🔞‼️
Pagi cerah di hari Sabtu. Sean terbangun jam 07.00, Jadwal untuk berangkat ke Gunung Fury yaitu di jam 08.00. Sean segera bergegas mandi dan menyiapkan peralatan-peralatan untuk dibawa ke sana.
Oh iya rundown disana tu Sean dan yang lain pulang pada Minggu siang. Jadi mereka nginep semalam di sana.
Jam sudah menunjukan pukul 7.40, Sean bisa saja terlambat. Setelah selesai semua, Sean pun berniat memesan ojol dan menunggu di depan rumah. Saat sedang mencari driver, terdapat satu pria yang mendekat ke rumah Sean, mengenakan motor nya. Laki-laki itu, ka Reza. Terlihat wajah ka Reza terdapat beberapa memar, bekas berkelahi kemarin.
"Ayo berangkat" Kata ka Reza.
"Hah? gausah, gua naik ojol"
"Lo udah di kasih yang gratis malah nolak. Liat ni muka gua, dan lo masih punya hutang sama gua, gara-gara lo gua jadi hukum sama pak Syarif kemarin"
"Eh apaan lo, gua kan ga minta tolong sama lo kemarin"
"Bawel lo, udah cepet naik"
"Gua gamau"
"Lo mau telat?"
Dengan terpaksa Sean pun menerima ajakan itu. Di perjalanan ka Reza bilang kepada Sean.
"Pegangan, gua mau ngebut"
"Ga" Ketus Sean.
Selang beberapa detik, ka Reza tiba-tiba meng gas motor nya hingga reflek aku memeluk tubuh nya.
"Ihh. Apaansih, Ka" Omel Sean ke ka Reza.
"Udah gua suruh pegangan, kan" Jawab ka Reza.
Akhir nya mereka sampai di sekolah dengan waktu yang mepet, terlihat 1 bus besar sudah berada di lapangan sekolah.
Ka Reza langsung memarkirkan motor nya. Lalu tiba-tiba, kakel anggota PMR yang Sean lihat waktu itu datang menghampiri mereka berdua. Fano, Fano Galindro.
Datang-datang Fano memberikan ekspresi wajah seperti marah kepada Sean.
"Pagi, Za. Yuk kita ke barisan" Kata ka Fano dengan senyum nya.
"Kok kaya boti sih, apa dia uke nya ka Reza?" Batin Sean.
"Gausah, gua sama Sean" Jawab ka Reza.
Melihat itu, Sean tak pikir panjang langsung berjalan pergi meninggalkan mereka berdua. Males drama ah kata Sean mah.
"Eh, Yan. Tungguin gua dong" ka Reza terlihat berjalan mengejar Sean.
"Ihh, Zaa" Ka Fano pun menyusul ka Reza yang mengejar Sean.
Setelah sampai di barisan, Sean menyapa Aksa yang sudah ada disana. Dan masih banyak siswa lain nya yang Sean belum terlalu kenal.
Singkat nya semua siswa pun masuk ke dalam bus, Sean duduk di kursi A8. Lalu saat Aksa ingin menghampiri Sean untuk duduk di sebelah nya, kursi itu terlebih dahulu di tempatkan oleh Ka Farel, Farel Giovarno. Ketua PMR waktu itu.
"Gua duluan, Lo cari bangku lain sana, Sa" Kata ka Farel.
Aksa yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa, Aksa pun duduk dibelakang kursi Sean, A9. Saat itu Sean terlihat risih dan takut, Beberapa saat kemudian ka Farel mulai pembicaraan.
"Hi, lo Sean kan? Soal kem-"
Tiba-tiba datang Ka Reza yang Barru masuk Bus, memotong perkataan ka Farel.
"Minggir, Lo kan tau setiap kursi di bus ini harus di tempatin satu anak PMR dan satu anak OSIS, mau gua bilangin pembina?"
Jadi pembina PMR dan OSIS sepakat untuk membuat tempat duduk setiap 2 kursi itu di tempatkan oleh anak PMR dan OSIS, jadi selang seling. Katanya sih biar membangun kerja sama tim, karna disana emang padat banget, jadi kerja sama antara OSIS dan PMR itu harus kuat.