———————BATAS SUCI———————
WARNING 🚨‼️
🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Ahh— caine 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘣𝘶𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢.
Makomi bergerak perlahan, membuka kancing kemeja yang dikenakan caine dengan perlahan, matanya menatap pemandangan di depannya tanpa berkedip.
Sebuah dada telanjang yang indah, dengan puting merah muda yang menggoda, lekuk tulak selangka yang membentang cantik, ditambah lagi sebuah perut rata yg sempurna. Makomi, benar-benar ingin merusaknya.
Tangan makomi meraba dengan lembut permukaan dada caine, jemarinya bergerak mengelus perut rata tersebut dengan tatapan memuja. Rasanya makomi ingin bersujud sekarang, sekarang juga tapi ia takut akan melukai sosok di bawahnya.
𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 makomi 𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘣𝘶-𝘨𝘦𝘣𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢.
Benar, kan?
Caine bukan miliknya, namun Caine akan tetap dianggap menjadi ibu bagi anak seorang Arion mikazuki. Namun apa salahnya jika ia begitu mendamba? Apa salahnya jika hatinya selalu berharap caine akan memilih dirinya?
Makomi 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢.
“Mnhh—”
Ah, satu rintihan manis itu berhasil menarik makomi dari titik lamunannya. Ia tersenyum tipis, lalu membiarkan tangannya kembali bergerak, menuju sebuah gundukan di antara celana caine yang sudah menegak entah sejak kapan.
Makomi, melepaskan celana yang dikenakan Caine dengan perlahan, disusul dengan celana dalamnya. Makomi kemudian hanya bisa membatin takjub. Caine yang sedang tak berbusana itu benar-benar sebuah mahakarya yang harus diabadikan untuk disimpan selamanya. Makomi kemudian merangkak ke bawah, kedua tangannya mencengkeram erat dua paha dalam caine, menahan agar kaki tersebut tetap terbuka lebar.
“Gila cantik banget, kayak lonte,” bisik makomi.
Sayang sekali caine tidak mendengarnya, sosoknya masih nampak larut dalam euforianya sendiri.
Makomi, kembali merangkak ke atas, menangkup wajah manis sosok pemuda di bawahnya kemudian meraup bibir ranum tersebut. Menciumnya dengan lembut namun terkesan menuntut, bibirnya bergerak lihai mengabsen seluruh deret gigi dan langit-langit mulut caine, lidahnya bergerak cepat, membelit lidah yang lainnya dengan gerakan yang tak amatiran sama sekali.
Lelehan saliva mengalir dari mulut caine, ia kewalahan— tak pernah menyangka jika makomi benar-benar mampu memegang kendali dalam ciuman ini.
Nafasnya sudah mulai putus-putus, maka dengan tenaganya yang lemah, Caine hanya bisa menepuk-nepuk dada telanjang makomi.
𝘈𝘩, 𝘢𝘩, 𝘢𝘩— 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶. Caine 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢.Tangan makomi beralih, yang awalnya mencengkram rambut caine dengan kasar itu, kini menuju leher mulus tersebut. Mencekiknya dengan kuat, memaksa sosok caine mendongak, selagi ia memasukkan batang kemaluannya pada lubang anal caine secara keras dalam sekali hentakan.
Caine, terbatuk hebat, mulutnya terbuka lebar dengan benang saliva yang terus menganak-sungai dari dagu menuju lehernya. Pasokan oksigennya benar-benar terbatas.
“AKHHH!” Caine, menjerit saat benda besar dan padat tiba-tiba saja memasuki lubang analnya.
Tanpa persiapan, tanpa pemanasan, bahkan tanpa pelumas. Ini menyakitkan sekali, di tengah perjuangannya yang sedang mempertahankan kesadaran dan nafasnya, Caine hanya mampu menangis.
“Ah anjing! Sempit banget!”
Untuk pertama kalinya, Caine mendengar sosok makomi mengumpat.
tangannya yang menganggur mencengkram pinggang kecil Caine dengan kuat, setelah itu ia menghentakkan pinggulnya dengan cepat, menggagahi lubang caine tanpa ampun, bahkan tak peduli jika sosok di dalam genggamannya tersebut sedang berjuang sendiri karena cekikannya yang tak manusiawi.
“Ahhh! Uhuk— ahhh! Angghhh! K—kecepeta— anghhh!” caine, sudah tak tahu lagi bentukannya seperti apa, hanya terus menangis, mendesah dengan kepala yang mendongak dan mata yang memutih karena kenikmatan dan rasa sakit yang menyatu itu kini secara bersamaan diterima olehnya.
“Perek tuh cuma muasin, mana ada hak buat ngomong!” makomi, mengeraskan cekikannya pada caine, sampai-sampai Caine menggelinjang hebat dan panik secara bersamaan. Di saat nafasnya yang nyaris terputus, bagian bawahnya justru dimanjakan sedemikian rupa oleh makomi, sehingga ia hanya mampu kejang ringan di posisinya sekarang.
Air liurnya membasahi sprei di bawahnya, ia menangis, merengek meminta ampun tetapi makomi tak bergeming. Sosok lembut yang biasa dikenalnya tersebut bak binatang buas yang saat ini sedang mabuk-mabuknya saat mendapatkan mangsa.
“AHHH! AHHHH—! S—STOP!” Caine, berteriak bak orang gila. Suaranya sampai serak, entah karena teriakannya atau karena lehernya yang dicekik saat ini juga.
Makomi sendiri, sedang larut dalam dunianya. Desahan beratnya terus-menerus keluar, ia benar-benar merasa melayang, saat pada akhirnya ia bisa berada di posisi ini, menerima sensasi saat penisnya diapit kuat oleh lubang surgawi yang selalu didamba-dambanya.“Ahhh! Ahhh!! A—aku mau keluar—hnggggh!” Caine , disela batuknya kembali mendesah kacau.
Pikirannya saat ini tak bisa berfungsi dengan benar. Hanya ada satu nama saat ini, yaitu nama makomi. Namanya memenuhi otak caine.
“Ahhh— anjing enak banget! Ahhh!” makomi, sesekali menampar bongkahan pantat Caine dengan kuat, tak menyangka, efek alkohol dari club yang ia datangi tadi sore ternyata berdampak sampai membuat ia bilang kendali seperti ini.
Suara tamparan antara kulit yang saling bertabrakan memenuhi kamar itu, suara Caine habis, hanya tersisa rintihan lirih yang nyaris tak terdengar. Sosoknya sudah melemah baru-baru ini, pasokan oksigennya benar-benar dibatasi oleh makomi, sehingga ia nyaris kehilangan kesadarannya.
Tak berselang lama kemudian, caine mengeluarkan cairannya sampai memenuhi sprei di bawahnya kemudian disusul oleh makomi, yang menembakkan cairan spermanya ke dalam lubang anal caine, banyak dan itu memenuhi caine sampai Caine merasa cairan itu bahkan masuk ke dalam perutnya.
Makomi, melepaskan cengkeramannya pada leher caine, mencabut penisnya yang masih tertanam di sana lalu menatap sosok caine yang terjatuh lemah tak berdaya di depannya.
Caine terbatuk hebat, mengais-ngais oksigen semampunya, lehernya terdapat memar merah keunguan yang mencetak bentuk tangan makomi dengan sempurna.
Sakit— 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 makomi.
÷×+
JANGAN LUPA VOTE YAHH ♥️♥️🔥🔥
yg kemarin request wleowleonga dipanjangin semoga sudah bisa tidur nyenyak yahh ♥️♥️‼️‼️
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY (End)
Random#makocaine #rioncaine DISCLAIMER!!! ini tentang makocaine dan rioncaine *Karena disetiap universe, tetap rion Kenzo pemenangnya. -------------------------------------------------------------- tentang Caine yg diusir dari tnf diakibatkan kesalahpaha...