part10

99 15 3
                                    

Tak butuh lama mereka akhirnya Sampai di rumah sakit setelah memikirkan mobil Angkasa menggendong Kaila dan saat masuk ada suster, Kaila langsung dibawa ke ruang IGD, diluar Angkasa menunggu dengan cemas.

"Duduk Sa," Kata Willy yang sedari tadi melihat Angkasa mundar-mandir.

"Gue khawatir banget Wil," Ucap Angkasa.

"Gue engga sanggup liat Kaila nahan sakit, kalo boleh bisa engga rasa sakitnya dipindahin ke gue aja,"

"Kaila cewek yang kuat Sa, lo tau itu kan Sa," Ujar Eza.

"Aku sedih liat Kaila masuk rumah sakit," Kata Tasya.

"Aku pengen liat Kaila yang ceria, aku engga suka liat dia yang kaya ginih,"

"Aku jadi takut apa yang Kaila bilang di UKS
jadi kenyataan," Ucap Ly.

"Aku belum siap untuk kehilangan Kaila." Ujar Devi.

Tak lama dokter keluar Angkasa menghampiri dokter yang bernama Wisnu itu. "Gimana dok keadaan Kaila?" Tanya Angkasa.

"Seperti yang kamu tau, penyakit lambungnya  saat ini sedang tidak baik dan pasien sepertinha terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang pedas," Jawab dokter Wisnu.

"Karena tubuh pasien terlalu lemah, pasien harus dirawat disini untuk beberapa waktu,"

"Baik dok, terimakasih," Kata Angkasa.

"Gue titip Kaila dulu, mau nelpon bundanya dulu."

Setelah itu Angkasa menelpon bunda Kaila Angkasa merasa gagal menjaga Kaila padahal selama disekolah Kaila tidak makan pedas, karena Angkasa selalu melarang dan sekarang lambungnya kumat karena Kaila terlalu banyak makan pedas.

"Halo, Bunda Assalammualaikum,"

"Waalaikumsalam, ada apa Sa?"

"Bunda, Kaila masuk rumah sakit, sekarang Sa sama yang lain ada di rs,"

"Astaghfirullah, rumah sakit mana Sa, bunda kesana sekarang,"

"Medika jakarta bund,"

"Bunda titip Kaila, bunda otw kesana makasih ya Sa, bunda tutup Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam Bunda."

Setelah mengabari Bunda Angkasa menghampiri yang lain, menghela napas hanya itu yang bisa Angkasa lakukan, dirinya tidak tau harus apa jujur Angkasa sangat takut sekali jika Kaila pergi.

"Tuhan, ambil apapun dari gue asal jangan Kaila," Kata Angkasa.

"Gue masuk duluan ya,"

"Iyah Sa, kita tunggu disini ya."

Angkasa masuk kedalam dan duduk di kursi menatap Kaila dengan tatapan sendu, selang infus yang menempel di tangannya membuat Angkasa sedih melihatnya, kini Angkasa tidak dapat melihat senyum ceria Kaila.

"Sayang, bangun yuk aku disini," Ucap Angkasa sambil mengusap tangan Kaila.

"Kamu mimpi apa kayanya indah sekali ya, sampe aku dicuekin ginih,"

"Ayo buka mata kamu, aku pengen liat kamu yang  ceria aku pengen liat senyum kamu."

Tidak ada Jawaban Kaila masih setia menutup matanya, sungguh Angkasa tidak ingin melihat Kaila yang seperti ini, Tuhan sudah mengambil kebahagiaan yang seharusnya dia dapatkan dari keluarganya dan Angkasa tidak ingin Tuhan mengambil kebahagiaannya karena Kaila dia bisa merasakan arti kebahgiaan.

Angkasa mengingat kenangan saat bersama Kaila senyum Kaila yang selalu membuatnya bahagia, apalagi di bawah langit yang berwarna oren selain menyukai bunga mawar Kaila suka dengan senja.

BUNGA MAWAR TERAKHIR UNTUK KAILA(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang