1. Bensin Habis

847 63 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

Happy Reading💚

"Halo kak!" Seorang laki-laki berwajah tampan datang menghampiri dua orang perempuan berseragam putih abu-abu yang tengah bersantai di sebuah cafe. Pria tersebut hanya menatap pada satu perempuan saja, perempuan yang memiliki rupa yang ayu. Sedangkan perempuan yang memiliki rupa biasa-biasa saja hanya terdiam melihat itu, sudah tak heran, temannya memang cantik dan banyak laki-laki menyukainya.

"Halo," saut Celine dengan malu-malu.

"Mutualan ig yok kak?" Ujar laki-laki tersebut. Celine mengangguk dan menyebut nama Instagram nya. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, laki-laki tersebut kembali berjalan menuju dimana teman-temannya duduk. Teman-teman laki-laki tersebut juga memandang Celine dengan tatapan yang memuja.

"Inget cowok Lo!" Kata Freya setelah laki-laki tersebut benar-benar sudah pergi.

"Apa sih, kita cuma mutualan ig bukan selingkuh," jawab Celine.

Freya memutar bola matanya, Celine sudah memiliki pacar yang kaya raya, tapi perempuan itu selalu merespon laki-laki lain seolah-olah ia tidak mempunyai pacar. Kadang Freya berfikir Celine berpacaran dengan Adrian hanya untuk memanfaatkan isi dompet Adrian saja.

"Terserah, kalau Lo berantem sama cowok Lo, jangan ajak-ajak gue," kemudian Freya menyeruput boba rasa grentea nya.

Freya terlahir disebuah keluarga yang sederhana, Freya adalah anak tengah, ia memiliki kakak perempuan dan adik laki-laki. Freya memang tidak memiliki wajah yang cantik seperti Celine ataupun kakaknya. Tapi Freya memiliki otak yang cerdas.

Sudah kelas 2 SMA, Freya sama sekali tidak pernah pacaran. Sedangkan Celine temannya sudah memiliki mantan dimana-mana. Freya juga pernah di dekati oleh laki-laki, tapi laki-laki tersebut hanya memanfaatkannya saja, banyak sekali laki-laki yang mendekatinya hanya untuk mencari informasi tentang Celine.

Apakah Freya pernah minder berdiri di dekat Celine? Jawabannya tentu iya. Tapi bagaimanapun Celine adalah satu-satunya teman Freya, temannya dari kecil, rumah mereka pun juga berdekatan.

Kembali pada suasana cafe, boba grentea Freya sudah habis, begitupun dengan minuman Celine. Mereka berjalan keluar dari cafe.

"Kiw kiw cewek!" Di meja dekan pintu cafe terdapat sekumpulan laki-laki, saat Freya dan Celine melewati itu, mereka di goda oleh sekumpulan laki-laki tersebut, lebih tepatnya mungkin hanya Celine saja. Sebisa mungkin Freya memasang muka datar walaupun sebenarnya dirinya juga gugup.

Sementara Celine dengan malu-malunya bersembunyi di balik punggung Freya.

"Ih Reya gue malu," ujar Celine dengan suaranya yang sedikit kencang itu. Sontak hal itu membuat sekumpulan laki-laki tersebut tertawa dengan gemes. Freya mengabaikan itu ia tetap berjalan hingga akhirnya mereka berhasil keluar dari cafe dan menuju tempat motornya di parkirkan.

"Reya motor lo gak mau hidup" ujar Celine saat mengeluarkan motor Freya dari parkiran. Mendengar itu Freya segera menyimpan ponselnya dan berjalan mendekati Celine. Freya mencoba menghidupkan motornya, ternyata bensin motornya sudah habis.

"Duh bensinnya habis, terus kita pulangnya gimana nih?" Ujar Freya sembari melihat jam pada pergelangan tangannya. Sehabis pulang sekolah tadi Celine memaksanya untuk ikut nongkrong dulu di cafe, awalnya Freya sudah menolak tapi Freya memaksanya dengan setengah hati akhirnya Freya mengikuti kemauan Celine yang.

Ponsel Celine berbunyi, dengan segera perempuan itu menerima panggilan dari mamanya.

"Iya ma, ini mau pulang kok, tadi habis ngerjain tugas kelompok makanya telat pulang," setelah selesai mengatakan itu Celine mematikan panggilannya.

"Reya terus kita gimana nih?" Tanya Celine setelah itu.

"Kita dorong motornya sampe ketemu orang jual bensin," Freya mendekati motor beat nya dan mendorong motor tersebut, diikuti dengan Celine di belakangnya yang tengah sibuk merekam.

"Halo guys, jadi hari ini kita dapat kesialan, bensin motor Freya habis, ni sekarang kita lagi jalan kaki sampe ketemu orang yang jual bensin," tak lupa juga Celine merekam Freya yang sedang mendorong motornya, "Semangat Reya, ntar kita gantian dorongnya," setelah mengatakan itu Celine mematikan rekamannya dan langsung meng-upload nya di status Instagram nya, followers Instagram Celine sudah 5k lebih dan kebanyakan yang mengikutinya adalah laki-laki.

"Aduh mama nyuruh gue cepat-cepat pulang nih, bengkel masih jauh ya?" Gerutu Celine sambil membalas pesan mamanya.

"Eh lo berdua ngapain?" tiba-tiba datang seorang laki-laki yang juga memakai seragam yang sama dengan Freya dan Celine, laki-laki tersebut adalah Raihan teman kelas Freya dan merupakan kenalan Celine juga.

"Hah untung ada lo Rei, bantuin kita dong, ni ban motor Reya kempes, emak gue udah neror nyuruh cepat-cepat pulang," ujar Celine menatap Raihan dengan tatapan memohon, Raihan yang melihat itu pun menjadi salah tingkah sendiri karena ia menyukai Celine.

"Haduh sebenarnya gue juga lagi buru-buru nih," jawab Raihan menggaruk hidungnya yang tidak gatal sama sekali.

"Tuh kan emak gue nelfon lagi!" Teriak Celine memperlihatkan panggilan masuk dari mamanya.

"Gini aja, lo pulang bareng gue berhubung rumah lo searah sama tujuan gue," saran Raihan. Mendengar itu membuat Freya menjadi kecil hati, apa dia akan mendorong motor sendirian? Sementara Celine memasang muka tak enak menatap Freya.

"Gak bisa gitu dong, masa Freya gue tinggal sendirian, mana jalannya sepi lagi," ujar Celine.

"Lo duluan aja sama Raihan, gue bisa sendiri kok," kata Freya yang memang tidak enakkan.

"Gak apa-apa ni?" Tanya Celine, Freya mengangguk.

"Lo tenang Frey, gue punya teman rumahnya deket sini gue suruh dia bantuin lo," ujar Raihan kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada temannya. Sementara itu Celine sudah duduk dengan tenang di jok belakang motor Raihan.

"Makasih Han," ucap Freya. Raihan mengangguk setelah itu Celine dan Raihan pamitan dan meninggalkan Freya sendirian.

Freya tak berharap banyak dengan teman Raihan tersebut, Freya kembali mendorong motornya sementara itu pikirannya di penuhi dengan pesan dari mamanya saat di parkiran tadi. Mamanya menyuruh cepat-cepat pulang karena cucian piring sudah menumpuk. Freya menghela nafas lelah mengingat isi pesan itu. Salahnya juga, kenapa harus mengikuti kemauan Celine untuk nongki dulu di cafe, buang-buang duit saja.

Terdengar suara motor mendekati Freya, Freya menoleh sebentar kemudian Freya melanjutkan mendorong motornya. Freya mengira itu hanyalah orang lewat saja.

"Lo yang namanya Freya?" Freya sedikit kaget mendapatkan pertanyaan tersebut.

"Iya," jawab Freya seadanya.

"Nih bensin, gue di suruh Raihan tadi," ujarnya sembari menyerahkan sebotol bensin. Freya dengan pelan menerima botol tersebut.

"Makasih ya," ujar Freya.

Freya membuka jok motornya dan mencoba menuangkan bensin tersebut ke dalam tangki tempat bahan bakar motornya, Freya menghentikan kegiatannya karena bensinnya lebih banyak keluar dari pada masuk ke dalam tangki.

Melihat itu, teman Raihan tadi inisiatif membantu Freya. "Sini biar gue aja," dengan mudahnya perempuan itu menuangkan bensin ke dalam tangki tanpa tumpah sedikitpun.

"Sekali terima kasih ya, uang bensinnya berapa kak?" Tanya Freya setelah itu.

"Lima belas ribu,"

Freya mengeluarkan uang dari saku bajunya, uang jajannya tinggal sepuluh ribu.

"Maaf kak, uang ku tinggal sepuluh ribu, lima ribunya lagi aku titip ke Raihan aja gak apa-apa kak?" Tanya Freya dengan tidak enak.

"Iya deh, kalau gitu gue duluan," setelah menerima uang sepuluh ribu dari Freya, perempuan yang merupakan teman Raihan tadi menjalankan motornya.

Setelah itu Freya juga menghidupkan motornya dan segera pulang ke rumah.

Terimakasih buat yang udah baca dan vote cerita ini💚




Mencari & Berharap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang