𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟒

171 14 3
                                    

𝐾𝑟𝑖𝑛𝑔𝑔 𝑘𝑟𝑖𝑛𝑔𝑔

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, seluruh murid SMA Agnubrata berhamburan keluar kelas, membentuk lautan manusia. Mereka berjalan berdesak-desakan untuk segera  keluar dari gerbang sekolah, tak terkecuali Algara. Dia berjalan paling depan bersama Rachel, sementara ke empat temannya mengikuti di belakang.

" Kamu mau langsung pulang atau mampir ke tempat lain dulu? " tanya Algara pada Rachel.

" Langsung pulang aja, " jawab cewek itu.

Algara tidak membalas lagi dan langsung menuju tempat parkir. Menaiki motornya sembari memakai helm full face-nya. Lalu memberikan helm pada Rachel.

" Lo semua duluan aja. Gue mau nganterin Rachel dulu, " ujar Algara pada ke empat temannya dan langsung di angguki oleh mereka.

" Jangan ngaret lo, Gar. " seru Sean. Algara mengacungkan jempolnya lalu mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Rachel memeluk pinggang Algara sambil menyandarkan kepalanya di punggung cowok itu. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah Rachel. Rachel segera turun dari motor dan mengembalikan helm nya.

" Makasih ya, Gar. "

" Gak perlu makasih, kayak sama siapa aja. "

Rachel tersenyum, kemudian Algara pamit dan segera berlalu dari sana. Setelah cowok itu menghilang dari pandangan, Rachel kemudian mulai memasuki halaman rumahnya. Ia berjalan ke arah taman yang berada di belakang rumahnya.

Ia duduk di kursi yang tersedia disana, sambil memandang tanaman bunga yang terawat dengan indah. Rasanya ia malas untuk masuk ke rumahnya. Rumah yang besar namun sepi seperti kuburan. Kedua orang tua Rachel adalah pekerja kantoran yang sangat sibuk dan jarang meluangkan waktunya untuk putri semata wayang mereka.

Itulah sebabnya Rachel selalu merasa kesepian, membuat ia sering menghabiskan waktunya di sebuah club. Tapi itu dulu, sebelum dirinya mengenal Aksara. Setelah mengenal Aksara, Rachel sedikit-sedikit mulai berubah dari kebiasaan buruknya itu.

𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬

𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩. 𝘙𝘢𝘤𝘩𝘦𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘱𝘰𝘳𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴, 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘫𝘶𝘢𝘳𝘢 1 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴.

𝘈𝘬𝘴𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘱𝘶𝘬-𝘯𝘦𝘱𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘤𝘩𝘦𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳. 𝘉𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪, 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘙𝘢𝘤𝘩𝘦𝘭 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘤𝘢𝘩. 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘈𝘬𝘴𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘪𝘵𝘶.

𝘈𝘬𝘴𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘳𝘪𝘴𝘪𝘩, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘱𝘦 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘵𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶, 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬.
𝘐𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘤𝘩𝘦𝘭, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘨𝘢. 𝘈𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘤𝘦𝘸𝘦𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘳𝘦𝘥𝘢.

AKSARA'S TEARS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang