𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟕

137 16 1
                                    

Aksara sudah bersiap-siap akan pergi kerumah Cakra. Ia ingin mengajak Arsel pergi ke suatu tempat, mumpung hari libur. Dengan wajah cerah Aksara melajukan motornya menuju rumah Cakra.

Sesampainya disana, Aksara mengirimkan pesan pada Cakra sambil menunggu di atas motor. Tak lama kemudian Cakra muncul bersama Arsel. Aksara lekas turun dari motor dan melangkah mendekati gerbang rumah.

" Bentar, " ujar Cakra sembari membuka kunci gerbang.

Setelah gerbang dibuka, Aksara langsung meraih tangan Arsel dari Cakra.

" Makasih, " ucap Aksara sambil menggendong Arsel.

Cakra mengangguk, " Gimana, aman kan? Lo bisa cek kalau gak percaya. Gue jamin, Arsel gak ada lecet sama sekali. " ucapnya sambil menaik-turunkan alis.

" Iya gue percaya, " sahut Aksara malas. Lalu segera berbalik menuju motornya.

" Gue pergi! " seru Aksara dari atas motor yang sudah menyala. Arsel ia letakkan di depannya.

Cakra mengacungkan jempolnya. Lalu Aksara pun mulai melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Cakra.

*****

Aksara membawa motornya menuju wahana  permainan anak-anak. Sudah lama ia tidak membawa Arsel kesana semenjak satu tahun belakangan ini, tepatnya saat Arsel masih berusia 1 tahun. Setelah membayar uang masuk, penjaga disana memberikan sepasang kaos kaki untuk Arsel, lalu Aksara pun membawanya masuk.

Aksara memasangkan kaos kaki pada Arsel, setelah itu barulah ia melepas Arsel untuk menjelajahi wahana permainan tersebut. Terlihat Arsel melangkah menuju tempat pemandian bola. Bocah itu terlihat senang sambil meluncur masuk kedalam bola-bola kecil tersebut. Pandangan Aksara tak lepas sedetik pun dari putranya itu. Ia terus mengawasi setiap pergerakan Arsel yang terlihat lincah dan aktif. Berjalan menghampiri satu-persatu permainan yang tersedia disana.

Saat tengah fokus mengawasi Arsel, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Aksara refleks menoleh ke orang itu, seorang perempuan muda yang terlihat seumuran dengannya. Perempuan itu mengulas senyum padanya.

" Hai! " sapanya sambil melambaikan tangannya.

" Oh, hai. " sahut Aksara datar.

" Kayaknya kita seumuran, deh. Boleh kenalan? " ujar perempuan itu sambil menjulurkan tangannya ke arah Aksara.

" Aku Lusi. Kalo kamu? "

" Aksara, " balas Aksara sambil menjabat tangan Lusi.

" Umm.. Aksara! "

" Ya? " sahut Aksara.

" Kamu kesini sama siapa? "

" Sama.. " Aksara menggantung ucapannya karena ragu akan menjawab bahwa ia datang bersama anaknya.

" Sama? " beo Lusi.

" Sama keponakan gue, " jawab Aksara akhirnya. Ia merutuk dalam hati merasa berdosa karena tidak menganggap Arsel anaknya.

" 𝘔𝘢𝘢𝘧𝘪𝘯 𝘈𝘺𝘢𝘩, 𝘚𝘦𝘭. " batinnya.

Lusi manggut-manggut mengerti.

" Emang Mamanya kemana? Kok bisa sama kamu? " tanyanya lagi.

Aksara terdiam sejenak sambil berusaha memutar otak untuk mencari alasan. Agak lama ia berpikir agar bisa memberi jawaban yang tepat, karena Aksara tidak ahli dalam mengelabuhi orang.

" Mm.. karena.. Mamanya pergi acara! " jawab Aksara antusias agar terlihat meyakinkan. Alih-alih terlihat meyakinkan, Aksara justru terlihat gugup.

Lusi kembali mengangguk percaya.

AKSARA'S TEARS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang