23. Kabar Baik

324 58 6
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

Happy reading 💚


"Kenapa kamu ga samperin aku, waktu itu?"

"Malu," jawab Freya.

Zian tersenyum lembut mendengar itu.

"Yang penting sekarang kita udah bersama," lanjut Freya. Sesaat mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Oh iya, kalung waktu itu sebenarnya buat siapa?" Freya bertanya karena teringat dengan kalung yang ia temukan di depan terasnya beberapa tahun lalu.

Suara bel menghentikan pembicaraan mereka. Freya beranjak untuk membuka pintu, sementara Zian terdiam membeku mendengar pertanyaan Freya, apa dirinya harus menceritakan hal itu?

"Ayo makan dulu!" Freya datang dengan menenteng bungkus makanan.

💔💔💔

Afni menutup buku nilai setelah mengisi nilai murid-muridnya.

Ia termenung, pikirannya tertuju waktu ia bertemu dengan Zian, teman kakak-nya, Afgan.

Kenapa di saat Zian sudah memiliki istri, hatinya malah menaruh perasaan kepada pria itu? Ya, Afni mengakui kalau ia mulai mencintai Zian. Perasaan-nya bermula saat Zian membantunya yang hampir jatuh saat itu.

Afni menepuk pipinya, "Sadar Ni, Pak Zian itu udah punya istri." Gumamnya, ia menghela nafas, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi. Mungkin berendam bisa mengalihkan pikirannya.

💔💔💔

Freya duduk sambil memangku tasnya di kursi penonton acara cerdas cermat yang diadakan oleh Smart's School. Tempat ini lah pertama kali ia melihat suaminya. Freya memandangi sekitarnya yang terdapat beberapa perubahan pada gedung ini. Hidupnya penuh sekali dengan kejutan. Tapi ia sangat menyukai itu.

Di depan sana, ada suaminya yang sedang berbicara dengan wibawanya sebagai pemilik Smart's School. Freya tersenyum tipis saat mata mereka tidak sengaja beradu pandang. Begitu juga dengan Zian.

Setelah puas menyampaikan apa yang ingin di sampaikan, Zian segera turun dari podium. Kemudian acara cerdas cermat nya segera di mulai.

"Kenapa malah ikut duduk di sini?" Heran Freya, melihat suaminya yang memilih duduk di sampingnya, daripada di kursi yang telah di sediakan di depan sana.

"Kamu diajak ke sana gak mau, ya udah aku aja yang nyusul ke sini." Jawab Zian, kemudian ia meneguk minuman.

"Banyak juga ya, anak-anak yang antusias dengan acara ini." Kagum Freya melihat sekitarnya. Kemudian terlihat kerutan bingung pada dahi Freya.

"Kenapa?" Tanya Zian.

"Banyak yang ingin masuk ke Smart's School, tapi yang bakal dapat beasiswa pemenang cerdas cermat aja ya?" Tanya Freya menatap Zian.

"Terus juga, 1 grup ada 3 anggota kan? Kalau ada anggotanya yang gak bantu jawab gimana? Kalau grup itu menang? Terus dapat beasiswa juga?" Freya mengungkapkan kebingungan yang ada pada kepalanya.

"Aturan cerdas cermat nya bukan yang seperti pada umumnya, sayang. Setiap yang tampil tidak memiliki grup, mereka tampil sendiri-sendiri."

Mencari & Berharap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang