Setelah Aleena dan para komplotan nya sudah dibawa oleh pihak polisi, Sean dan yang lain nya memutuskan untuk pulang dan singgah dirumah Ka Reza.
"Plis-plis ceritain, Ka" Rengek Aksa sedaritadi.
"Iya, nanti kita berdua ceritain dirumah Reza" Jawab Ka Akbar.
Sedangkan Sean, dia terus mengkhawatirkan kondisi Ka Reza, memeriksa seluruh badan Ka Reza memastikan tak ada yang luka parah.
Hanya ada beberapa memar serta luka di wajah dan tubuh Ka Reza dan Ka Akbar, Aksa bukan nya mengkhawatirkan kondisi Ka Akbar, dia malah terus menanyakan kejadian yang terjadi.
"Kamu nih, liat muka Kaka. Pentingan mana coba" Ucap Ka Akbar.
"Hehe"
Akhir nya mereka ber empat pun pergi dari sana, Sean di bonceng oleh Ka Reza, sedangkan Aksa dan Ka Akbar membawa motor sendiri.
Di perjalanan, Aksa tak henti-henti meminta Ka Akbar untuk memberitahu nya sedikit tentang kejadian tadi. Sean dan Ka Reza hanya terkekeh melihat mereka.
"Nanti, Sayangg"
"Sekarang ajaaa"
"Ih"
"Spill dikit aja, Kaa"
"HAHAHAHA"
Singkat nya, mereka ber empat telah sampai dirumah Ka Reza. Di dalam, ternyata Ibu dan Bapak Ka Reza tak ada disana, mereka chat Ka Reza mengatakan bahwa mereka sedang menjenguk nenek Ka Reza yang sedang sakit lagi.
Mereka ber empat pun berniat nginap disana. Dan mereka segera membersihkan diri mereka, Sean, Aksa dan Ka Akbar meminjam baju Ka Reza.
Setelah sudah semua, mereka semua berkumpul di atas kasur Ka Reza. Terlihat Sean sedang mengobati luka-luka serta memar Ka Reza, sedangkan Aksa, bercanda untuk tidak mau mengobati Ka Akbar sebelum Ka Akbar menyepill cerita tadi sedikit.
"Ihh, Aksa. Kasian tuh Ka Akbar" Saut Sean sambil terkekeh.
"Tau ni, hum" Pasang muka melas Ka Akbar.
"Heuu iya iya, awas abis ini ga diceritain"
Akhir nya, Ka Reza dan Ka Akbar menceritakan semua cerita nya dari awal kepada Sean dan Aksa. Setelah mendengar semua cerita nya, mereka berdua sangat terkejut, tidak menyangka, sekaligus bangga dengan para suami nya itu.
Singkat cerita, jam menunjukkan pukul 20.15, Ka Reza mengajak mereka untuk pergi ke pasar malam di dekat sana. Mereka pun setuju dengan ide itu.
Sesampai nya mereka di pasar malam itu, terlihat suasana yang sangat ramai dengan wahana-wahana dan stand-stand makanan. Sean dan Aksa yang melihat banyak jajanan segera berlari meninggalkan Ka Reza dan Ka Akbar di parkiran untuk melihat-lihat lebih dekat.
"Kumat udah" Ucap Ka Reza.
"Tau, maen tanggal-tanggal aja" Saur Ka Akbar.
Mereka berdua pun menyusul Sean dan Aksa yang sudah menunjuk-nunjuk jajanan yang mereka mau.
"Itu, ituu"
"Beli, Beli beli"
Rengek Sean dan Aksa.
"Iya-iya ayo"
Belum beberapa menit disana, tangan Sean dan Aksa sudah dipenuhi banyak jajanan. Mereka berdua mengobrol-ngobrol sambil menikmati jajanan mereka, sedangkan Ka Reza dan Ka Akbar hanya menjaga nya dari belakang.
"Ihh batagor, mintaa. Tukeran sama cimol nii"
"Ahh, Emohh"
"Ihh Aksaa"
"Kasih, Saa" Ucap Ka Akbar dari belakang.
"Yaudah ni satu, tapi ini gua semuanya" Rebut Aksa semua cimol Sean sambil berlari.
"AKSAA" Kejar Sean.
"HAHAHAHA"
Mereka ber empat sangat bersenang-senang malam itu, menaiki wahana demi wahana yang ada disana, menikmati suasana malam yang sangat indah. Ditambah mereka berada di sisi satu sama lain.
"WAAAAAA"
"WUHUUUUUU"
"SERUU BANGETT WMWAHAHAH"
"AAA UDAHH, TAKUTT. TINGGI BANGETT"
"AHAHAHAHHAHHAAA"
Setelah puas bermain-main, mereka berempat berniat untuk pulang. Terlihat Sean dan Aksa yang sangat senang malam ini, berjalan menuju parkiran dengan jalan lompat tali dengan kedua tangan di rentangkan. Ka Reza dan Ka Akbar hanya terkekeh gemes melihat tingkah mereka berdua.
Mereka pun pergi dari pasar malam itu. Di perjalanan, Sean dan Aksa berdiri dari kursi penumpang dan berteriak sambil merentangkan tangan mereka. Lagi-lagi Ka Reza dan Ka Akbar hanya terkekeh dengan tingkah mereka.
TBC