Sebelum baca vote dulu dong~
Jergas baru saja masuk ke dalam kamar tapi yang dia dapati justru ponselnya terlempar tepat di hadapan.
"Javy, kenapa?? Kok hp aku dilempar." Tanya Jergas seraya mendekati yang lebih muda.
Mereka baru pulang bekerja, seperti biasa Javas menjemput Jergas dari perusahaannya.
Belum ada sepuluh menit mereka sampai Javas sudah terlihat emosi padahal sebelumnya mereka masih baik-baik saja.
"Aku udah kasih kamu pilihan buat datang ke reuni itu, kan? Dan kamu nolak tapi ternyata di belakang aku kamu ada rencana buat tetep pergi, Jergas?"
Bisa dilihat jika Jergas terkejut dengan penuturan Javas. Lelaki itu langsung mengambil ponselnya yang ternyata berada di dalam ruang obrolan dengan Mahesa.
"Kamu mohon-mohon kaya kemarin itu cuma biar aku ga pergi, ya? Terus kamu pikir kalau kamu pergi secara mendadak aku ga bisa marah sama kamu??" Javas terkekeh sinis merasa telah dibohongi.
"Javy ngga gitu!! Itu rencana Mahesa karna aku bilang aku gak jadi datang ke sana. Dia maksa aku buat tetep datang tapi aku tolak kok!" Jelas Jergas.
Lelaki Agustus masih tersulut emosi hingga tak mau mendengarkan apapun kalimat yang keluar dari sang kekasih.
"Mana? Bagian mana dari chat kamu yang bilang kamu nolak? Ga ada. Kamu justru bingung mikirin gimana caranya bilang ke aku nanti." Tekan Javas seraya menatap mata kelam si Taurus.
Jergas menghela nafas, jantungnya seperti merosot melihat rencana yang bahkan masih Ia pikirkan sudah diketahui dengan cara seperti ini.
"Kenapa diem? Ga bisa jawab?"
"Aku gak akan datang ke sana!! Janji, aku ga akan ingkar lagi.." Jergas mendekat ingin memeluk namun Javas justru menghindar.
"Jangan merasa aku bisa baik terus ke kamu, Jergas. Aku ga suka kamu berani bohong kaya gini. Kamu lebih pilih cara yang licik daripada penawaran aku kemarin." Tutur Javas kecewa.
Lelaki Agustus beranjak mengambil tas kerja beserta kunci mobil sebelum keluar dari kamar. Jergas sudah berusaha menahannya tetapi gagal.
"Javy, maaf.. maaf aku bohong sama kamu. Javy, please jangan pergi.. aku gak mau sendirian! Javy, aku minta maaf. Jangan tinggalin aku, please, Javy!!"
Jergas menatap nanar pintu lift yang tertutup di hadapan. Javas benar-benar meninggalkannya sekarang.
Karena kebodohannya membuat sang kekasih kecewa.
"Javy.."
Jergas berjongkok menenggelamkan wajahnya pada lutut. Sangat menyesali apa yang sudah terjadi saat ini.
Di sisi lain Javas memukul kuat setir mobilnya, melampiaskan rasa kesal dan kecewa sebab dibohongi oleh orang yang sangat Ia percaya.
Keputusannya benar kan?
Dia sudah memberikan pilihan tetapi Jergas justru memilih untuk membohonginya.
Merasa tidak akan membaik jika masih berada di sana. Javas memutuskan pulang ke rumah.
Mama, Papa serta sang adik diminta untuk tidak memberitahu keberadaannya pada Jergas. Javas bahkan tidak menjawab apapun yang ditanyakan oleh sang Mama dan meninggalkan wanita paruh baya itu dalam kebingungan.
Dia hanya butuh waktu untuk istirahat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOTALLY YOURS | JAEMJEN
FanfictionTentang Jergas Tirta Yudha dan Javas Evan Kalandra, baca aja.