13. Kabur Lagi

498 90 11
                                    

Hallo...

Udah 2 hari gak buka wattpad, ternyata part sebelumnya udah mencapai target. Maaf ya kalau semisalnya telat hehe.

Senin, aku mau ujian naik kelas guys...do'a in ya semoga lancar. Kalian juga, semoga di permudahkan juga pekerjaannya sama yang kuasa. Aamiin.

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya...

55 vote, next..

Happy Reading.





Rasanya sudah lega, Freya berhasil mengungkapkan perasaannya. Walaupun sebelumnya ia sempat berkelahi dengan pikirannya. Ia ingin orang itu tau kalau Freya mencintainya, tapi di satu sisi ia merasa malu untuk mengungkapkannya. Tapi akhirnya, ia menyingkirkan rasa malunya dan mengirim pesan untuk orang itu. Paling tidak Freya tidak akan malu nantinya. Toh, mereka tidak akan bertemu lagi. Freya merasa minder karena orang itu sangat tampan, dan sangat tidak cocok bersanding dengannya.

Untuk saat ini, ia hanya fokus dengan perjodohannya, malam minggu nanti Freya untuk pertama kalinya akan bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya.

Semoga semuanya berjalan lancar.

Sementara dilain tempat, pikiran Zian sedang di penuhi oleh perempuan yang sama. Sungguh, ia tak menyangka kalau perempuan yang ia katakan 'aneh' adalah perempuan pemilik novel yang ia bawa pulang dari cafe beberapa tahun lalu. Ternyata perempuan itu juga yang akan dijodohkan dengannya. Jika kalian ingin tau perasaan Zian sekarang, maka Zian pun juga bingung mendeskripsikan nya seperti apa.

Tapi ia juga penasaran, seperti apa reaksi perempuan itu jika mengetahui kalau Zian adalah laki-laki yang akan dijodohkan dengannya. Memikirkan itu membuat sudut bibir Zian tersenyum tipis.

"Menarik,"

Setelah semuanya di atur Kartika, tibalah saatnya mereka berkencan. Freya hanya mendapatkan informasi untuk datang ke restoran yang telah dipilih dan duduk di meja nomor 8.

Ternyata di meja tersebut sudah ada seorang pria yang duduk membelakanginya. Mungkin saja pria itu yang akan di jodohkan dengannya.

Freya berjalan dan mendekatinya, saat mulutnya ingin menyapa, ia segera membalikkan badannya dan berjalan tak tentu arah. Karena, ia melihat pria itu menoleh ke belakang dan melihat keberadaanya. Bisa saja saat ini Freya salah meja, atau Kartika salah menyebutkan nomor meja kepadanya. Tidak mungkin pria itu adalah orang yang akan di jodohkan dengannya. Freya menggelengkan kepalanya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam sling bag yang ia bawa.

Freya berhenti dekat kolam ikan, samping restoran, ia mencari kontak Kartika untuk memastikan sekali lagi, meja nomor berapa tempat yang telah di sediakan untuknya.

"Kenapa kabur hm?"

Freya hampir menjatuhkan ponselnya mendengar suara itu. Tubuh Freya memanas, perlahan wajahnya memerah. Ia rasanya tidak mampu untuk menopang tubuhnya lagi. Ia ingin pingsan sekarang. Siapapun itu tolong bawa Freya bersembunyi sekarang juga!

"Ayo masuk,"

"Eh maaf, mu-mungkin kamu salah orang," ujar Freya terbata-bata.

"Freya?"

"Ya!"

"So? Ayo masuk,"

💔💔💔

Kepala Freya menunduk sambil memilin-milin jemarinya. Ia tidak berani menatap pria yang duduk di hadapannya. Sungguh, tak pernah ia bayangkan sosok di depannya ini adalah orang yang ia cari selama ini. Rasanya ia ingin menangis lagi. Kalau ia tau pria ini adalah anak Kartika ia tidak akan repot-repot mencarinya ke ujung dunia.

Mencari & Berharap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang