Dara menjalani hari-harinya dengan hampa, ia kesepian, ia merindukan keluarganya. Kenapa Tuhan jahat? Kenapa harus takdirnya yang seperti ini? Dara tak terima, tapi ia juga tak bisa menyalahkan siapa-siapa, termasuk laut dan Tuhan.
Pernah terbesit dibenak Dara untuk mengakhiri hidupnya saja setelah kematian keempat saudaranya, namun isi surat yang Aysa tulis untuknya berhasil memotivasinya, membuatnya bangkit dari keterpurukan dan segala kenangan buruk di masa lalu.
“Dara kangen sama kalian, tapi Dara tahu kalian akan selalu ada dihati Dara.” Dara mengingat orang tua dan keempat saudaranya sembari menulis pada sebuah diary.
Dara menuangkan seluruh kisah hidupnya kedalam diary miliknya. Diary yang akan abadi selamanya, saksi bisu kisah hidupnya selama ini.
Dara yang memang hobi menulis akhirnya berinisiatif untuk mempublikasikan diary nya ke khalayak umum, dengan harapan orang lain bisa ikut merasakan apa yang ia rasakan dengan membaca diary nya.
Sebulan setelah Dara mempublikasikan diary nya, ternyata mengundang minat banyak orang, sehingga dengan cepat diary nya terjual habis. Dara juga mendapat banyak uang dari hasil menjual diary nya itu, yang nantinya akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Alhamdulillah… Ternyata banyak yang suka diaryku, semoga kisah hidupku bisa menginspirasi mereka semua.”
“Tolong Tuhan… Aku hanya ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan dengan membaca diary ku, tapi jangan buat mereka mengalami apa yang aku alami. Cukup terjadi padaku saja, jangan terjadi lagi pada orang lain.” Dara berdoa memohon agar Tuhan mengabulkan doa nya, karena ia tahu, orang lain belum tentu sekuat dirinya jika mendapat takdir seperti ini.
Dari hari ke hari, Dara terus menulis sebuah novel, ia berencana untuk menerbitkannya setelah jadi nanti.
* * *
1 Tahun Kemudian
Kini Dara telah menjadi seorang penulis novel terkenal. Sudah ada sekitar 4 novel dan 1 diary yang ia tulis, dan semuanya selalu terjual habis di toko buku. Bahkan saat ini Dara sedang membuat novel kelimanya.
Dara terus memperbaiki hidupnya, ia sekarang juga telah membangun sebuah rumah dari uang hasil penjualan buku-buku nya selama setahun ini. Dara mencoba untuk menerima takdirnya, mengikhlaskan semua yang sudah terjadi, dan memulai hidup baru. Tak lupa, setiap minggu Dara selalu datang ke laut untuk menabur bunga, berharap dengan begitu saudara-saudaranya bisa bahagia disana. Sesekali ia juga pergi ke Surabaya untuk ziarah ke makam Bapak.
Seperti hari ini, Dara sedang berada di laut dengan membawa tiga tangkai mawar merah, lalu ia hanyutkan bunga itu ke laut.
“Laut, tolong jaga ketiga saudaraku. Sekarang aku ikhlas, aku sudah mengikhlaskan semuanya, termasuk mengikhlaskan mereka bertiga yang jasadnya tidak kau kembalikan.”
“Kakak... Adek.., bahagia terus ya disana? Aku juga akan mencoba untuk selalu bahagia disini.”
“Sampai bertemu lagi di lain kehidupan! Aku sayang kalian!”
Pada akhirnya semua hanya akan jadi kenangan, kenangan yang akan terukir abadi dalam jiwa. Karena sejatinya, semua manusia di bumi akan saling meninggalkan.
~ END ~
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
HAI GUYS
HAPPY READING
Semoga feel nya sampai dan
bisa kalian rasakan ya✨Berikan vote dan komentar nya ya!
Jangan lupa follow akun Instagram
@wp.duniafiksiMasukin juga cerita ini ke perpustakaan kalian supaya
tidak ketinggalan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Menangis
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA ] -------------------------------------------------- ♡ A Story Teen Fiction By D'Maya ♡ -------------------------------------------------- Pada akhirnya semua hanya akan jadi kenangan, kenangan yang akan terukir abadi dalam jiw...