22. Flashback

328 58 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

Happy Reading 💚



Setelah dari Prancis, hubungan Zian dan Freya semakin intim.

Zian mengecup kening Freya setelah melakukan kegiatan panas mereka. "Love you too, my wife." Harusnya ini ia ucapkan saat di menara Eiffel kala itu. Setelah mengatakan itu ia tidur sambil memeluk Freya yang sudah memejamkan matanya terlebih dahulu. Zian memang tidak pernah mengatakan cinta di saat Freya sadar. Zian selalu mengatakan itu saat Freya sedang tidur. Entah kenapa rasanya Zian sangat malu untuk mengatakan cinta secara langsung kepada Freya. Membayangkan itu membuat telinganya memerah.

Zian berharap mereka segera dikasih kepercayaan oleh tuhan untuk mengurus seorang anak. Akhir-akhir ini Zian sering melihat bayi yang sangat lucu. Ia ingin segera mempunyai anak.

Keesokan paginya Zian terbangun terlebih dahulu. Lagi, ia mengecup kening Freya sebelum beranjak menuju kamar mandi. Setelah mandi ia berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Zian tidak terbiasa memasak sendiri, bukan berarti ia tidak bisa memasak. Pagi ini ia akan memasak nasi goreng. Setelah masak, ia segera menghidangkannya di meja makan.

Ia kembali ke kamar untuk melihat Freya. Ternyata istrinya itu masih nyenyak dalam tidurnya. Sebenarnya kasihan kalau Zian membangunkan Freya. Tapi mengingat Freya tidak makan malam kemarin, ia dengan terpaksa membangun istrinya itu.

"Reya." Zian mengusap rambut Freya, tangannya mulai turun untuk mencubit hidung Freya, agar wanitanya itu terbangun.

Freya bergerak, ia hanya menggumam lalu merubah posisi tidurnya agar lebih nyaman lagi. Zian terkekeh.

"Wake up, kamu harus makan, dari tadi malam belum makan kan?" Zian tetap berusaha membangunkan Freya. Zian menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh istrinya.

"Dingin." Freya membuka matanya saat merasakan udara dingin menerpa kulitnya yang tidak mengenakkan kain sama sekali.

"Bangun Reya. Cuci muka habis itu sarapan, atau perlu saya yang melakukan itu?" Freya duduk, kemudian dengan malas ia berjalan menuju kamar mandi. Selagi Freya di kamar mandi. Zian menyiapkan pakaian untuk Freya.

Tak lama kemudian Freya keluar dengan muka yang lebih fresh. Ia keluar sudah mengenakan bathrobe yang tersedia di kamar mandi, ia bukan hanya mencuci muka, tapi ia juga membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat. Setelah mengenakan pakaian, ia dan suaminya berjalan menuju dapur.

"Ini kamu yang masak?" Freya menarik kursi lalu mendudukinya.

"Iya, maaf kalau rasanya agak aneh." Jawab Zian. Freya mengisi piring kosong untuk dirinya dan juga Zian. Setelah itu ia menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya. Zian menunggu rekasi Freya terhadap nasi goreng yang ia masak tadi.

"Enak, walaupun sedikit asin hehe." Puji Freya kemudian ia kembali menyuap nasi goreng. Zian tersenyum, setelah itu ia ikut memakan nasi gorengnya.

Zian menyemburkan nasi goreng yang telah masuk ke dalam mulutnya, ini bukan sedikit asin. Tapi sangat asin. Bagaimana bisa Freya terus memakan nasi goreng asin itu.

"Sangat asin, jangan di teruskan Reya!" Zian mengambil piring Freya. "Tapi ini enak." Freya akan merebut kembali piringnya.

"No, kita gofood aja."

***

"Semuanya sudah beres pak, dan sudah banyak anak-anak yang mendaftar." Di ruangan rapat Smart's School, Zian dan beberapa guru lainnya tengah membahas perencanaan beasiswa jalur lomba cerdas cermat.

"Bagus, saya harap pas acaranya berjalan dengan lancar. Pastikan tidak ada yang membocorkan soal serta kunci jawabannya. Smart's School hanya boleh memberikan kisi-kisi materi."

Mencari & Berharap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang