𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏

346 22 4
                                    

Aksara melajukan motornya ke sebuah kompleks. Ia memarkirkan motornya di depan bangunan yang lumayan besar. Tertulis ' CENDEKIA SEJAHTERA BABYSITTER ' di plang yang terpajang di bangunan itu.

Ia segera memasuki bangunan tersebut dan langsung di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang menjadi salah satu pengasuh di Daycare, tempat penitipan anak tersebut.

Wanita paruh baya yang bernama Ibu Dahayu itu menyambut Aksara dengan hangat. Ia sudah sangat mengenal Aksara. Mengingat laki-laki itu sudah 2 tahun menitipkan Arsel di tempat ini. Arsel adalah anak Aksara.

" Mau ambil Arsel kan, Ra? " tanya Ibu Dahayu basa-basi. Karena sudah pasti jika Aksara kesini karena mau mengambil anaknya.

" Iya, Bu. " jawab Aksara sekenanya.

" Kalau gitu duduk dulu. Biar saya panggilkan Arsel, " ucap Ibu Dahayu lalu berlalu dari hadapan Aksara.

Sedangkan Aksara langsung duduk di salah satu kursi yang tersedia disana. Ia menatap jam tangannya, pukul 16.30.
Sepulang sekolah tadi ia langsung menuju kesini. Bahkan seragamnya saja masih terlihat sangat kotor akibat ulah Algara.

Tapi ia tak mempedulikannya. Yang penting ia akan segera bertemu dengan putranya. Ia tidak ingin terlambat menjemput Arsel yang baru berusia 2 tahun itu.

Tak lama kemudian, Ibu Dahayu pun kembali dengan membawa Arsel yang memakai tas di punggungnya. Wajahnya sangat tampan persis seperti Aksara. Anak laki-laki itu tersenyum ke arah Aksara lalu berhambur memeluknya.

" Ayaahh! " teriak Arsel girang. Ia terlihat seperti orang sudah tidak bertemu setahun saja.

Aksara pun terkekeh melihat tingkah putranya itu. Ia lalu menggendong Arsel.

" Terimakasih ya, Bu, sudah menjaga Arsel hari ini. Kami pamit pulang dulu, "
ucap Aksara.

" Iya, Ra. Hati-hati pulangnya, jangan ngebut-ngebut, kasian Arsel nya."

Aksara segera mengangguk lalu berlalu pergi. Ia meletakkan Arsel di bagian tengki motornya yang berada di depan. Lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Aksara tiba di apartemennya saat langit mulai senja. Ia segera menggendong Arsel masuk kedalam. Lalu ia meletakkan Arsel di kamarnya. Setelah itu barulah ia membersihkan dirinya. Sedangkan Arsel sendiri sudah mandi saat berada di Daycare tadi.

Aksara keluar dari kamar mandi, ia memakai baju kaos berwarna putih dengan celana panjang hitam. Lalu ia berjalan menuju kamarnya yang terdapat Arsel. Anak itu sedang bermain mobil-mobilan.

Aksara mendekati Arsel yang tengah mengoceh sambil memainkan mobil-mobilan nya.

" Arsel.." panggil Aksara.

Arsel segera menoleh ke arah Aksara.
" Ayah, ayo ain! " ucap Arsel sambil mengacungkan mobil-mobilan nya pada Aksara.

Aksara tersenyum, lalu berjongkok di hadapan Arsel.
" Nanti mainnya ya, kita makan malem dulu. " ucap Aksara sambil meraih tangan mungil Arsel.

Anak itu menurut lalu mengikuti langkah Aksara menuju dapur. Tadi sebelum kesini ia sempatkan untuk membeli makanan. Aksara menaikkan tubuh Arsel ke kursi lalu ia duduk di sampingnya.

Ia membuka penutup kotak nasi tersebut. Didalamnya terdapat nasi putih dan ayam kecap. Lalu ia menyuapi Arsel dengan hati-hati. Setelah selesai menyuapi Arsel, kini giliran Aksara yang makan.

Setelah makan, Aksara menemani Arsel bermain sebentar. Hingga akhirnya bocah itu terlelap dengan sendirinya, barulah ia memindahkan Arsel ke kasur.

Kini Aksara sudah berada di kamarnya bersama dengan Arsel yang sudah terlelap. Aksara menatap gemas wajah Arsel yang tampan dan pipinya yang gembul. Ingin sekali rasanya ia menggigit pipi anaknya itu.

AKSARA'S TEARS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang