𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠

400 27 0
                                    

𝑩𝒖𝒈𝒉

𝑩𝒖𝒈𝒉

𝑩𝒖𝒈𝒉

Terlihat seorang cowok tengah menendang tubuh korbannya yang berusaha melindungi kepalanya dari tendangan tersebut. Raut wajah marah terlihat jelas dari urat lehernya yang menonjol.

Berkali-kali terdengar suara memohon dari cowok yang menjadi korbannya itu, tetapi sama sekali tak di pedulikannya.

" Gar, udah! " tiba-tiba Liam datang dan segera menghentikan Algara yang terus menendang tubuh Aksara yang nyaris tidak bergerak.

Algara mendengus kasar. Ia menghentikan aksinya lalu menatap Aksara yang sedang meringkuk memegangi perutnya. Tubuh cowok itu bergetar, seragamnya terlihat kotor akibat bekas jejak sepatu milik Algara.

Tapi Algara sama sekali tidak merasa kasihan sedikit pun melihat keadaan Aksara yang seperti itu. Kalau Liam tidak datang tadi, mungkin saat ini ia masih menyiksa Aksara.

Berbeda dengan Liam yang menatap Aksara prihatin, tapi ia tidak bisa membantunya karena Algara pasti akan melarangnya.

" Mending balik ke kelas, bentar lagi bel, " ujar Liam mengalihkan perhatian Algara yang masih menatap tajam Aksara.

Algara mengangguk lalu mereka berdua pun berlalu pergi dari tempat itu. Meninggalkan Aksara yang masih belum bisa mengendalikan tubuhnya yang terus bergetar.

Tubuhnya terasa remuk semua. Ia memejamkan matanya erat menahan sakit yang dirasakannya saat ini. Bulir bening turun dari matanya yang terpejam.

AKSARA'S TEARS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang