelipis gadis itu berkeringat sepertinya Jennie sangat kelelahan.
"Cantik..."
Tapi Jennie segera mendorong tubuh Jisoo pelan membuatnya terhuyung ke belakang dan gadis itu pun meninggalkannya, tidak ada yang Jisoo katakan ia tetap terdiam di sana sambil menarik napas dalam-dalam. Menatap Jennie sedekat itu lebih membuatnya ngos-ngosan ketimbang harus lari keliling lapangan lagi.
"Napasku habis, ahhh.." Jisoo duduk di sebelah Dea, bercucuran keringat.
"Sebaiknya kau lebih banyak olahraga Jisoo-ya, mau mati kan baru di suruh keliling lapangan juga." ejek Dea.
"Mau mati banget, padahal setiap latihan basket gak kaya gini amat dah..."
"Butuh napas buatan gak?" tubuh Jisoo yang tadinya bersandar segera berubah posisi menjadi duduk tegak dan menatap tajam ke arah Dea, "bukan sama aku, sama itu.." ejeknya lagi dengan memberikan isyarat pada Jennie yang duduknya cukup jauh dari mereka.
"Diam."
"Aku bingung, kau berbuat manis padanya, berusaha untuk peduli padanya tapi setiap kali aku menggodamu kau terlihat seperti tidak ingin membicarakannya."
"Aku memang tidak ingin membicarakannya." Jisoo menghabiskan minuman di botolnya.
"Friends in public, lovers in private?"
"Hmm.." angguk Jisoo.
"Tapi di bagian mana kau menjadi loversnya hah? bahkan kalian saja tidak akur seperti teman kalau di publik, aneh." Dea tau kalau Jisoo memang bukanlah manusia yang mudah jatuh cinta, tapi sejauh pengamatannya apapun yang Jisoo lakukan pada Jennie adalah perlakuan yang belum pernah Jisoo lakukan pada siapapun.
"Andrea Alexandra Agatha de Julian, dengar ya aku bahkan belum percaya sama sekali padanya, dia masih berusaha untuk menyaingiku dalam segala hal apalagi dalam pelajaran, aku.. ya intinya aku belum bisa." alasan Jisoo, mendengar nama lengkapnya di sebut Dea segera memasang wajah malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frost - [Jisoo's Side]
FanfictionAnother side dari The Frost and The Ice. Buku ini tentang The Frost, Kim Jisoo. Manusia yang bersikap sangat dingin diluar tapi lembut dan hangat di dalam. Tatapannya pada The Ice membuat The Frost yakin kalau The Ice tidak seburuk yang ia kira, tap...